
Bareksa.com - Tim Analis Bareksa merekomendasikan agar smart investor mempertimbangkan untuk berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dan pasar uang.
Instrumen itu bisa dijadikan diversifikasi investasi di tengah fluktuasi pasar saat ini, akibat sentimen gejolak sosial dan politik dalam negeri.
Dalam daftar reksadana pendapatan tetap unggulan berhasil mencatatkan cuan hingga 9,45% setahun. Selengkapnya dalam tabel berikut:
Reksadana berbasis obligasi korporasi | YTD (%) | 1 Tahun (%) |
Avrist Emerald Stable Fund | 7,45 | 9,45 |
Kisi Fixed Income Fund Plus | 7,37 | 9,82 |
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 7,33 | 9,44 |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 6,62 | 9,12 |
Sumber: Bareksa, kinerja per 29/8/2025
Reksadana Pasar Uang | YTD (%) | 1 Tahun (%) |
Capital Money Market Fund | 3,97 | 6,04 |
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia | 3,60 | 5,44 |
Sucorinvest Money Market Fund | 3,98 | 5,99 |
Syailendra Sharia Money Market Fund | 3,74 | 5,44 |
Trimegah Kas Syariah | 3,53 | 5,37 |
Sumber: Bareksa, kinerja per 29/8/2025
Menurut Tim Analis Bareksa, sepanjang akhir pekan lalu, pasar modal Tanah Air bergejolak dibayangi sentimen gejolak sosial dan politik dalam negeri yang meningkatkan ketidakpastian. Aksi massa di berbagai daerah, respons pemerintah yang dinilai kurang tepat, serta sorotan media internasional membuat pasar semakin sensitif.
Selama akhir pekan, kondisi politik domestik sempat memanas sebelum akhirnya Presiden dan DPR berjanji akan memenuhi tuntutan masyarakat. Namun masyarakat terus mengawasi dan meminta Pemerintah memenuhi tuntutan paling lambat 5 Sept 2025.
Awal pekan ini (1/9) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih berfluktuasi tinggi dengan support di 7.700-7.500. Investor dengan profil risiko agresif bisa mempertimbangkan speculative buy di saham berfundamental baik. Sementara untuk investor moderat, bisa mempertimbangkan reksadana pendapatan tetap berbasis obligsi korporasi dan reksadana pasar uang, yang lebih rendah risiko namun dengan return menarik.
Akhir pekan lalu (29/8), imbal hasil (yield) acuan Surat Berharga Negara (SBN) bertahan di 6,3%. Jika ada petensi koreksi lanjutan, maka diproyeksikan masih terbatas di kisaran 6,4-6,5%. Tim Analis Bareksa memprediksi kondisi pasar bisa segera membaik, jika gejolak sosial dan politik mereda. Utamanya, jika tuntutan masyarakat bisa segera dipenuhi oleh pemerintah.
Namun untuk saat ini, sikap wait and see di pasar saham dan parkir di instrumen yang lebih likuid dan risiko lebih rendah bisa dipertimbangkan oleh Smart Investor.
(Sigma Kinasih CTA, CFP/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.