Pekan ke-4 Agustus : Reksadana Saham Koreksi, Reksadana Pendapatan Tetap Terapresiasi

Abdul Malik • 30 Aug 2021

an image
Ilustrasi arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang sangat mempengaruhi kinerja pasar saham dan SBN, sehingga berdampak pada kinerja reksadana. (Shutterstock)

Pada pekan keempat Agustus 2021, IHSG secara mingguan mengakumulasi kenaikan tipis 0,18 persen ke level 6.041,37

Bareksa.com - Mengakhiri pekan keempat Agustus 2021, bursa saham Tanah Air mengalami fluktuasi cukup tinggi namun masih mampu bertahan di atas level psikologis 6.000.

Dalam sepekan perdagangan yang berlangsung mulai dari 23 hingga 27 Agustus, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah sebanyak tiga kali dan di zona hijau sebanyak dua kali, di mana secara mingguan mengakumulasi kenaikan tipis 0,18 persen ke level 6.041,37.

Mengawali pekan, IHSG melesat jelang pengumuman perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Jawa dan Bali pada Senin. Pelaku pasar yakin kebijakan PPKM kian efektif sehingga mereka mengakumulasi yang didera koreksi masif sepekan sebelumnya.

Kasus Covid-19 pada saat itu dilaporkan menurun dengan 12.408 kasus sehari per Ahad (22/8/2021), atau lebih rendah dari hari sebelumnya 16.744 kasus. Capaian ini merupakan terendah sejak 16 Juni 2021.

Selanjutnya, IHSG bergerak fluktuatif mengikuti arah perkembangan spekulasi mengenai kebijakan tapering (pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder AS) yang akan dijalankan Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Sekadar informasi, aksi tapering secara umum akan menjadi kabar buruk bagi pasar modal negara berkembang karena ada potensi dana asing yang keluar kembali ke negeri Paman Sam.

Hal ini terjadi karena efek tapering diprediksikan akan membuat kinerja dolar AS menggila karena jumlah uang beredarnya yang turun sehingga berinvestasi di aset di luar AS menjadi kurang menarik.

Selanjutnya kenaikan nilai dolar ini secara khusus juga akan menekan emiten-emiten yang banyak menerbitkan global bonds dan melakukan pinjaman menggunakan dolar AS. Hal ini karena nilai utang mereka apabila dirupiahkan tentunya akan meningkat serta pembayaran bunga juga akan naik.

Reksadana Saham Koreksi, Reksadana Pendapatan Tetap Terapresiasi

Kondisi pasar saham Indonesia yang menguat tipis pada pekan lalu, secara umum ternyata berbanding terbaling dengan kinerja reksadana berbasis ekuitas yang justru menjadi yang terburuk.

Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham mengalami koreksi terbesar dengan kinerja -0,11 persen pada pekan lalu.

Sumber: Bareksa

Adapun di peringkat kedua terbawah ditempati oleh indeks reksadana campuran dengan kinerja -0,02 persen, yang juga memiliki alokasi aset pada saham.

Sementara itu, dua reksadana yang berhasil menorehkan kinerja positif pada pekan lalu ditempati oleh indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana pasar uang dengan masing-masing kenaikan 0,51 persen dan 0,05 persen.

Di sisi lain, top 10 reksadana yang berhasil mencatatkan kenaikan kinerja dengan imbal hasil (return) mingguan tertinggi pada pekan lalu mayoritas dikuasai oleh produk reksadana campuran sebanyak 4 produk, disusul reksadana saham dan pendapatan tetap masing-masing 3 produk.

Sumber: Bareksa

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/AM)

​***

​​​Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.