
Bareksa.com - Dalam sepekan terakhir (per 2/9), indeks LQ45 yang berisi mayoritas saham berkapitalisasi besar (big caps) dengan kinerja fundamental historis yang solid, terkoreksi sekitar 5%. Tekanan ini terutama dipicu oleh sentimen gejolak sosial dan politik dalam negeri.
Namun, menurut Tim Analis Bareksa, kondisi koreksi LQ45 justru bisa menjadi peluang. Investor dengan profil risiko agresif maupun moderat disarankan mulai melakukan akumulasi bertahap di reksadana indeks saham, memanfaatkan harga saham-saham unggulan yang sedang melemah.
Dalam periode 6 bulan terakhir (1/9), daftar produk reksadana indeks saham unggulan di Super App Investasi Bareksa berhasil mencatatkan cuan hingga 20,81%.
Selengkapnya dalam tabel berikut:
Reksadana Indeks Saham | 3 Bulan (%) | 6 Bulan (%) |
|---|---|---|
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A | -3,26 | 20,81 |
UOBAM Indeks Bisnis-27 | -2,10 | 19,49 |
BNP Paribas Sri Kehati | -3,29 | 18,66 |
Avrist IDX30 | -2,73 | 17,35 |
Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG Kelas A | -3,44 | 14,35 |
Sumber: Bareksa, return per 1/9/2025
Menurut riset Syailendra Capital, IHSG berhasil pulih dengan rata-rata kenaikan 7% sebulan setelah terjadinya penurunan signifikan, seperti pada tabel berikut:
Sumber: Syailendra Capital, 2 Sept 2025
Jika gejolak sosial politik domestik yang terjadi dalam sepekan terakhir dapat ditangani dengan baik oleh pemerintah dan berhasil meredam kekhawatiran masyarakat, maka penurunan IHSG diperkirakan sudah cukup terbatas. Kondisi ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk mulai melakukan akumulasi bertahap di reksadana indeks saham.
Bagi investor dengan profil risiko lebih moderat yang ingin menjaga stabilitas portofolio meski pasar masih berfluktuasi tinggi, maka strategi diversifikasi ke reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi juga bisa menjadi alternatif pilihan investasi yang menarik.
Reksadana Berbasis Obligasi Korporasi | YTD (%) | 1 Tahun (%) |
|---|---|---|
Avrist Emerald Stable Fund | 7,47 | 9,44 |
Kisi Fixed Income Fund Plus | 7,07 | 9,88 |
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 6,65 | 9,44 |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 6,59 | 9,07 |
Sumber: Bareksa, return per 1/9/2025
Reksadana Pendapatan Tetap tersebut mayoritas dialokasikan di obligasi korporasi dengan peringkat minimum Rating A dan tenor jangka menengah di bawah 5 tahun, sehingga risiko investasi tetap terjaga di level moderat. Setahun terakhir (per 1/9), daftar reksadana pendapatan tetap unggulan di Bareksa mencatat uan di atas 9%.
Sementara itu, bagi investor yang membutuhkan likuiditas tinggi, terutama saat risiko pasar meningkat, maka pilihan terbaik adalah reksadana pasar uang. Produk ini umumnya bisa dicairkan hanya dalam waktu T+1, sehingga fleksibel untuk kebutuhan dana cepat.
Berikut daftar reksadana pasar uang di Bareksa yang diurutkan berdasarkan penilaian Bareksa Barometer, sebagai referensi untuk investor yang ingin diversifikasi aman dan likuid.
Reksadana Pasar Uang | YTD (%) | 1 Tahun (%) |
|---|---|---|
Syailendra Sharia Money Market Fund | 3,79 | 5,43 |
Capital Money Market Fund | 4,01 | 6,07 |
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia | 3,63 | 5,46 |
Trimegah Kas Syariah | 3,58 | 5,40 |
Sucorinvest Money Market Fund | 4,02 | 6,02 |
Sumber: Bareksa, Return per 1/9/2025
Jika kamu berinvestasi reksadana di Bareksa, maka berkesempatan mendapatkan hadiah dalam program Promo of The Month September 2025. Kamu berkesempatan mendapatkan hadiah hingga Rp2,5 juta. Selengkapnya baca di sini: Promo of The Month September: Investasi Reksadana, Emas, Robo Berhadiah hingga Rp2,5 Juta!
(Sigma Kinasih CTA, CFP/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.