Tiga Reksadana Saham Ini Meroket Saat IHSG Melemah Tertekan Aksi Jual Asing

Abdul Malik • 19 Nov 2021

an image
Ilustrasi investasi di reksadana saham. (Shutterstock)

Kondisi pasar saham Indonesia yang melemah pada perdagangan kemarin, secara umum turut menekan kinerja reksadana saham yang memang mengalokasikan sedikitnya 80 persen portofolionya ke dalam aset berupa ekuitas tersebut.

Bareksa.com - Mengakhiri perdagangan Kamis (18/11/2021), pasar saham Indonesia mengalami koreksi setelah dua hari sebelumnya mengalami penguatan. Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,59 persen ke level 6.636,47.

Dilihat secara intraday, pergerakan IHSG tampak sudah melemah sejak awal pembukaan perdagangan dan terlihat semakin dalam penurunannya hingga perdagangan sesi kedua berakhir.

Aktivitas perdagangan tergolong cukup normal dengan nilai transaksi yang mencapai Rp11,99 triliun, di mana investor asing cenderung melepas saham Tanah Air dengan catatan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp446,75 milar di pasar reguler.

Melemahnya kinerja Wall Street pada Rabu (17/11) tentu memberikan sentimen negatif ke bursa saham Asia pada perdagangan kemarin termasuk ke IHSG.

Apalagi, kenaikan inflasi juga disoroti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai salah satu ancaman yang dihadapi Indonesia

Beberapa negara, seperti Amerika Serikat (AS), China, Eropa, Meksiko dan Korea Selatan mengalami kenaikan harga di tingkat produsen sehingga menyebabkan inflasi tinggi. Indonesia juga mengalami kenaikan, meskipun tidak signifikan.

Selain itu, tingginya inflasi akan memicu kenaikan suku bunga, salah satunya Bank Sentral AS (The Fed) yang tentunya akan memberikan dampak signifikan ke pasar finansial global termasuk Indonesia. Saat ini pelaku pasar melihat peluang kenaikan yang agresif di tahun depan.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate di level 3,5 persen sesuai dengan perkiraan konsensus.

Dengan inflasi yang rendah dan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil meski The Fed sudah melakukan tapering, maka tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga bisa dikatakan nihil.

Bagaimanapun juga suku bunga rendah masih diperlukan untuk membantu perekonomian Indonesia bangkit lagi setelah melambat di kuartal III 2021 lalu.

Reksadana Saham Masih Mampu Masuk Top 10 Return Tertinggi

Kondisi pasar saham Indonesia yang melemah pada perdagangan kemarin, secara umum turut menekan kinerja reksadana saham yang memang mengalokasikan sedikitnya 80 persen portofolionya ke dalam aset berupa ekuitas tersebut.

Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah kompak menorehkan penurunan masing-masing -0,3 persen dan -0,01 persen.

Sumber: Bareksa

Namun menariknya, meskipun secara umum produk reksadana saham melemah kemarin, nyatanya masih ada beberapa produk reksadana saham yang mampu menorehkan kenaikan harian.

Sumber: Bareksa

Berdasarkan top 10 imbal hasil (return) harian produk reksadana yang tersedia di Bareksa pada perdagangan kemarin, 3 di antaranya diraih oleh produk reksadana saham, kemudian 3 produk reksadana pendapatan tetap, dan 4 lainnya merupakan produk reksadana campuran.

Tiga reksadana saham tersebut ialah Sucorinvest Maxi Fund, Semesta Dana Saham dan Sucorinvest Equity Fund.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.