Harga Nikel Melesat, Reksadana Ini Punya Saham Antam, Vale dan PT Timah

Abdul Malik • 11 Feb 2022

an image
Proses produksi nikel di pabrik PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di Sorowako, Sulawesi Selatan. (Shutterstock)

Harga saham produsen nikel melesat pada perdagangan Kamis di tengah koreksi IHSG

Bareksa.com - Harga saham produsen nikel melesat pada perdagangan Kamis (10/2/2022) di tengah koreksi 0,16 persen yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memimpin kenaikan kemarin dengan lonjakan 5,61 persen ke level Rp1.880 per saham, disertai dengan nilai transaksi yang juga cukup besar yakni mencapai Rp475,34 miliar.

Di urutan kedua, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mencatatkan kenaikan 3 persen ke level Rp4.800 per saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp68,36 miliar.

Kemudian di posisi ketiga, PT Timah Tbk. (TINS) juga berhasil menguat 2,16 persen ke level Rp1.415 per saham, disertai dengan nilai transaksi sebesar Rp30,94 miliar.

Tak hanya sekadar menguat dan ramai ditransaksikan, ketiga saham tersebut juga laris manis diburu investor asing dengan masing-masing nilai pembelian bersih (net buy) ANTM (Rp70,62 miliar), INCO (Rp20,11 miliar), dan TINS (Rp6,63 miliar).

Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO

Menurut pandangan Bareksa, investor memburu saham-saham tersebut seiring harga komoditas nikel yang sedang dalam tren kenaikan sejak awal tahun ini (year to date/YtD) yang didorong oleh pasokan yang menyusut. Di sisi lain permintaan dari energi hijau diperkirakan akan bertumbuh pesat tahun ini..

Kemarin, harga nikel dunia terpantau menguat 3 persen ke level US$23.881,50 per metric tonne. Bahkan jika dilihat sejak awal tahun, harga nikel sudah mencatatkan apresiasi 15,05 persen YtD.

Persediaan nikel dunia semakin langka. Pada 9 Februari persediaan nikel di gudang bursa logam London (LME) tercatat 85.644 ton. Jumlah ini turun 67,6 persen dibandingkan dengan stok tertinggi tahun lalu sebesar 264.606 ton pada bulan April 2021.

Di sisi lain, permintaan nikel untuk memenuhi kebutuhan transisi energi diperkirakan akan bertumbuh pada tahun ini.

"Pada tahun 2022, pasar energi baru akan mempertahankan tingkat pertumbuhan (konsumsi nikel) yang tinggi, dan persediaan akan turun ke tingkat yang rendah," melansir riset SMM.

Mengutip CNBC Indonesia, analis Wood Mackenzie Andrew Mitchell memperkirakan konsumsi nikel untuk baterai terus meningkat menjadi 13 persen dari total demand nikel dunia. Jumlah ini meningkat dari 11 persen pada tahun 2021.

Sementara, konsumsi nikel untuk baja anti karat (stainless steel) diperkirakan akan menyumbang 67 persen pada tahun 2022. Jumlah ini turun dari 69 persen pada tahun 2021.

Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa​

Reksadana dengan Underlying Asset Saham ANTM, INCO dan TINS

Melihat adanya sentimen positif terhadap saham-saham nkkel, maka menarik untuk mengetahui kira-kira produk reksadana apa saja yang menjadikan saham tersebut sebagai underlying asset portofolionya.

Berikut beberapa reksadana di Bareksa yang tercatat memiliki saham ANTM, INCO dan TINS dalam portofolionya :

1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Sumber: Bareksa

2. PT Vale Indonesia Tbk. (INCO)

Sumber: Bareksa

3. PT Timah Tbk (TINS)

Sumber: Bareksa

Berdasarkan penelusuran Bareksa dari fund fact sheet yang ada, saham ANTM merupakan yang terbanyak menjadi underlying asset dengan 13 produk reksadana, disusul INCO dengan 6 produk reksadana, dan TINS dengan 1 produk reksadana.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​

Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.