Ancaman Resesi? Ini Solusi Atur Investasi Reksadana dengan Robo Advisor Bareksa

Hanum Kusuma Dewi • 11 Jul 2022

an image
Robo advisor Bareksa (Bareksa/Nadya P)

Secara historis 10 tahun terakhir, indeks saham bergerak mendatar pada Juli-September

Bareksa.com - Kondisi pasar keuangan global sedang bergejolak, dengan inflasi yang tinggi dan ancaman kemerosotan (resesi) ekonomi global sehingga membuat investor sulit menentukan porsi alokasi investasi yang tepat di reksadana. Smart investor dapat menggunakan Robo Advisor Bareksa sebagai solusi mengatur diversifikasi reksadana di reksadana saham, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang, dengan menyesuaikan profil risiko. 

Menurut data historis 10 tahun terakhir yang dikompilasi Bareksa, kinerja pasar saham yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), bergerak mendatar di bulan Juli hingga September (kuartal III). Rata-rata 10 tahun terakhir, di bulan Juli IHSG hanya naik 1,6 persen. Sementara itu, seperti terlihat dalam tabel di bawah, IHSG rata-rata turun 0,9 dan 0,6 persen di bulan Agustus dan September.  

Baca juga Bareksa Insight : Sentimen Pasar Beragam, Ini Jurus Ampuh Agar Investasi Terus Cuan

Tabel Kinerja IHSG Juli-September 10 Tahun Terakhir

Tahun

Kinerja Kuartal III IHSG

Juli

Agustus

September

2012

4.70%

-2.00%

5.00%

2013

-4.30%

-9.00%

2.90%

2014

4.30%

0.90%

0.00%

2015

-2.20%

-6.10%

-6.30%

2016

4.00%

3.30%

-0.40%

2017

0.20%

0.40%

0.60%

2018

2.40%

1.40%

-0.70%

2019

0.50%

-1.00%

-2.50%

2020

5.00%

1.70%

-7.00%

2021

1.40%

1.30%

2.20%

Rata-rata 10 Tahun

1.60%

-0.90%

-0.60%

Sumber: IDX, Bareksa Research Team

Mempertimbangkan hal tersebut, tentu diperlukan diversifikasi investasi untuk meminimalisir risiko serta mencari peluang di aset instrumen lain yang dapat meningkatkan potensi keuntungan. Investor dapat membaginya menjadi 3 jenis, yakni reksa dana basis saham, obligasi, ataupun deposito (pasar uang).

Melihat fluktuasi di pasar saham yang saat ini cukup tinggi, maka diversifikasi dapat dilakukan pada instrumen reksadana yang fluktuasinya lebih rendah, yakni reksadana Pendapatan Tetap basis obligasi korporasi serta reksadana Pasar Uang. Produk ini pun sudah tersedia di produk default reksadana Robo Advisor Bareksa.

Saat pertama kali menggunakan fitur Robo di super app Bareksa, investor akan diberi sejumlah pertanyaan untuk menentukan profil risiko. Lalu porsi alokasi akan otomatis ditampilkan sesuai hasil tersebut. 

Robo Advisor Bareksa juga secara aktif melakukan perhitungan alokasi portofolio nasabah sesuai dengan kondisi pasar agar investor dapat mengoptimalkan keuntungan. Robo Advisor Bareksa juga diawasi oleh tim analis yang memastikan kinerja Robo tetap berjalan dengan optimal serta selalu meningkatkan performa algoritma agar smart investor bisa tetap cuan kedepannya. 

Berikut contoh porsi alokasi untuk profil risiko moderat dan konservatif di Robo Bareksa.

Tabel Contoh Alokasi Reksadana di Robo Advisor Bareksa

Jenis Reksa Dana

Porsi Alokasi

Investor Moderat

Investor Konservatif

RD Pasar Uang

31%

50%

RD Pendapatan Tetap

25%

20%

RD Saham

44%

30%

Sumber: Robo Advisor Bareksa

Baca juga Ini 10 Reksadana Terbanyak Diborong Investor Sepanjang Semester I 2022

Apa yang harus dilakukan investor?

Selain berinvestasi di Robo Advisor Bareksa, investor juga dapat mempertimbangkan untuk melakukan strategi investasi berikut bila ingin membeli reksadana langsung di super app Bareksa. 

Investor dengan profil risiko agresif dapat wait and see terlebih dulu dan cermati reksa dana saham dan indeks basis saham kapitalisasi besar (Big Caps) jika IHSG mengalami penurunan.

Sementara itu, investor profil risiko moderat dapat tetap melakukan akumulasi secara bertahap di reksadana pendapatan tetap basis obligasi korporasi karena potensi pelemahan yield SBN ke level yang lebih tinggi menanti rilis kenaikan agresif suku bunga Dolar bulan Juli. 

Lalu untuk semua jenis profil risiko, ada baiknya melakukan diversifikasi yang cukup di reksa dana pasar uang. 

Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor juga perlu membekali diri mengenai peluang keuntungan maupun risiko yang ada di pasar keuangan.

Baca juga Investasi Pakai Robo Advisor Bareksa, Raih Reksadana Hingga Rp50 Ribu

Kinerja Reksadana Rekomendasi Bareksa

Daftar Reksa Dana

Imbal Hasil (Return)

Reksa Dana Pasar Uang

1 Tahun

3 Tahun

Capital Money Market Fund

4.61%

18.08%

Syailendra Dana Kas

3.79%

15.81%

Sucorinvest Sharia Money Market Fund

4.48%

18.24%

Reksa Dana Pendapatan Tetap

1 Tahun

3 Tahun

TRIM Dana Tetap 2

4.57%

17.43%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

5.95%

31.28%

Sucorinvest Stable Fund

7.29%

-

Reksa Dana Saham & Indeks

YtD

1 Tahun

Avrist Ada Saham Blue Safir

4.00%

15.23%

BNP Paribas Sri Kehati

3.16%

18.57%

Allianz SRI KEHATI Index Fund

3.63%

18.55%

Sumber: Bareksa Research Team, Return per NAV 7 Juli 2022

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.