Top 5 Manajer Investasi Dana Kelolaan Reksadana Naik Tertinggi Februari 2022

Abdul Malik • 11 Mar 2022

an image
Ilustrasi top 5 manajer investasi dana kelolaan reksadana naik tertinggi. (Shutterstock)

Di tengah penurunan dana kelolaan industri reksadana pada Februari, namun ternyata 5 manajer investasi masih mampu membukukan lonjakan dana kelolaan

Bareksa.com - Mengakhiri bulan kedua di tahun 2022, industri reksadana Tanah Airkembali mengalami penurunan kinerja dalam hal total dana kelolaan (asset under management/AUM) jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya.

Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Februari 2022 dana kelolaan industri reksadana di Indonesia tercatat Rp570,83 triliun, turun Rp3,8 triliun (-0,66 persen) dari posisi per Januari 2022 yang senilai Rp574,63 triliun. Hal tersebut merupakan penurunan AUM untuk kedua kalinya yang sebelumnya terjadi pada awal tahun ini.

Di sisi lain, penurunan AUM yang terjadi pada bulan lalu juga disebabkan oleh keluarnya sebagian pelaku pasar, di mana mereka cenderung mengurangi kepemilikan reksadananya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya unit penyertaan reksadana dari sebelumnya 421,78 miliar unit per Januari 2022, menjadi 419,76 miliar unit penyertaan per Februari 2022.

Artinya, sepanjang bulan lalu terdapat penurunan unit penyertaan reksadana 2,01 miliar atau sekitar -0,48 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

5 MI dengan kenaikan AUM Tertinggi Februari 2022

Kinerja AUM industri yang mengalami penurunan, tentu secara umum disebabkan oleh turunnya AUM dari para pemain di dalamnya. Namun, ternyata terdapat beberapa manajer investasi (MI) yang berhasil menorehkan kenaikan AUM pada bulan lalu.

Berikut 5 MI dengan pertumbuhan AUM tertinggi pada Februari 2022 :

No

Manajer Investasi

AUM Januari 2022

AUM Februari 2022

Pertumbuhan

1

Sucorinvest Asset Management, PT

28.50

30.17

1.66

2

Mandiri Manajemen Investasi, PT

41.09

41.75

0.65

3

Mega Asset Management, PT

1.36

1.99

0.63

4

Sinarmas Asset Management, PT

20.33

20.95

0.61

5

BNI Asset Management, PT

27.83

28.42

0.59

Sumber : OJK, diolah Bareksa, Nominal dalam Rp Triliun

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa PT Sucorinvest Asset Management menjadi MI dengan lonjakan AUM tertinggi yang mencapai Rp1,66 triliun. Capaian tersebut terutama ditopang oleh produknya seperti Sucorinvest Money Market Fund dan Sucorinvest Stable Fund.

Sebagai informasi, pada bulan Januari 2022 Sucorinvest AM juga menjadi MI dengan lonjakan AUM terbesar yang mencapai Rp2,23 triliun.

Di sisi lain, empat dari lima MI tersebut juga memiliki produk-produk yang dijual di Bareksa dengan rincian:

· Sucorinvest AM sebanyak 10 produk
· Mandiri MI sebanyak 11 produk
· Mega AM sebanyak 4 produk
· Sinarmas AM sebanyak 8 produk
· BNI AM sebanyak 4 produk

Peningkatan AUM yang diraih oleh para MI dapat dijadikan gambaran bahwa investor memiliki kepercayaan di mana reksadana yang dikelola oleh MI yang bersangkutan memiliki reputasi yang baik dalam mengelola dana milik investornya.

Hal tersebut tentu dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi investor yang ingin membeli suatu produk reksadana.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.