
Bareksa.com - Pasar obligasi mendapat dorongan positif dari penurunan suku bunga acuan, sehingga reksa dana pendapatan tetap yang memiliki aset obligasi bisa diuntungkan. Sejumlah produk reksa dana unggulan di Super App Bareksa mencatatkan return hingga 9% dalam setahun terakhir.
Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur Agustus 2025 telah memangkas suku bunga acuan menjadi 5%, penurunan keempat pada tahun ini. Hal ini memberikan dorongan penurunan yield (imbal hasil) obligasi lebih lanjut, sehingga harganya semakin meningkat di pasar sekunder.
Grafik kurva imbal hasil SBN di atas menunjukkan bahwa yield SBN terbaru (hijau) mengalami penurunan dibandingkan dengan yield SBN pada awal tahun (hitam). Akan tetapi, terlihat bahwa yield SBN tenor lebih pendek turun lebih dalam dibandingkan dengan yield SBN tenor panjang. Hal ini mengindikasikan preferensi investor terhadap obligasi tenor pendek. Oleh karena itu, obligasi korporasi yang biasanya diterbitkan dengan tenor 3 hingga 5 tahun, lebih mendapatkan dorongan dari peningkatan permintaan ini.
Peningkatan harga obligasi pada akhirnya membawa dampak positif pada reksa dana pendapatan tetap yang memiliki portofolio obligasi sebagai komponen utamanya. Kenaikan harga obligasi ini berkontribusi pada peningkatan NAV reksa dana, yang menguntungkan investor dalam jangka pendek dan panjang. Ini menjadi kesempatan untuk meraih keuntungan meskipun pasar sedang mengalami ketidakpastian ekonomi.
Sejumlah produk reksa dana pendapatan tetap di Bareksa berhasil mencatatkan return di atas 9% dalam setahun terakhir (per 3 September 2025). Mayoritas mendapatkan dorongan dari penguatan pasar obligasi nasional.
Tabel: Return Reksadana Pendapatan Tetap Unggulan di Bareksa
Reksa Dana Berbasis Obligasi Korporasi | YTD (%) | 1 Tahun (%) |
|---|---|---|
Avrist Emerald Stable Fund | 7,59 | 9,50 |
KISI Fixed Income Fund Plus | 7,13 | 9,86 |
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 6,69 | 9,36 |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 6,65 | 9,01 |
Sumber: Bareksa, return per 3/9/2025
Di samping itu, sebagian besar produk reksa dana pendapatan tetap unggulan di Bareksa menempatkan alokasi portofolionya pada obligasi korporasi dengan peringkat minimum Rating A. Hal ini memberikan keyakinan bahwa emiten yang menjadi dasar investasi adalah perusahaan yang cukup solid dengan risiko kebangkrutan yang relatif rendah.
Selain itu, mayoritas obligasi yang dipilih memiliki tenor jangka menengah, di bawah 5 tahun, yang menjaga profil risiko tetap terjaga di level moderat. Strategi ini menawarkan keseimbangan antara risiko dan imbal hasil yang menguntungkan bagi investor.
Tak hanya itu, obligasi korporasi yang dikelola oleh reksa dana jenis ini menawarkan tingkat kupon yang cukup tinggi, berkisar antara 9% hingga 10% per tahun. Tingkat kupon yang kompetitif ini memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, seperti deposito atau tabungan, yang cocok bagi investor yang mencari return relatif stabil jangka menengah.
Reksa dana pendapatan tetap tetap menjadi pilihan yang sangat relevan di tengah penurunan suku bunga acuan dan proyeksi stabilitas pasar obligasi. Potensi kinerja yang positif ini, didukung oleh kupon obligasi korporasi yang menarik, risiko moderat, dan manajemen portofolio yang selektif, menjadikan produk ini pilihan cerdas bagi investor yang ingin mengoptimalkan portofolio mereka.
Reksa dana pendapatan tetap cocok untuk investor dengan profil risiko moderat, yang bisa memberikan toleransi terhadap sedikit fluktuasi nilai investasi. Investor agresif juga dapat memanfaatkan reksa dana jenis ini untuk diversifikasi dan menjaga kestabilan portofolio dalam jangka menengah.
(Sigma Kinasih CTA, CFP/Christian Halim/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.