Laba Telkom Melesat Jadi Rp20,8 Triliun, Reksadana Ini Punya Sahamnya

Abdul Malik • 03 May 2021

an image
Gedung Plaza Telkom. (Shutterstock)

Pertumbuhan laba itu ditopang oleh pendapatan konsolidasi yang mencapai Rp136,46 triliun di 2020

Bareksa.com - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencatat perolehan laba bersih Rp20,8 triliun pada 2020, melesat 11,5 persen dari akhir 2019. Peningkatan ini secara tidak langsung berdampak pada reksadana yang memiliki portofolio saham TLKM di dalamnya.

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menjelaskan, pertumbuhan laba itu ditopang oleh pendapatan konsolidasi yang mencapai  Rp136,46 triliun yang bertumbuh 0,7 persen dibanding tahun 2019. 

"Hal ini memberikan sinyal optimisme bahwa digitalisasi mampu menjadi motor penggerak penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional," jelas Ririek dalam keterangannya belum lama ini.

Ririek mengungkapkan, tahun 2020 merupakan tahun yang sangat menantang dan penuh dinamika bagi Indonesia di mana pandemi Covid-19 melanda hampir seluruh dunia dan masih berlangsung hingga saat ini.

Sama halnya dengan sektor bisnis yang lain, industri telekomunikasi merasakan dampak yang cukup besar dengan adanya pandemi. 

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi juga membawa perubahan terhadap kebutuhan dan gaya hidup masyarakat, dengan tingkat adopsi digital masyarakat meningkat signifikan.

“Pandemi telah mempercepat transformasi digital menjadi beberapa tahun lebih cepat dan ini menjadi ruang akselerasi bagi Telkom," kata dia.

Menurut Ririek, pandemi Covid-19 mendorong kebutuhan masyarakat yang lebih besar akan akses internet di rumah. Menangkap fenomena tersebut, Telkom berupaya untuk memenuhi permintaan masyarakat yang meningkat sepanjang tahun 2020 dengan melayani penambahan pelanggan IndiHome lebih dari 1,01 juta.

Sehingga pada akhir 2020 jumlah pelanggan IndiHome mencapai 8,02 juta pelanggan atau tumbuh 14,5 persen jika dibanding akhir 2019. 

Kondisi ini berdampak positif bagi perusahaan di mana IndiHome mencatat kenaikan pendapatan signifikan 21,2 persen menjadi Rp22,2 triliun dibanding tahun 2019 dan memposisikan diri dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia. 

Untuk segmen Mobile, Telkomsel selaku entitas anak usaha Telkom mencatat kenaikan trafik data yang cukup besar hingga 43,8 persen dibanding periode yang sama tahun 2019, menjadi 9.428 petabyte, seiring dengan semakin besarnya kebutuhan layanan data.

Hal ini tidak lepas dari kontribusi dari 169,5 juta pelanggan Telkomsel dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 115,9 juta pelanggan atau meningkat 5,2 persen dibanding tahun 2019. 

Sepanjang 2020, pendapatan Digital Business Telkomsel tumbuh 7 persen menjadi Rp62,33 triliun yang sekaligus menjadi katalis dalam pergeseran bisnis legacy ke layanan digital business. Kontribusi pendapatan dari digital business meningkat menjadi 71,6 persen dari total pendapatan Telkomsel, dari 63,9 persen pada tahun sebelumnya.

Reksadana dengan Portofolio TLKM

Pertumbuhan laba Telkom ini secara tidak langsung berdampak pada reksadana saham yang memiliki portofolio saham TLKM.

Beberapa reksadana yang memiliki portofolio saham TLKM adalah Manulife Saham Andalan, Batavia Dana Saham, Manulife Syariah Sektoral Amanah Kelas A, Manulife Dana Saham Kelas A, Eastspring Investments Value Discovery Kelas A, BNP Paribas Pesona Syariah dan banyak lainnya.

Secara keseluruhan, reksadana saham tersebut memiliki kinerja yang cukup baik dalam waktu satu tahun. Salah satunya adalah Manulife Saham Andalan yang bisa mencatatkan imbal hasil (return) 61,81 persen dalam setahun.

Reksadana saham dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia ini juga bisa membukukan imbalan 37,74 persen dalam enam bulan.

(K09/AM)

***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS 

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.