Berburu Produk Investasi Cuan 9% per Tahun Buat Investor Institusi, Bagaimana Caranya?

Abdul Malik • 08 May 2023

an image
Ilustrasi sejumlah pejabat di investor institusi sedang memasang target kinerja investasinya selama setahun. Bareksa Bisnis bisa jadi alternatif solusi bagi investor institusi untuk berinvestasi aman, nyaman dan cuan. (Shutterstock)

Sejumlah reksadana pendapatan tetap di Bareksa mencatatkan imbal hasil sekitar 3% sekitar 4 bulan terakhir

Bareksa.com - Investor institusi pasti memiliki target investasi tahunan yang mesti direncanakan sejak awal tahun. Karena itu, butuh strategi jitu, agar target investasinya bisa menghasilkan imbal hasil sesuai target. Untuk mencapainya, investor institusi harus cermat memilih produk investasi. 

Daftar Reksadana Pendapatan Tetap

No

Reksadana Pendapatan Tetap

Return YtD (%)

Return 1 Tahun (%)

Dana Kelolaan (AUM)

1

Syailendra Fixed Income Fund

3,84

7,19

Rp 68 miliar

2

TRAM Strategic Plus

3,63

7,56

Rp 91 miliar

3

Reksa Dana Allianz Fixed Income Fund 2

3,6

7,48

Rp 50 miliar

4

Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A

3,53

7,42

Rp 2,2 triliun

5

Bahana Obligasi Kehati Lestari Kelas G

3,43

7,4

Rp 99 miliar

6

Avrist Prime Bond Fund

3,34

7,36

Rp 83 miliar

7

Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II

3,31

6,69

Rp 532 miliar

8

KISI Fixed Income Fund

3,23

7,79

Rp 187 miliar

9

Eastspring IDR Fixed Income Fund Kelas A

3,17

6,76

Rp 68 miliar

10

Capital Fixed Income Fund

3,12

5,78

Rp 73 miliar

Sumber : Bareksa, data return per 5 Mei 2023

Sejumlah reksadana pendapatan tetap di Bareksa tersebut mampu menghasilkan kinerja sekitar 3% selama tahun berjalan 2023 (YtD 5 Mei 2023) atau sekitar 4 bulan terakhir. Artinya, jika imbal hasil (return) itu disetahunkan, maka potensi return hingga akhir 2023 bisa mencapai sekitar 9%. Menarik bukan? Namun sebagai investor perlu menilai kembali, apakah potensi return tersebut wajar atau tidak?

Beli Reksadana Allianz Fixed Income di Sini

Beli Manulife Obligasi Negara Indonesia II di Sini

Beli Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II di Sini

Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan SBN

Menurut Tim Analis Bareksa, jika dicermati, reksadana pendapatan tetap tersebut memiliki mayoritas alokasi di instrumen Surat Berharga Negara (SBN). Lalu apa saja faktor yang mempengaruhi pergerakan SBN, yang menjadi basis alokasi investasi daftar reksadana tersebut.

1. Kenaikan Tingkat Suku Bunga Amerika Serikat (Fed Rate)

Sejak Maret 2022, Bank Sentral AS (The Fed) telah menaikkan suku bunga (Fed Rate) sebanyak 10 kali sebesar 500 bps atau 5%  jadi 5-5,25% untuk menekan tingginya inflasi Negara Paman Sam. Kenaikan agresif itu mendorong penurunan inflasi tahunan AS per April 2023 jadi 5% dari level tertinggi Juli 2022 yang sebesar 9%.

Memang angka inflasi saat ini masih belum mencapai target 2%, namun jika AS tetap agresif menaikkan suku bunga acuannya dikhawatirkan terjadi resesi ekonomi. Sehingga, mayoritas pelaku pasar berpendapat jika kenaikan Fed Rate akan berhenti di level 5,25-5,5% atau sudah mendekati puncaknya.

2. Kenaikan Tingkat Suku Bunga Indonesia (BI 7DRRR)

Mengikuti kebijakan The Fed, Bank Indonesia (BI) juga menaikkan suku bunga acuan (BI 7DRRR) sebanyak 6 kali sebesar 225 bps atau 2,25% ke level 5,75%. Hal ini juga cukup mempengaruhi penurunan inflasi dari 5,95% YoY pada September 2022 ke level 4,33% pada April 2023.

Melihat inflasi yang semakin terkendali dan The Fed juga berencana menghentikan tingkat suku bunga, maka BI diproyeksikan masih akan tetap mempertahankan level suku bunga acuan saat ini, yakni 5,75%.

