Berita / / Artikel

Hore! Pos Pemeriksaan Jemaah Haji Umroh Dimodernisasi

• 17 Jan 2020

an image
amaah haji melempar jumroh aqobah yang merupakan salah satu syarat yang wajib dilakukan pada ibadah haji di Jamarat, Mekkah, Arab Saudi, Selasa (13/8/2019). Jamaah haji melakukan prosesi lempar jumroh yang merupakan rangkaian rukun haji setelah melaksanakan Wukuf di Arafah. ANTARA FOTO/Hanni Sofia/hp

Proyek dimaksud bisa memangkas waktu tunggu jemaah secara signifikan

Bareksa.com - Pemerintah Arab Saudi terus berupaya membuat jemaah haji dan umroh merasa lebih nyaman dan mudah dalam menjalankan ibadah. Nah kali ini, melalui Otoritas Pengembangan Wilayah Makkah (MRDA), Saudi telah memulai proyek modernisasi pos pemeriksaan bagi jemaah haji dan umroh.

Diyakini, seperti dikutip NU Online, proyek dimaksud bisa mengurangi waktu tunggu jemaah secara signifikan. Pusat kontrol keamanan di Jalan Al-Shumaisi, yang menghubungkan Makkah dan Jeddah, saat ini masih dalam pengembangan. Proyek dimaksud, dijadwalkan selesai dan beroperasi penuh sebelum Ramadan mendatang.    

Dilansir laman Arab News, Rabu (15/1), pekerjaan pengembangan proyek tersebut antara lain meningkatkan jumlah jalur lalu lintas menjadi 16, memperbarui infrastruktur teknologi pusat untuk meningkatkan efisiensi, dan mengintegrasikan beberapa layanan pemerintah di bawah satu atap. Dilaporkan, 15 persen proyek tersebut telah selesai dilaksanakan.  

Juru Bicara MRDA, Jalal bin Abdul Jalil Kaaki menyebutkan Pusat kontrol keamanan di Al-Shumaisi juga akan dilengkapi dengan beberapa fasilitas. Di antaranya, kantor administrasi, masjid, pusat pertahanan sipil, pusat palang merah Saudi, dan gedung yang menampung lembaga pemerintah lainnya.    

Kaaki menjelaskan Otoritas Saudi juga telah mulai mengembangkan pusat kontrol keamanan di Al-Nawwariyah, Makkah utara. Proyek ini tidak hanya dinikmati oleh jemaah haji dan umroh, tapi juga warga Makkah. Sebelumnya, Saudi juga mengumumkan bahwa pihaknya tengah menggarap stasiun bus berteknologi tinggi untuk meningkatkan transportasi jamaah ke tempat-tempat suci di wilayah Kerajaan.

Sementara itu Wakil Menteri Urusan Transportasi di Kementerian Haji dan Umrah, Bassam bin Ahmed Ghulman mengatakan stasiun bus akan menggunakan teknologi modern untuk menjadwalkan perjalanan dari Makkah ke tempat-tempat suci. Kebijakan tersebut dengan mempertimbangkan lokasi tempat tinggal jemaah dan perjalanan yang direncanakan.    

Dengan demikian, stasiun-stasiun tersebut diharapkan juga bisa membantu mengurangi kemacetan lalu lintas dan kepadatan penumpang di jalan-jalan utama yang menghubungkan Makkah ke tempat-tempat suci. Disebutkan hal itu merupakan langkah penting menuju peningkatan kualitas layanan transportasi dan memperbarui model lalu lintas di wilayah Makkah. Sekaligus, menjadi inisiatif untuk mewujudkan Visi Saudi 2030.

Adapun jadwal bus yang dipasang pada layar elektronik di dalam kediaman peziarah akan membantu mengurangi waktu transportasi, menghemat biaya yang tidak perlu, dan mengurangi dampak lingkungan dengan meningkatkan efisiensi operasi.

Tercatat jumlah jemaah umroh asal Indonesia untuk periode musim haji 1441 Hijriyah yang dimulai pada 31 Agustus 2019 hingga akhir pekan lalu sudah mencapai 505.217 jemaah.

Statistik Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, dilansir Arab News (11/1/2020), menyebut sebanyak 2.716.858 (2,71 juta) visa umroh telah diterbitkan hingga akhir pekan lalu. Dengan begitu jemaah umroh asal Indonesia menyumbang 18,59 persen atau merupakan jemaah asal luar negeri terbesar kedua.

Jemaah umroh asal Pakistan masih jadi terbesar pertama dengan 568.536 atau menyumbang 20,9 persen. Di posisi ketiga dan seterusnya, India dengan 292.822 jemaah (10,77 persen), Mesir 137.834 jemaah (5,07 persen), Malaysia 124.951 jemaah (4,59 persen), Turki 94.854 (3,49 persen), Bangladesh 90.894 jemaah (3,34 persen), dan Algeria (3,27 persen).

