Berita / SBN / Artikel

Mengenal Zero Coupon Bond, Apa Bedanya dengan Obligasi Lainnya?

Bareksa • 26 Aug 2019

an image
Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno (ke-4 kanan), Dirut PT Bursa Efek Indonesia, Inarno Djajadi (ke-5 kiri) bersama manajemen PT Mandiri Manajemen Investasi dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk saat peluncuran produk Kontak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-DINFRA) di BEI, Jakarta (15/4/2019). (mandiri-investasi.co.id)

Untuk menerbitkan obligasi tanpa kupon diperlukan kondisi pasar yang stabil

Bareksa.com - Dalam rangka mendanai ekspansi bisnis, sebuah perusahaan atau emiten berupaya untuk melakukan diversifikasi sumber pembiayaan agar lebih kompetitif dan mendapatkan dana yang lebih murah. Belakangan ini, perusahaan dari sektor konstruksi aktif mencari pendanaan dari pasar modal dengan menerbitkan obligasi.

Seiring dengan berkembangnya pasar surat utang, banyak bermunculan jenis-jenis obligasi yang intinya bisa menjadi opsi skema pembiayaan dan disesuaikan dengan kondisi arus kas. Tak hanya bermanfaat untuk investor, tetapi juga bisa memberikan keuntungan maksimal untuk para investornya.

Salah satu jenis surat utang adalah obligasi dengan skema tanpa kupon atau yang biasa disebut zero coupon bond. Instrumen ini diartikan sebagai surat utang tanpa bunga hingga surat utang tersebut jatuh tempo, namun investor membeli surat utang tersebut dengan harga diskon. lalu menerima pembayaran dengan nilai penuh ketika obligasi ini jatuh tempo.

Instrumen ini memang terbilang baru di Indonesia, hingga saat ini masih belum ada korporasi baik swasta maupun badan usaha milik negara (BUMN) yang menerbitkan instrumen utang dengan jenis itu.

Meskipun saat ini diversifikasi surat utang sudah mulai berkembang, namun pasar belum sepenuhnya menerimanya. Masih diperlukan sosialisasi serta edukasi kepada invetor untuk lebih mengenal perbedaan-perbedaan dari instrumen tersebut

Untuk menerbitkan obligasi tanpa kupon diperlukan kondisi pasar yang stabil agar bisa laku keras di kalangan pemilik modal. Meski, investor yang potensial masih dari kalangan institusi dengan tujuan investasi jangka panjang seperti dana pensiun.

Seperti diketahui, investor tentu juga mempertimbangkan tingkat imbal hasil investasi (return on investment/ROI) dari perusahaan yang menerbitkan surat utang tersebut.

Karena itu, tak hanya kestabilan pasar yang menjadi faktor untuk membuat zero coupon bond akan dapat diserap investor, melainkan ada kinerja dari emiten yang menerbitkan surat utang tersebut. Kemudian tingkat permintaan terhadap instrumen tersebut juga akan bergantung pada kondisi makroekonomi suatu negara.

Di sisi lain, saat ini satu emiten BUMN tanah air berencana untuk menerbitkan zero coupon bond yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR). Jumlah nilai utangnya mencapai Rp2 triliun, namun bersama dengan jenis surat utang lainnya.

"Sedang mencoba untuk menerbitkan step up coupon bond dan zero coupon bond. Masih menunggu, soalnya masih belum cocok (pricingnya)," kata Donny Arsal, Direktur Keuangan Jasa Marga di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (6/5/2019) seperti dilansir dari CNBC Indonesia.

* * *

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.

Bagi yang sudah pernah membeli SBN atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN ritel.

Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.

Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.

(KA01/AM)