Kuatnya Daya Beli Masyarakat Dorong Kinerja Pasar, Reksadana Ini Kinclong

Abdul Malik • 02 Feb 2022

an image
Pedagang sayur melayani pembeli di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Selasa (2/1). Rilis data inflasi Januari 2022 yang diprediksi stabil akan menopang penguatan kinerja pasar saham dan obligasi hari ini, sehingga mendongkrak kinerja reksadana berbasis saham dan pendapatan tetap. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Reksadana berbasis pendapatan tetap dan saham berpeluang menguat karena rilis inflasi Januari 2022 yang diperkirakan relatif stabil di 2,1 - 2,3 persen

Bareksa.com - Analisis Bareksa menilai, menjelang rilis data inflasi per Januari 2022 yang diproyeksikan masih cukup stabil, mayoritas reksadana pendapatan tetap menguat. Hal ini ditunjukkan dari kenaikan Indeks Harga Obligasi Indonesia (ICBI) yang naik sekitar 0,11 persen pada awal pekan ini. 

Selain itu, minat investor terhadap Surat Berharga Negara (SBN) jenis Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI021 yang saat ini sedang ditawarkan juga semakin meningkat. Nilai total pemesanan sudah mencapai sekitar 61 persen dari target awal penerbitan, hanya dalam waktu sepekan.

Berdasarkan data id.investing.com (diakses 31/01/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 6,5 persen pada 31 Januari 2022.

Di sisi lain, menutup bulan Januari, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,2 persen di level 6.631,15 karena beberapa hari sebelumnya cenderung menguat. Namun jika dilihat dalam sebulan terakhir, IHSG tercatat membukukan kinerja positif sekitar 0,75 persen dan menopang kinerja reksadana saham dan reksadana indeks. 

Menurut analisis Bareksa, positifnya kinerja pasar saham sepanjang Januari 2022 didorong masuknya aliran dana asing sekitar Rp7.2 triliun. Kinerja pasar Saham pada Januari 2022 membaik dibandingkan Januari 2021 yang negatif hampir 2 persen.

Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa​

Di tengah potensi penguatan pasar obligasi dan pasar saham, investor dengan profil risiko moderat dan agresif bisa mempertimbangkan beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks berkinerja kinclong berikut ini : 

Imbal Hasil 3 Tahun (per 31 Januari 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A : 30,29 persen
RHB Fixed Income Fund 2 : 29,58 persen

Imbal Hasil 6 Bulan (per 31 Januari 2022)

Reksadana Saham

BNI-AM Inspiring Equity Fund : 10,93 persen
Schroder Dana Prestasi Plus : 10,34 persen

Reksadana Indeks

Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund : 20,73 persen
Principal Index IDX30 Kelas O : 14,07 persen

Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO

***

Bareksa's Investor Navigator

Reksadana 

Analisis Bareksa memprediksi pada perdagangan hari ini (2/2/2022) reksadana berbasis pendapatan tetap dan saham berpeluang menguat karena adanya sentimen inflasi bulan Januari 2022 yang akan rilis pada siang ini dengan angka yang diperkirakan relatif stabil di 2,1 - 2,3 persen secara tahunan. 

Hal tersebut menandakan daya beli masyarakat masih cukup kuat yang akan menopang kinerja reksadana saham dan pendapatan tetap hari ini.

Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi

Investasi Sekarang


(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.