Hasilkan 5,7% Sejak Awal Tahun, Ini Portofolio Reksadana Pasar Uang Insight & Ciptadana

Abdul Malik • 10 Dec 2025

an image
Ilustrasi dana kelolaan reksadana pasar uang yang digambarkan dengan tumpukan koin dan tropi piala. (Shutterstock)

Insight Money Syariah dan Cipta Dana Cash mencetak imbal hasil 5,7% dan 5,68% sejak awal tahun hingga 9 Desember

Bareksa - Dua reksadana pasar uang di Super App Investasi Bareksa berhasil mencetak imbal hasil 5,7% dan 5,68% sejak awal tahun hingga 09 Desember 2025 (year to date), Dua reksadana itu ialah Insight Money Syariah dan Cipta Dana Cash. Sejumlah aset dalam portofolio reksadana pasar uang tersebut adalah deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun. 

Reksadana Insight Money Syariah yang dikelola oleh PT Insight Investments Management, mencetak imbal hasil (return) 5,7% secara year to date. Menurut fund fact sheet periode Oktober 2025, portofolio investasi reksadana ini adalah deposito PT  Bank Aladin Syariah Tbk, Obligasi BRIS (SMBRIS01ASLCN2), PT Bukit Makmur Mandiri Utama (SIBOLD01A), PT CIMB Niaga Auto Finance (SWCNAF01B), PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry (SMLPPI01ACN2), PT OKI Pulp & Paper Mills (SMOPPM02B), PT Pegadaian (Persero) (SMPPGD02CN4), PT Permodalan Nasional Madani (SMPNMP01BCN2), PT Pindo Deli Pulp and Mills (SMPIDL01ACN1), dan PT Sampoerna Agro Tbk (SISGRO01BCN2). 

Sedangkan Cipta Dana Cash yang dikelola oleh PT Ciptadana Asset Management, mencetak imbal hasil (return) 5,68% secara year to date. Menurut fund fact sheet periode Oktober 2025, portofolio investasi reksadana ini adalah Obligasi Berkelanjutan I Pindo Deli Pulp & Paper Mills Tahap I Tahun 2024 A, Obligasi Berkelanjutan IV Merdeka Copper Gold Tahap I Tahun 2022, Obligasi Berkelanjutan IV WOM Finance Tahap III Tahun 2023 B, Obligasi Berkelanjutan V Indah Kiat & Pulp Paper Tahap III Tahun 2025 A, Obligasi I Summit Oto Finance Tahun 2025 A, Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0056, deposito Bank Aladin Syariah, Bank JTust, Bank National Nobu dan Bank Pembangunan Daerah Banten.

Reksadana pasar uang dapat menjadi aset diversifikasi ketika pasar saham bergejolak. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (09/12/2025) turun 0,61% ke level 8.657,179. Berdasarkan data CNBC Indonesia, ekspektasi imbal hasil (yield) acuan Obligasi Negara Indonesia 10 tahun tercatat tetap di level 6,224% pada Selasa (09/12/2025) pukul 16.40 WIB.

Kinerja Reksadana Unggulan di Super App Investasi Bareksa

Berikut kinerja reksadana yang tersedia di super app investasi atau aplikasi reksadana terbaik Bareksa dengan nilai Barometer tertinggi, beserta kinerja imbal hasilnya sebulan terakhir (per 09 Desember 2025) :

Reksadana Saham

IHSG : 3,13%

Indeks Reksadana Saham : 5,54%
Sucorinvest Maxi Fund : 8,88%

Indeks Reksadana Saham Syariah : 7,65%
Sucorinvest Sharia Equity Fund : 13,68%

Reksadana Campuran

Indeks Reksadana Campuran : 2,28%
Reksa Dana Syailendra Balanced Opportunity Fund Kelas A : 6,07%

Indeks Reksadana Campuran Syariah : 1,15%
Schroder Syariah Balanced Fund : 2,47%

Reksadana Pendapatan Tetap

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap : -0,13%
Trimegah Dana Obligasi Nusantara : 0,45%

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : -0,15%
Capital Sharia Fixed Income : 0,65%

Reksadana Pasar Uang

Benchmark :
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,258% per bulan
> Bank Mandiri : 0,292% per bulan
> BNI : 0,354% per bulan
> BRI : 0,396% per bulan

Indeks Reksadana Pasar Uang : 0,29%
Setiabudi Dana Pasar Uang : 0,45%

Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,33%
Syailendra Sharia Money Market Fund : 0,44%

​Reksadana Ind​eks​

Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A : -1,18%
BRI Indeks Syariah : -0,53%

Beli Reksadana di Sini

(Reynaldi Gumay/AM)

*Abdul Malik adalah Managing Editor Bareksa dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di jurnalisme pasar modal. Memegang lisensi WPPE, ia fokus pada analisis makro, riset investasi, dan edukasi keuangan, serta merupakan peraih beberapa fellowship internasional.

***

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.