
Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,96% ke level 7.606 (11/8), dengan asing beli bersih Rp850 miliar. Secara teknikal, menurut Ciptadana Sekuritas Asia, ke depan, jika IHSG mampu bertahan di atas 7.448, target bullish selanjutnya adalah menguji kembali level 7.680. Jika berhasil menembus level ini, maka jalan menuju 7.807 berpotensi terbuka. Sebaliknya, penurunan di bawah 7.448 dapat memicu koreksi lebih dalam menuju 7.240.
Secara jangka menengah, menurut Tim Analis Bareksa, IHSG berpotensi menuju 7.900-8.000 karena didukung beberapa faktor. Pertama, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menunda penetapan kenaikan tarif untuk China untuk jangka waktu sekitar 90 hari lagi. Kedua, probabilitas pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS (Fed Funds Rate) naik menjadi 85%, dari bulan lalu hanya 57%,
Ketiga, potensi gencatan senjata Rusia-Ukraina, setelah perang beberapa tahun terakhir juga menambah sentimen positif ke pasar.
Meskipun IHSG sudah melaju cukup signifikan, sejak bulan Juli hingga saat ini naik sekitar 10,7%, namun saham-saham berkapitalisasi besar (Big Caps) yang tercermin dari indeks LQ45 hanya naik sekitar 4,7%. Artinya, saham berkapitalisasi besar yang secara historis menjadi penopang kenaikan IHSG, justru masih underperformed.
Sumber: Tim Analis Bareksa, investing.com
Grafik tersebut menunjukkan pergerakan indeks LQ45. Beberapa indikator berikut dapat menjadi konfirmasi potensi rebound indeks LQ45:
1. LQ45 sedang mencoba untuk menembus indikator MA jangka panjang atau MA200 di level 812. Jika tertembus disertai volume yang tinggi, maka dapat menjadi salah satu konfirmasi untuk rebound
2. Indikator RSI Stochastic juga sudah terlihat rebound dari level support 20
3. Menariknya, indikator Parabolic SAR mulai berubah titik. Sebelumnya titik SAR berada di atas harga LQ45, dan saat ini mulai berubah menjadi di bawah harga. Ini bisa jadi salah satu indikasi untuk mulai melakukan pembelian.
Berbicara mengenai saham LQ45, tentu tidak lepas dari saham Big Banks yang memiliki porsi terbesar di LQ45.
Tim Analis Bareksa, investing.com
Empat saham bank terbesar di Indonesia sudah terdiskon signifikan, sejak mencapai level tertingginya pada Maret 2024, sampai berada di level saat ini. Bahkan, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun hingga 58%. Perlambatan ekonomi yang mengakibatkan melambatnya pertumbuhan kredit dan kinerja keuangan yang kurang memuaskan, menjadi salah satu faktor utama.
Selain itu, saham-saham tersebut masih memiliki valuasi menarik jika melihat rasio PE (rasio harga saham terhadap laba per saham) dan PBV (rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan) dan target harganya. Tak hanya BBRI, valuasi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga menarik. Selengkapnya dalam tabel berikut:
Big Banks | Last Price (Rp) | PE Ratio (x) | PBV (x) | Target Price (Rp) | Potential Upside |
|---|---|---|---|---|---|
BBRI | 3.960 | 11,3 | 1,9 | 4.900 | 24% |
BBCA | 8.775 | 18,5 | 4,1 | 11.600 | 32% |
BMRI | 4.890 | 8,6 | 1,8 | 6.200 | 27% |
BBNI | 4.400 | 8,0 | 1,0 | 5.675 | 29% |
Target Harga Ciptadana Sekuritas, Tim Analis Bareksa, last price sesi 1 IHSG 12/08/2025
Kenaikan harga saham perbankan, serta saham Big Caps, tentunya tidak hanya berdampak ke sahamnya, tapi juga ke reksadana yang memiliki portofolio di saham-saham tersebut. Reksadana indeks yang mengacu di indeks saham perbankan dan Big Caps juga bisa terkerek. Selengkapnya dalam tabel berikut:
No. | Reksa Dana Indeks Saham | Return 3 Bulan (%) |
|---|---|---|
1 | Maybank Financial Infobank15 Index Fund Kelas N | -1,95 |
2 | Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A | 4,71 |
3 | BNP Paribas Sri Kehati | 3,24 |
4 | BNI AM Indeks IDX30 | 5,85 |
Sumber: Bareksa, kinerja per 11/8/2025
Dalam 1 bulan terakhir, reksadana indeks Infobank15 masih underperformed karena pergerakan saham bank masih cenderung sideways. Namun melihat pergerakan IHSG hari ini (12/08), yang menyentuh level tertinggi 2025, yakni 7.700, mulai kembali ditopang oleh saham Big Banks, tercermin dari kenaikan indeks Infobank15 pada sesi I perdagangan naik hingga 3,7%.
Artinya, target IHSG menuju 7.900-8.000 berpotensi tercapai, jika saham kapitalisasi besar mulai bangkit dan aliran dana asing kembali masuk dalam jumlah signifikan.
Beli Syailendra MSCI Indonesia Value Index di Sini
Beli BNP Paribas Sri Kehati di Sini
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Sigma Kinasih CTA, CFP/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.