3. Yield Acuan SBN

Sejak mencapai level tertinggi tahun ini sekitar 7% pada Maret, ekspektasi imbal hasil (yield) acuan SBN 10 tahun perlahan menguat hingga saat ini ke level 6,4%. Hal ini tidak lepas dari kedua faktor yakni kenaikan suku bunga AS dan Indonesia yang hampir mencapai puncaknya. Jika suku bunga lebih stabil, maka harga obligasi juga akan mengikuti dan hal ini tentu menopang penguatan pasar obligasi dalam negeri, terutama SBN.

Jika melihat sejumlah faktor tersebut, potensi penguatan pasar SBN untuk tahun ini memang masih terbuka lebar. Lalu apakah return 9% untuk reksadana pendapatan tetap masih memungkinkan?

Tim Analis Bareksa menilai, untuk reksadana pendapatan tetap, imbal hasilnya berasal dari kupon dan kenaikan harga obligasi. Jika era kenaikan suku bunga segera berakhir, maka kupon SBN yang ditawarkan ke investor juga akan menyesuaikan dan bisa lebih rendah. Lalu dari sisi pergerakan harga, pasar SBN umumnya lebih fluktuatif dibandingkan obligasi korporasi. Sehingga masih ada potensi penurunan harga.

Selain itu, saat ini rata-rata return 1 tahun dari daftar reksadana pendapatan tetap berkisar antara 6-7%. Hal ini cukup wajar mengingat yield acuan SBN juga masih berada di rentang yang sama dalam setahun terakhir. Sehingga diproyeksikan, return wajar untuk reksadana pendapatan tetap hingga akhir tahun 2023 masih bisa berada di level 6-7%, sesuai dengan data historis saat ini.

Daftarkan Usaha Anda di Sini

Investasi di Bareksa Bisnis Buat Investor Institusi

Super app investasi Bareksa kini menyediakan solusi investasi khusus usaha, untuk membantu berbagai jenis bisnis baik berupa UMKM atau investor institusi seperti yayasan, dana pensiun hingga korporasi besar dalam mengelola keuangan dan memaksimalkan keuntungan usaha, melalui investasi reksadana dengan memanfaatkan platform Bareksa Bisnis.

Semua jenis bisnis dapat membuka akun di layanan ini, baik yang sudah berbadan hukum berupa CV maupun PT, ataupun yang masih dimiliki perseorangan. Bagi yang sudah berbadan hukum, syaratnya harus mendaftarkan NPWP badan usaha mereka. 

Pemilik bisnis atau institusi yang mendaftar menjadi investor di Bareksa akan mendapat pendampingan investasi oleh Relationship Manager yang berpengalaman dari Bareksa. Platform Bareksa Bisnis juga menyediakan berbagai fitur yang dibutuhkan, antara lain: otorisasi berlapis sebagai mekanisme kontrol perusahaan, notifikasi pengingat hasil investasi, serta laporan investasi yang lengkap untuk memudahkan pengelolaan manajemen kas perusahaan.

Daftarkan Usaha Anda di Sini

Apa saja fitur di Bareksa Bisnis?

1. Multiple User Access​
Beberapa stakeholder dapat masuk ke dalam akun institusi yang terdaftar.

2. Investment Report​​
Menyajikan laporan data investasi bagi para stakeholder.

3. Document Approval​
Mendukung alur kerja institusi dalam bertransaksi.

4. Order Reminder​​
Sebagai pengingat untuk investasi secara rutin.

Daftarkan Usaha Anda di Sini

Keuntungan Berinvestasi di Bareksa Bisnis

1. Terdaftar dan Diawasi OJK
Bareksa Bisnis memiliki lisensi sebagai agen penjual reksadana (APERD) di website OJK.

2. Sistem yang Aman
Bareksa Bisnis memiliki keamanan berlapis dengan tim support khusus jika terjadi kendala.

3. Lengkap & Mudah Diakses
Hanya dengan mengakses website tanpa perlu install aplikasi, dapatkan tampilan portfolio yang komprehensif.

4. Relationship Manager Berpengalaman
Dapatkan rekomendasi reksadana untuk perjalanan dan hasil investasi yang lebih optimal.

5. Gratis Biaya Transaksi
Investor Institusional tidak dibebankan biaya pembelian maupun penjualan. Kecuali produk reksadana dari manajer investasi Schroders dan Sinarmas.

Ayo segera daftar di Bareksa Bisnis sebagai pemilik usaha dan kelola dana kas usaha lebih baik dengan reksadana.

Daftarkan Usaha Anda di Sini

(Sigma Kinasih/AM)

* * *
- Download super app investasi Bareksa di App Store
- Download super app investasi Bareksa di Google Play Store
- Daftar akun di Bareksa sebagai pelaku usaha di sini 

DISCLAIMER​

Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.