Bareksa Flash: Bunga Acuan BI Naik ke 5,5%, Ini Rekomendasi Investasi Reksadana

Hanum Kusuma Dewi • 22 Dec 2022

an image
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (dok. Bank Indonesia)

Reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi masih stabil dan reksadana saham bisa untuk jangka panjang

Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan kembali, sesuai dengan perkiraan pasar. Dampaknya, hal ini bisa menjadi dampak positif pada reksadana dan jadi kesempatan untuk investasi reksadana jangka panjang. 

Bank sentral menaikkan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) sebesar 25 bps menjadi 5,50% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung 21-22 Desember 2022.

"Rapat Dewan Gubernur memutuskan menaikkan suku bunga BI 7 day reverse repo rate sebesar 25 basis poin," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (22/12/2022).

Sementara itu Deposit Facility sebesar 4,75%, dan suku bunga Lending Facility ada di 6,25%.

Sebagai catatan, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 175 bps hanya dalam waktu empat bulan. Tiap kenaikan masing-masing sebesar 25 bps pada Agustus, 50 bps pada September, 50 bps pada Oktober, dan 50 bps pada November. 

Dan dengan kenaikan terakhir ini sudah 200 bps atau 2% dalam lima bulan. Sehingga, ini adalah yang paling agresif sejak 2005.

Bareksa Insight: Investor Nantikan Suku Bunga Acuan BI, Reksadana Ini Bisa Berpotensi

Rekomendasi Investasi Reksadana

Tim Analis Bareksa melihat ke depannya reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi masih akan menarik untuk diinvestasikan. Sebab, harga obligasi korporasi tidak banyak terkoreksi akibat kenaikan suku bunga acuan, berbeda dengan Surat Berharga Negara (SBN). 

Peningkatan suku bunga acuan ini lebih ke upaya Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Sehingga, akan menjadi langkah baik untuk investor asing masuk ke dalam pasar Indonesia ke depan. 

Tim Analis Bareksa melihat investor dapat membeli bertahap atau akumulasi reksadana saham dan reksadana indeks saat ini dengan fokus jangka menengah hingga panjang. Harapannya, target perkiraan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mencapai 7.700-8.000 di semester kedua 2022, dibandingkan 6.800-an saat ini. 

Kinerja Reksadana YTD (21 Desember 2022)

Reksadana Pendapatan Tetap

Syailendra Pendapatan Tetap Premium: +7,47%

Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : +6,29%

Imbal Hasil 1 Tahun (20 Desember 2022)

Reksadana Saham

Mandiri Investa Atraktif Syariah: +10,71%

Reksadana Pasar Uang 

Mega Dana Kas : +4,05%



Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik di Sini

(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.