Reksadana HPAM & Manulife Melonjak Saat IHSG Turun, Punya Saham BBCA, MTEL, IMPC, TLKM, TMAS

Abdul Malik • 07 Dec 2025

an image
Ilustrasi investor mengamankan profit atau meraup untung (profit taking) dari investasi reksadana saham yang digambarkan dengan figur orang berdiri di atas tumpukan koin dengan dinaungi oleh payung. (shutterstock)

Henan Ultima Ekuitas Kelas A dan Manulife Saham Andalan mencetak imbal hasil 1,21% dan 1,12% dalam sehari

Bareksa - Dua reksadana saham di Super App Investasi Bareksa mampu mencetak imbal hasil 1,21% dan 1,12% sehari pada Jum'at (5/12/2025). Reksadana itu ialah Henan Ultima Ekuitas Kelas A dan Manulife Saham Andalan. Lonjakan kinerja itu diorong kenaikan harga beberapa saham dalam portofolionya. 

Henan Ultima Ekuitas Kelas A yang dikelola oleh PT Henan Putihrai Asset Management, mencetak imbal hasil (return) 1,21% dalam sehari pada (5/12/2025). Menurut fund fact sheet periode Oktober 2025, portofolio investasi reksadana ini adalah saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Sedangkan Manulife Saham Andalan yang juga dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, mencetak imbal hasil 1,12% dalam sehari (5/12/2025). Menurut fund fact sheet periode Oktober 2025, portofolio investasi reksadana ini adalah saham PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Temas Tbk (TMAS), PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN).

Saham BBCA, MTEL. IMPC, TLKM dan TMAS tercatat membukukan kenaikan pada akhir pekan lalu, masing-masing naik 0,91%, 0,8%, 10,17%, 1,93% dan 2,29%. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jum'at (05/12/2025) turun 0,09% ke level 8.632,761,  Berdasarkan data CNBC Indonesia, ekspektasi imbal hasil (yield) acuan Obligasi Negara Indonesia 10 tahun tercatat tetap di level 6,19% pada Jum'at (05/12/2025) pukul 09.05 WIB.

Kinerja Reksadana Unggulan di Super App Investasi Bareksa

Berikut kinerja reksadana yang tersedia di super app investasi atau aplikasi reksadana terbaik Bareksa dengan nilai Barometer tertinggi, beserta kinerja imbal hasilnya sebulan terakhir (per 05 Desember 2025) :

Reksadana Saham

IHSG : 3,78%

Indeks Reksadana Saham : 5,5%
Sucorinvest Maxi Fund : 8,57%

Indeks Reksadana Saham Syariah : 7,32%
Sucorinvest Sharia Equity Fund : 11,98%

Reksadana Campuran

Indeks Reksadana Campuran : 2,44%
Reksa Dana Syailendra Balanced Opportunity Fund Kelas A : 8,24%

Indeks Reksadana Campuran Syariah : 1,14%
Schroder Syariah Balanced Fund : 2,23%

Reksadana Pendapatan Tetap

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap : -0,09%
Trimegah Dana Obligasi Nusantara : 0,6%

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : -0,08%
Capital Sharia Fixed Income : 0,62%

Reksadana Pasar Uang

Benchmark :
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,258% per bulan
> Bank Mandiri : 0,292% per bulan
> BNI : 0,354% per bulan
> BRI : 0,396% per bulan

Indeks Reksadana Pasar Uang : 0,3%
Setiabudi Dana Pasar Uang : 0,43%

Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,3%
Syailendra Sharia Money Market Fund : 0,42%

Reksadana Ind​eks​

Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A : 0,19%
BRI Indeks Syariah : -0,58%

Beli Reksadana di Sini

(Reynaldi Gumay/AM)

*Abdul Malik adalah Managing Editor Bareksa dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di jurnalisme pasar modal. Memegang lisensi WPPE, ia fokus pada analisis makro, riset investasi, dan edukasi keuangan, serta merupakan peraih beberapa fellowship internasional.

***

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.