Bagaimana Perkembangan Industri Reksadana 5 Tahun ke Depan?

Abdul Malik • 25 May 2021

an image
Ilustrasi sekelompok anak muda atau generasi milenial yang berinvestasi di reksadana dan SBN secara digital. (Shutterstock)

Pertumbuhan dana kelolaan industri reksadana di negara-negara maju, mencapai inflection point ketika level pendapatan per kapita melampaui US$5.000

Bareksa.com - Basis investor reksadana ritel dinilai jadi penopang pertumbuhan industri reksadana di masa depan. Lalu, bagaimana gambaran industri reksadana nasional pada 5 tahun mendatang?

Direktur Utama Trimegah Asset Management (Trimegah AM) Antony Dirga menilai pertumbuhan partisipasi investor reksadana yang pesat merupakan suatu "prelude" atau awal dari pertumbuhan dana kelolaan atau asset under management (AUM) di industri reksadana untuk 5 tahun ke depan.

Jumlah investor reksadana sepanjang tahun berjalan hingga akhir April 2021 menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), telah mencapai 4.408.998 SID (single investor identification).

Jumlah tersebut, tumbuh 38,85 persen dari posisi akhir 2020 lalu yang tercatat baru 3.880.753 SID. Di sisi lain jika melihat selama 3 tahun terakhir, jumlah investor reksadana telah tumbuh 342,89 persen dari posisi per akhir 2018 yang hanya sebesar 995.510 SID.

Sementara itu berdasarkan riset Trimegah AM, pertumbuhan dana kelolaan industri reksadana di negara-negara maju, mencapai inflection point ketika level pendapatan per kapita melampaui US$5.000. Menilik data tersebut, diyakini pertumbuhan AUM reksadana di Indonesia juga memiliki katalis yang sama.

"Dengan asumsi pertumbuhan riil 5 persen per tahun dan pertumbuhan populasi sekitar 1 persen per tahun, katalis ini akan dapat kita capai dalam waktu 5 tahun mendatang. Karenanya, kami mencermati lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel sekarang dengan sangat excited," kata Antony dilansir Bisnis.com (24/5/2021).

Hanya saja, Antony mengatakan ledakan pertumbuhan jumlah investor ritel jika dilihat secara komersiil, tidak akan diikuti oleh pertumbuhan AUM yang setara dalam jangka pendek. Meski begitu, Trimegah AM tetap mendorong pertumbuhan investor ritel secara aktif, salah satunya dengan melakukan edukasi.

Antony berharap, dengan adanya peningkatan literasi keuangan dan investasi di Tanah Air, industri investasi di Indonesia dapat tumbuh semakin pesat dan menjadi lebih maju dibandingkan negara-negara tetangga. Termasuk di dalamnya, industri reksadana.

"Bersama dengan OJK dan juga pelaku pasar lainnya, kami selalu aktif mengadakan webinar series untuk nasabah maupun non nasabah kami, edukasi melalui social media seperti Instagram, dan juga kerja sama aktif dengan agen penjual reksadana kami," paparnya.

(Martina Priyanti/AM)

​***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.