Jumlah jemaah umroh asal Indonesia musim ini tahun 1441 Hijriyah atau 2019/2020 Masehi diprediksi bisa mencapai 1,26 juta jemaah. Direktur PT Qadr Jaya Mandiri (Travel Al-Qadri Umrah & Haji), Erri Budisurasa, menyatakan asumsi itu didasarkan pada kalkulasi perhitungan data maskapai yang mengakomodir penerbangan dari Indonesia ke Kerajaan Saudi Arabia (KSA). Tercatat ada 14 maskapai yang melayani penerbangan umroh hingga maksimal 300 kursi per penerbangan.

"Dengan jumlah sekali penerbangan mencapai 4.200 jemaah per hari, maka kami estimasikan dalam 300 hari semusim umroh atau 1 tahun bisa mencapai 1,26 juta jemaah tahun ini," ujarnya kepada Bareksa.

Menurut Erri, jika penerbangan umroh maksimal dengan asumsi kursi pesawat dipenuhi oleh jemaah umroh semua, maka maksimal bisa merealiasi 1,5 juta jemaah umroh per tahun. Namun faktanya tidak semua kursi pesawat diisi oleh jemaah umroh, sebagian juga diisi penumpang biasa.

Pada musim umroh tahun lalu atau 1440 H (2018/2019 M), jumlah jemaah umroh asal Indonesia mencapai 1 juta jiwa.

Cara Siapkan Tabungan Umroh

Bareksa Umroh menyediakan cara menabung paling efektif di reksadana syariah yang terintegrasi dengan tujuan beribadah umroh. Ada lima keuntungan dari Bareksa Umroh yakni aman, halal, serba online, terpadu dan terpercaya.

Reksadana syariah yang dijadikan wadah menabung untuk umroh ini adalah investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tidak perlu takut uang akan dibawa kabur oleh travel agent, karena disimpan dalam reksadana di bank kustodian.

Ada berbagai perencanaan yang dapat kita pilih di Bareksa Umroh, sebagai perkiraan jumlah nilai reksadana yang perlu diinvestasikan. Perencanaan yang tersedia berdasarkan harga paket yang berlaku saat ini, tetapi tidak mengikat pada pembelian paket.

Katakanlah kamu memilih paket Barokah untuk mewujudkan niatmu melakukan refleksi akhir tahun di Tanah Suci. Berdasarkan harga paket real berlaku saat ini di Travel Umrah dan Haji Al-Qadri, rencana paket tipe reguler selama 9 hari ini, perkiraan harganya sekitar Rp23,5 juta per orang.

Melihat rincian paket perjalanan ini, hotel yang dipilih memiliki kelas bintang 3. Kemudian, maskapai keberangkatan dan kepulangan, menggunakan penerbangan Garuda Indonesia-Saudi-Emirates.

Menggunakan rencana di Bareksa Umroh, kita bisa memperkirakan dana yang harus kita simpan tiap bulan untuk bisa berangkat umroh setahun ke depan.

Kita bisa mengetik perkiraan periode berangkat yakni 12 bulan ke depan, maka kita bisa mengalokasikan dana Rp1.958.334 per bulan atau setara dengan Rp65.227 saja per hari selama 12 bulan.


Sumber : Bareksa

Kalau ternyata kamu ingin melakukan perjalanan umroh akhir tahun dengan paket yang sama bersama pasangan terkasih, maka pada kolom peserta tinggal memilih jumlah orangnya menjadi 2. Nah, selepas itu dapat diketahui berapa dana per bulan yang disiapkan untuk diinvestasikan dalam reksadana syariah. 

Perlu diingat, rencana yang ada di Bareksa Umroh tidak mengikat dengan harga paket karena itu hanya perkiraan (estimasi). Jangka waktu juga tidak mengikat karena kita bisa mengatur sendiri dana per bulan sesuai kemampuan.

Kalau kita melewati jangka waktu, atau lebih cepat dari rencana, tidak akan dikenakan pinalti. Justru, semakin lama menabung reksadana, semakin besar potensi imbal hasil yang didapat.

Karena uang kita ditaruh di reksadana syariah yang berpotensi memberi imbal hasil lebih tinggi daripada deposito. Reksadana adalah investasi resmi yang diawasi oleh OJK.

Selain itu, reksadana syariah halal karena dikelola berdasarkan prinsip-prinsip Islami dan sudah mendapatkan fatwa halal dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Jika uang kita di reksadana syariah sudah mencapai target, bisa menyelesaikan rencana dan membeli paket dengan dana tersebut tanpa pindah platform. Cukup mudah kan?

* * *

Ingin menabung reksadana syariah untuk umroh?

- Cara daftar jadi nasabah Bareksa Umroh, klik tautan ini
- Sudah punya akun Bareksa dan mau nabung umroh, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: