
Bareksa Insight - Nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah sudah menguat sekitar 3% sepanjang tahun 2025, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global. Investor bisa melakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko kurs dengan berinvestasi di reksadana Dolar (USD).
Kebijakan tarif baru Presiden Donald Trump terhadap impor dari China menjadi salah satu faktor ketidakpastian. Langkah tersebut berpotensi memicu kembali perang dagang AS–China, yang pada gilirannya menciptakan volatilitas di pasar saham dan komoditas. Permintaan global terhadap aset berdenominasi Dolar AS pun meningkat.
Sepanjang tahun 2025 hingga 14 Oktober, nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah sudah menguat sekitar 3% ke Rp16.600 per Dolar AS, dibandingkan Rp16.100 di awal tahun. Indeks Dolar (DXY) juga sudah menguat ke level 99, yang menandakan penguatan terhadap sejumlah mata uang utama dunia.
Dalam kondisi seperti ini, investor Indonesia sebaiknya mulai mempertimbangkan diversifikasi ke reksa dana USD. Instrumen ini bisa menjadi alternatif menarik untuk melindungi nilai aset dari pelemahan Rupiah sekaligus memberikan potensi imbal hasil lebih tinggi dibandingkan deposito Dolar atau valas di bank.
Salah satu pilihan yang direkomendasikan Tim Analis Bareksa adalah STAR Fixed Income Dollar, yang mencatat return 4,35% setahun per 13 Oktober 2025. Reksa dana ini berfokus pada obligasi berdenominasi dolar, baik dari korporasi maupun Surat Berharga Negara (SBN). Strategi ini memberikan keseimbangan antara potensi imbal hasil dan stabilitas, karena portofolionya tersebar di berbagai sektor dan tenor. Dengan penguatan dolar yang berlanjut, potensi capital gain dari aset dolar juga menjadi tambahan daya tarik.
Reksadana USD | Jenis | Return 1 Tahun |
|---|---|---|
STAR Fixed Income Dollar | Pendapatan Tetap | 4,35% |
Mandiri Money Market USD | Pasar Uang | 3,15% |
Sumber: Bareksa, data per 13 Oktober 2025
Bagi investor yang lebih berhati-hati terhadap fluktuasi harga obligasi, alternatif lain adalah Mandiri Money Market USD, dengan return 3,15% setahun per 13 Oktober 2025. Reksa dana pasar uang ini menempatkan dana pada instrumen pasar uang jangka pendek berdenominasi dolar, seperti deposito dan surat berharga dengan jatuh tempo di bawah satu tahun. Selain risikonya lebih rendah, potensi imbal hasilnya tetap lebih tinggi dibandingkan dengan deposito valas biasa di bank yang bunganya di kisaran 1% per tahun, sebelum pajak.
Kombinasi dua produk ini—STAR Fixed Income Dollar untuk potensi hasil jangka menengah, dan Mandiri Money Market USD untuk stabilitas jangka pendek—bisa menjadi strategi defensif yang optimal di tengah ketidakpastian global. Jangan lupa untuk sesuaikan profil risiko dan tujuan keuangan kamu sebelum mengambil keputusan berinvestasi.
(Christian Halim/hm)
* * *
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksa dana.