
Bareksa.com - Bareksa Robo Advisor masih memberikan kinerja positif untuk masing-masing profil risiko sepanjang Agustus 2025, seiring dengan sentimen positif dari kebijakan suku bunga acuan. Ke depan, Robo Advisor masih mengambil strategi menangkap peluang akumulasi bertahap pada saat pasar saham mengalami tekanan.
Sepanjang bulan Agustus, IHSG catat kenaikan 4,6% ditopang oleh saham-saham konglomerasi seperti DSSA, MLPT dan BREN. Sementara, saham berkapitalisasi besar yang tercermin dalam indeks LQ45 turut mencatat kenaikan sekitar 3,2% yang ditopang oleh BBRI, TLKM dan BMRI.
Pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di Agustus 2025 menjadi salah satu sentimen positif untuk pasar saham maupun obligasi. BI pangkas suku bunga ke level 5% dari sebelumnya 5,25%. Sehingga sepanjang 2025 BI telah melakukan total pemangkasan sebanyak 4 kali sebesar 1%.
Hal ini turut mendorong penguatan yield acuan obligasi tenor 10 tahun ke level terendah sejak Juli 2023 di level 6,3% dan menopang pasar obligasi secara keseluruhan.
Kondisi politik domestik sempat memanas pada akhir Agustus dan saat ini investor juga tengah mencermati efek dari pergantian Menteri Keuangan. Hal ini berpengaruh pada pergerakan IHSG yang cenderung terkoreksi hingga minggu kedua September.
Di sisi lain, mempertimbangkan arah suku bunga AS yang akan cenderung turun pada Rapat Bank Sentral AS bulan September maka penurunan IHSG saat ini justru dapat dimanfaatkan untuk akumulasi reksadana indeks yang dialokasikan pada saham fundamental kuat seperti saham-saham berkapitalisasi besar.
Sehingga, posisi alokasi Robo Advisor saat ini masih berada dalam mode Risk On untuk menangkap peluang akumulasi bertahap pada saat IHSG mengalami tekanan.
Secara umum, portofolio yang mengikuti rekomendasi Robo Advisor sepanjang Agustus 2025 mencatatkan return positif. Hal ini berlaku di semua profil risiko, mulai dari Risk Averse hingga Very Aggresive.
Tabel Kinerja Robo Advisor per Profil Risiko
Profil Risiko Robo Advisor Bareksa | Return Agustus 2025 |
Risk Averse | 0,72% |
Conservative | 0,60% |
Moderate | 0,58% |
Aggressive | 0,76% |
Very Aggressive | 0,94% |
Sumber: Tim Analis Bareksa
Robo Advisor mengalami pergantian Risk Mode di bulan Agustus dan mulai menyesuaikan penambahan porsi saham di masing-masing profil risiko, sehingga kinerja yang tercermin belum optimal. Namun demikian, secara total return di masing-masing profil risiko Robo Advisor masih mencatat kinerja positif terutama ditopang oleh kinerja Trimegah Dana Tetap Syariah, produk default untuk jenis Pendapatan Tetap, yang mencatat return 1,03% selama bulan Agustus.
Bareksa Robo Advisor adalah robo advisor pertama di Indonesia yang mendapatkan lisensi sebagai penasihat investasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI. Izin ini dituangkan dalam Keputusan Dewan Komisioner OJK No. KEP-17/D.04/2021 tentang Pemberian Izin Usaha Penasihat Investasi Kepada PT Bareksa Portal Investasi tertanggal 20 April 2021.
Robo advisor adalah konsultan finansial yang memberikan saran investasi digital dan mengelola portofolio investasi investor dengan menggunakan algoritma khusus yang dibangun dengan teknologi terdepan. Robo advisor juga merupakan salah satu fasilitas yang sering digunakan dalam dunia investasi terutama di Amerika Serikat. Namun kini Bareksa telah menghadirkan robo advisor pertama yang berlisensi OJK.
Keunggulan robo advisor yang dikembangkan Bareksa, ialah fitur ini menyediakan layanan perencanaan investasi otomatis, didukung oleh algoritma teori portofolio modern dan juga pengawasan manusia. Dengan pengawasan manusia inilah membuat Bareksa Robo Advisor bekerja sesuai dengan kondisi pasar terkini.
Investasi Bareksa Robo Advisor di Sini
(Sigma Kinasih CTA, CFP/Christian Halim/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.