Kelolaan Industri Reksadana September 2023 Turun ke Rp509,7 Triliun, Tapi Jumlah Unit Stagnan

Hanum Kusuma Dewi • 18 Oct 2023

an image
Ilustrasi dana kelolaan industri reksadana yang digambarkan dengan laporan, kalkulator, uang koin dan figur orang manajer investasi. (Shutterstock)

Pasar keuangan bergejolak sehingga menekan kinerja reksadana selama September

Bareksa.com - Industri reksadana nasional tertekan sepanjang September 2023 dengan nilai aktiva bersih (NAB) atau dana kelolaan turun, meski jumlah unit penyertaan reksadana tidak banyak berubah. Hal ini bisa mengindikasikan kinerja pasar keuangan yang melemah, sementara investor masih tetap berinvestasi di produk reksadana.

Menurut Laporan Bareksa Mutual Fund Industry Data Market - Monthly Report September 2023, dana kelolaan (asset under management/AUM) industri reksadana mencapai Rp509,7 triliun, turun 1% secara bulanan (month-on-month/MOM). Akan tetapi, nilai dana kelolaan per akhir September 2023 masih tumbuh 0,3% sepanjang tahun berjalan (YTD) dibandingkan Rp508,2 triliun di akhir 2022.

Menariknya, jumlah unit penyertaan reksadana tidak banyak berubah di 383,59 miliar pada akhir September 2023, dibandingkan dengan sebulan sebelumnya. Sementara itu, secara YTD masih ada pertumbuhan sekitar 1,09%.

Pada saat yang sama, jumlah produk reksadana justru naik menjadi 2178 produk per akhir September 2023, bertambah 12 produk selama sebulan. Namun, jumlah tersebut mengalami penurunan dari 2327 produk di akhir Desember 2023.

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry Data Market - Monthly Report September 2023

Sebagai informasi, dana kelolaan industri ini hanya menghitung reksadana publik dan tidak memasukkan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Private Equity Fund (Dana Ekuitas Swasta), Discretionary Fund atau Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), Dana Investasi Real Estat (DIRE) dan Efek Beragun Aset (EBA).

Penurunan Terbesar di Pasar Uang

Menurut data dari OJK, penurunan terbesar kelolaan reksadana datang dari jenis reksadana pasar uang yang turun Rp3 triliun atau 4% selama sebulan. Kemudian, reksadana pendapatan tetap (fixed income) juga turun 1,7% dan reksadana saham turun 2,48%. 

Sementara itu, hanya tiga jenis reksadana yang mengalami pertumbuhan dana kelolaan yaitu reksadana terproteksi yang naik 1,26%, kemudian reksadana ETF yang naik 4,42% dan  reksadna indeks yang naik 1,46%. 

Tabel Dana Kelolaan (AUM) Reksadana per Jenis dalam Triliun Rupiah

Jenis Reksadana
AUM Agustus
AUM September
Perubahan (%)
Perubahan (Rp)

Capital Protected Fund

107,139

108,484

1,26%

1,345

Equity Fund

100,012

97,530

-2,48%

-2,482

Exchanged Traded Fund

16,257

16,975

4,42%

0,719

Fixed Income Fund

156,399

153,694

-1,73%

-2,705

Global Fund

13,025

12,637

-2,98%

-0,388

Index Fund

12,896

13,084

1,46%

0,188

Mixed Asset Fund

29,073

28,529

-1,87%

-0,544

Money Market Fund

76,529

73,469

-4,00%

-3,060

Sukuk Based Fund

5,352

5,330

-0,42%

-0,022

Total

516,682

509,732

-1,35%

-6,950

Sumber: Data OJK diolah Bareksa

Sebagai informasi, reksadana pendapatan tetap masih mendominasi AUM reksadana nasional per September 2023 dengan porsi 31% dari industri. Karena itu, penurunan di kelas aset ini sangat mempengaruhi industri reksadana. 

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry Data Market - Monthly Report September 2023

Baca juga Bareksa Insight: Jurus Ciamik Lawan Koreksi Pasar Obligasi Amerika Serikat

Artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report August 2023. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).

Klik untuk Beli Reksadana Sekarang

(Reynaldi Gumay/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.