Ekspor Batu Bara Dilarang, Reksadana Beraset Saham PTBA dan HRUM Ini Masih Untung

Abdul Malik • 05 Jan 2022

an image
Ilustrasi larangan sementara ekspor batu bara yang berdampak pada kinerja saham emiten batu bara, namun diharapkan tidak berpengaruh terhadap kinerja reksadana dengan aset saham batu bara. (Shutterstock)

Pemerintah secara resmi memberlakukan larangan ekspor batu bara sementara pada 1 - 31 Januari 2022

Bareksa.com - Pemerintah secara resmi memberlakukan larangan ekspor batu bara sementara sejak 1 Januari hingga 31 Januari 2022. Larangan ini diharapkan tidak berdampak signifikan terhadap reksadana saham yang memiliki portofolio saham batubara.

Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe menjelaskan, sejauh ini produsen batubara masih mengamati kebijakan penghentian sementara ekspor tersebut. Produsen juga sedang meminta keringanan kepada pemerintah karena tidak semuanya melanggar ketentuan mengenai batas pemenuhan domestic market obligation (DMO).

Lebih lanjut, Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan Bisman Bhaktiar menjelaskan, kebijakan larangan ekspor batubara ini tentunya sangat berpengaruh kepada emiten dan juga sahamnya. Namun, dia melihat dampaknya hanya sementara sehingga pengaruhnya tidak akan besar.

“Pelaku pasar akan wait and see beberapa saat melihat perkembangan kondisi dan bagaimana kebijakan pemerintah selanjutnya,” terang dia di Jakarta, Rabu (5/1).

Bisman juga melihat larangan ekspor ini juga tidak akan diberlakukan dalam waktu lama. Karenanya, dalam beberapa waktu ke depan akan terjadi perubahan kebijakan pemerintah, seiring dengan pemulihan ketersediaan energi primer untuk pembangkit listrik milik PLN.

Tahun ini, baik Kiswoyo, maupun Bisman masih melihat masih ada peluang saham batu bara bisa meningkat. Peningkatan kinerja saham ini akan dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditas dan juga kebijakan pemerintah terkait ekspor batubara.

“Kalau harga komoditas naik, kinerja penjualan mereka juga akan meningkat,” ujar Kiswoyo.

Adapun berdasarkan data RTI, sejumlah saham batu bara mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Rabu, (5/1). Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menurun 2,61 persen ke level Rp2.240. Saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) juga menurun 1,9 persen ke level Rp10.300. Kemudian, PT Samindo Resources Tbk menurun 0,29 persen ke level Rp1.740 dan PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menurun 0,28 persen ke level Rp26.425.

Namun, masih ada saham batubara lain yang menguat seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar 0,63 persen ke level Rp20.050, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 1,11 persen ke level Rp2.730 dan PT Indika Energy Tbk (INDY) sebesar 1,28 persen ke level Rp1.580.

Fluktuasi harga saham batu bara ini diharapkan tidak berpengaruh signifikan terhadap reksadana yang memiliki portofolio saham batu bara. Berdasarkan data Bareksa, ada sejumlah reksadana yang memiliki portofolio saham batu bara.

Reksadana tersebut adalah Eastspring Investments Value Discovery Kelas A yang memiliki portofolio saham HRUM. Dalam setahun, reksadana ini masih memberikan tingkat pengembalian (return) 8,35 persen.

Kemudian, Sucorinvest Equity Fund dari PT Sucor Asset Management yang memiliki portofolio saham PTBA. Reksadana ini dalam setahun menghasilkan return 6,68 persen.

Reksadana saham dari Sucor Asset Management yang lain juga memiliki portofolio saham batu bara, yakni Sucorinvest Sharia Equity Fund dengan portofolio saham MYOH. Dalam enam bulan, reksadana ini memberikan return 8,96 persen.

Baca juga : Investasi Reksadana di Bareksa dapat OVO Poin dan Voucher GrabFood

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.