Bareksa Insight Weekly : Pasar sedang Diskon, Saatnya Investasi Reksadana Saham dan Pendapatan Tetap

Abdul Malik • 20 Mar 2023

an image
Ilustrasi investor sedang memantau perkembangan saham Credit Suisse yang terus menurun akibat isu krisis likuiditas, sehingga mengakibatkan gejolak pasar modal global, termasuk Indonesia atau IHSG. (Shutterstock)

Investor bisa memanfaatkan momentum harga yang sedang murah untuk masuk ke reksadana saham dan pendapatan tetap

Bareksa.com - Pasar saham bergejolak tertekan sentimen negatif kebangkrutan Silicon Valley Bank dan Signature Bank di Amerika Serikat (AS), ditambah isu krisis likuiditas Credit Suisse. Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor bisa memanfaatkan momentum harga yang sedang murah untuk masuk ke reksadana saham dan pendapatan tetap, seiring fundamental ekonomi Indonesia yang masih kuat.

Investor bisa mencermati 5 hal berikut ini : 

1. Pasar saham global dan nasional saat ini sedang bergejolak tertekan sentimen negatif bangkrutnya dua bank besar AS, Silicon Valley Bank dan Signature Bank. Hal ini diperburuk dengan pemberitaan soal Credit Suisse yang meminta bantuan likuiditas ke Bank Sentral Swiss.

2. Data inflasi di AS yang dirilis pekan lalu, sesuai dengan ekspektasi pasar di 6%, sehingga mengurangi satu kekhawatiran investor.

Beli Schroder 90 Plus Equity Fund

3. Tim Analis Bareksa menilai penurunan pasar saham global termasuk Indonesia sebaiknya dipandang sebagai kesempatan yang baik untuk mulai masuk ke reksadana saham dan indeks. Sebab IHSG saat ini di kisaran 6.500, merupakan level terendah sejak November 2021. Padahal ekonomi RI masih bertumbuh 5% dan neraca perdagangan terus mencatat surplus.

Sumber : Tim Analis Bareksa

Baca juga : Bareksa Insight Weekly: Ekonomi Solid, Saat Tepat Pilih 5 Reksadana Ini

Beli BNP Paribas Sri Kehati, Klik di Sini

4. Top 5 reksadana saham yang dikelola secara aktif maupun pasif (reksadana indeks) di Barometer Bareksa, memiliki komposisi investasi besar di sektor perbankan. Sehingga jika  kecemasan pasar atas krisis perbankan AS dan Eropa mereda, maka kelima reksadana itu berpotensi bangkit terlebih dahulu.

5. Selain reksadana saham, investor juga disarankan untuk mendiversifikasi investasinya di reksadana pendapatan tetap berbasis Obligasi Negara yang anti gagal bayar. Sebab, ekspektasi imbal hasil (yield) acuan SBN 10 tahun sudah turun dari 7,05% jadi 6,8% sejak berita kebangkrutan Silicon Valley Bank mencuat. Karena itu, reksadana ini juga berpotensi mendulang cuan saat gejolak pasar mereda.

Sumber : Tim Analis Bareksa

Reksadana yang membagikan dividen seperti Trimegah Fixed Income Plan juga dapat menjadi alternatif investasi yang stabil untuk jangka pendek. 

Klik untuk Beli Trimegah Fixed Income Plan

Perlu diingat, investasi mengandung risiko, sehingga Smart Investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.

Baca juga : Bareksa Insight Weekly: Reksadana Saham Berbasis Nikel Berpotensi Cuan Tahun Ini

(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)

* * * 

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas,klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.