Hingga Akhir 2021, Imbalan Reksadana Saham dan Pendapatan Tetap Diprediksi Positif

Abdul Malik • 16 Sep 2021

an image
Ilustrasi kenaikan pasar saham dan SBN yang berpengaruh pada kinerja reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap. (Shutterstock)

Secara historis, obligasi pemerintah yang menjadi aset dasar reksadana pendapatan tetap selalu mencatat kinerja positif pada September. Kemudian, pada Oktober dan November, IHSG positif

Bareksa.com - Tingkat pengembalian (return) reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham diperkirakan tetap akan positif pada tahun ini. Meskipun, terdapat sejumlah sentimen negatif yang bisa mempengaruhi laju return kedua reksadana itu.

Pjs Head of Investment PT Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu mengatakan, tingkat pengembalian reksadana saham dan pendapatan tetap ini akan bergerak positif. Pasalnya, secara historis, obligasi pemerintah yang menjadi aset dasar reksadana pendapatan tetap selalu mencatat kinerja positif pada September. Kemudian, pada Oktober dan November, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencatat positif.

"Pada akhir tahun, IHSG dan obligasi pemerintah sama-sama mencetak return positif," jelas dia di Jakarta belum lama ini.

Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto menambahkan, pencapaian return reksadana saham memang sangat tergantung dengan pergerakan IHSG dan proses pemasaran reksadana. Tahun ini, dia memprediksi, IHSG meningkat ke level 6.700 dan akan terjadi rotasi ke saham blue chip yang masih underperform sejak awal tahun. 

"Meski bukan semua, saham blue chip masih menjadi aset utama bagi kebanyakan reksadana saham kinerjanya masih di bawah IHSG," kata Rudi.

Sementara untuk reksadana pendapatan tetap, Rudi menilai tantangan utamanya adalah tantangan tapering off atau kebijakan moneter ketat Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) pada tahun mendatang. Karena itu, pergerakan return reksadana tahun ini akan cukup fluktuatif.

Peluang Naiknya IHSG

Di sisi lain, Director, Chief Investment Officer, Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula mengatakan, tahun ini, kinerja kedua jenis reksadana, yakni reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham diprediksi akan meningkat.

Dari reksadana saham, Ezra melihat adanya peluang peningkatan IHSG dari mulai pulihnya perekonomian. Pemulihan ekonomi ini pula, menurut Ezra yang menjadi kesempatan untuk berinvestasi di saham yang menawarkan peluang pertumbuhan. 

Salah satunya adalah saham dari sektor ekonomi digital karena sektor teknologi bisa meningkatkan bobot indeks atau MSCI Indonesia di tingkat Asia Tenggara. Kemudian, saham yang termasuk dalam 45 saham berkapitalisasi besar (LQ 45). Menurut Ezra, saham ini nantinya akan unggul ketika situasi pandemi sudah berakhir.

"Kalau kami melihat, LQ45 saat ini memang sedang tertekan karena perekonomian Indonesia memang sedang melambat akibat pandemi yang berkepanjangan," jelas dia.

Sementara untuk reksadana pendapatan tetap, Ezra melihat potensi penurunan imbal hasil (yield) obligasi negara tenor 10 tahun di bawah 6 persen. Penurunan yield ini ditopang oleh pasar obligasi yang masih positif karena adanya dukungan burden sharing dari Bank Indonesia (BI).

Selain itu, kebijakan fiskal juga cukup akomodatif dengan fokus utama mendorong pertumbuhan dan menjaga nilai tukar. Meski, masih ada sentimen negatif dari perkembangan kasus Covid-19, namun adanya vaksinasi dan likuiditas domestik yang melimpah bisa mengimbangi dampak negatif tersebut.

Adapun pada Agustus 2021, Infovesta mencatat, reksadana pendapatan tetap mencetak return tertinggi, yakni 2,97 persen dibandingkan akhir tahun lalu. Lalu, reksadana pasar uang juga mencatat return positif 2,21 persen.

Namun reksadana saham dan campuran masih mencatat kinerja yang negatif, yakni masing-masing terkoreksi 6,13 persen dan 1,18 persen. Meskipun, IHSG meningkat 2,86 persen.

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.