
Bareksa.com – Industri reksadana nasional kembali mencatatkan tren positif pada bulan lalu. Berdasarkan laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – May 2025, dana kelolaan (asset under management/AUM) industri reksadana Indonesia mencapai Rp515,6 triliun, menandai peningkatan secara bulanan (MOM), sepanjang tahun berjalan (YTD) dan tahunan (YOY) yang signifikan.
Sumber : Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – May 2025
Poin-Poin Penting:
1. Total AUM Mei 2025: Rp515,61 triliun
- Naik 1,93% secara bulanan (MOM)
- Tumbuh 2,52% sejak awal tahun (YTD)
- Meningkat 6,14% secara tahunan (YOY)
2. Unit Penyertaan Reksadana Mei 2025:
- 397,30 miliar unit
- Naik 0,20% MOM
- Tumbuh 1,19% YTD
- Naik 5,34% YOY
Tercatat reksadana pendapatan tetap kembali mencatat performa terbaik dengan dana kelolaan tertinggi di antara jenis reksadana lainnya, dan mencatat pertumbuhan sejak awal tahun 4,26%.
Peningkatan Tertinggi Dana Kelolaan Berdasarkan Jenis Reksadana Mei 2025:
- Pendapatan Tetap: Naik 6,60%
- Terproteksi: Naik 3,64%
Peningkatan Tertinggi Unit Penyertaan Berdasarkan Jenis Reksadana Mei 2025:
- Pendapatan Tetap: Naik 5,56%
- Terproteksi: Naik 4,04%
Kenaikan dana kelolaan dan unit penyertaan mengindikasikan minat investor terhadap produk reksadana masih solid. Reksadana pendapatan tetap dan terproteksi menjadi pilihan utama karena menawarkan stabilitas di tengah ketidakpastian dan volatilitas pasar saham.
Artikel ini adalah kutipan dari laporan industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – May 2025. Untuk mendapatkan laporan selengkapnya, silakan hubungi: marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com)
(Reynaldi Gumay/MP/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.