OJK : Kelolaan Reksadana Pekan I April Rp578 Triliun, Sinyal Kembali Melesat?

Abdul Malik • 14 Apr 2021

an image
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (Shutterstock)

Nilai ini meningkat 0,18 persen dibandingkan akhir 2020 yang mencapai Rp573,54 triliun

Bareksa.com -  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana kelolaan reksadana hingga 7 April 2021 mencapai Rp578,13 triliun. Nilai ini meningkat 0,18 persen dibandingkan akhir 2020 yang mencapai Rp573,54 triliun.

Pencapaian dana kelolaan ini menjadi  prestasi tersendiri bagi industri reksadana. Sebab pada Maret 2021, dana kelolaan reksadana justru menurun 1,34 persen menjadi Rp565,9 triliun dibandingkan akhir 2020.

Nilai dana kelolaan tersebut juga menjadi angka terbesar sepanjang 2021 ini. Pada Januari 2021, OJK mencatat dana kelolaan reksadana sebesar Rp571,2 triliun dan Rp571,7 triliun pada Februari 2021.

Jika nilai kelolaan reksadana pekan I April 2021 tersebut bertahan atau bahkan meningkat hingga akhir bulan, maka akan menjadi catatan rekor tertinggi baru kelolaan industri reksadana nasional.

Nilai Aktiva Bersih Reksadana (per 7 April 2021)

Sumber : materi paparan Yunita Linda Sari

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Yunita Linda Sari menjelaskan pertumbuhan dana kelolaan tersebut seiring dengan pertumbuhan jumlah produk reksadana

"Hingga 7 April 2021, jumlah produk reksadana mencapai 2.244 produk atau bertambah 1,26 persen dari akhir 2020 yang mencapai 2.219 produk," jelas Yunita dalam Bahan Presentasi Pelatihan Wartawan OJK yang dikutip Selasa, (13/4).

Penambahan Berdasarkan Jenis Produk Reksadana

Adapun produk reksadana tersebut paling banyak berupa reksadana terproteksi 867 produk, reksadana pendapatan tetap 320 produk, reksadana saham 272 produk, reksadana pasar uang 201 produk, dan reksadana campuran 196 produk.

Sementara sisanya adalah reksadana syariah, reksadana indeks dan exchange traded fund (ETF).

Jumlah Produk Berdasarkan Tipe Reksadana (per 1 April 2021)

Sumber : materi paparan Yunita Linda Sari

Pertumbuhan dana kelolaan juga ditopang oleh pertumbuhan investor individu (single investor identification/SID). Per Februari 2021, OJK mencatat jumlah investor mencapai 4,51 juta orang.

Dari jumlah tersebut, investor reksadana berkontribusi paling banyak sejumlah 3,82 juta orang atau bertumbuh 20,49 persen dari akhir 2020. Sementara investor saham mencapai 2,05 juta orang dan investor SBN sebanyak 497,06 ribu orang.

Industri penunjang juga menjadi menopang pertumbuhan industri reksadana. Yunita menyebutkan, Per 1 April 2021, OJK mencatat ada 98 manajer investasi dan 69 Agen Penjual Reksa Dana (APERD) di Tanah Air. Di periode yang sama, jumlah Wakil Agen Penjual Reksa Dana (WAPERD) mencapai 24.572 orang dan bank kustodian sebanyak 24 entitas.

Tahun ini, OJK berharap kinerja pasar modal bisa bertumbuh positif, meski pandemi Covid-19 belum sepenuhnya usai. Tanda perbaikan kinerja pasar modal ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai memasuki tren bullish pada periode 2-11 November 2020.

Perbaikan ini ditopang oleh kemenangan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat (AS) yang membawa dampak positif bagi bursa regional dan global. Hingga 8 April 2021, IHSG sudah berada di atas level 6.000 atau sebesar 6.071. IHSG ini meningkat 1,55 persen dibandingkan akhir 2020.

"Meskipun menguat, namun belum flattening-nya kasus baru Covid-19 di Indonesia berpotensi menimbulkan shock bagi pergerakan pasar ke depan, meskipun koreksi yang akan terjadi di pasar saham masih wajar," tulis dia.

OJK juga sedang meramu berbagai kebijakan untuk bisa menggerakkan kinerja pasar modal itu. Adapun kebijakan strategis yang akan dikeluarkan tahun ini adalah perluasan produk dan aktivitas di pasar modal, implementasi disgorgement and disgorgement fund, efisiensi primary market dan secondary market, notasi khusus di level broker dan kebijakan lainnya.

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.