Pasar Maret Fluktuasi Hebat, Minat Investor di Reksadana Pendapatan Tetap Terjaga

Abdul Malik • 13 Apr 2021

an image
Ilustrasi investor memantau perkembangan harga SBN dan dampaknya ke reksadana pendapatan tetap. (Shutterstock)

Hal ini terlihat meskipun kelolaan reksadana pendapatan tetap sedikit turun pada Maret, namun unit penyertaannya masih tetap bertahan

Bareksa.com - Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report March 2021, menyebutkan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap pada Maret 2021 senilai Rp141,3 triliun atau tumbuh 0,25 persen sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD).

Secara tahunan (YoY) kelolaan reksadana pendapatan tetap pada Maret 2021 juga naik 23 persen, meski begitu secara bulanan tertekan atau minus 1 persen dibandingkan Februari 2021 yang tercatat Rp142,52 triliun.

Tertekannya kelolaan reksadana pendapatan tetap secara bulanan pada Maret 2021, utamanya karena turunnya nilai aset dalam portofolionya akibat kondisi pasar sepanjang bulan lalu mengalami turbulensi hebat.

Hal itu terlihat dari jumlah unit penyertaan reksadana pendapatan tetap yang sebanyak 87,18 miliar unit pada Maret 2021, stagnan dibandingkan Februari. Artinya pada Maret lalu, meskipun pasar bergejolak hebat, investor masih tetap mempertahankan investasinya di reksadana pendapatan tetap.

Secara year to date, unit penyertaan reksadana pendapatan tetap naik 4,81 persen dan YoY naik 15 persen.

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report March 2021

Dari sisi jumlah produk reksadana, hingga kuartal I 2021 tampak semarak. Jumlah produk reksadana pendapatan tetap tumbuh 3,12 persen YtD jadi 397 produk pada Maret 2021, dibandingkan Desember 2020 yang baru 385 produk.

Kondisi itu menunjukkan perusahaan manajemen investasi masih optimistis peluncuran produk baru reksadana pendapatan tetap masih akan diminati investor.

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report March 2021

Gejolak Pasar

Sepanjang bulan Maret 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjerembab jeblok hingga 4,11 persen dan ditutup di 5.986.

Kinerja indeks saham yang tertekan tersebut turut menekan kinerja hampir semua indeks reksadana, termasuk indeks reksadana pendapatan tetap, yakni indeks reksadana pendapatan tetap syariah -0,27 persen dan indeks reksadana pendapatan tetap -0,24 persen.

Sepanjang kuartal I 2021, IHSG hanya naik tipis 0,11 persen. Indeks reksadana pendapatan tetap juga minus 2,19 persen dan indeks reksadana pendapatan tetap syariah melemah 1,39 persen pada periode triwulan I tahun ini.

Anjloknya IHSG disebabkan adanya kombinasi sentimen negatif yang terjadi secara berbarengan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sentimen negatif dari dalam negeri muncul dari wacana pengurangan investasi saham dan reksadana oleh BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek).

Sementara dari luar, risiko capital outflow juga muncul akibat tekanan jual seiring dengan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun ke posisi tertinggi selama 14 bulan yakni di atas level 1,7 persen.

Untuk diketahui, kinerja reksadana pendapatan tetap sepanjang tahun lalu atau 2020 paling kinclong dibandingkan jenis reksadana lainnya, di tengah gejolak pasar akibat pandemi Covid-19. Tahun ini, kinerja reksadana jenis ini diprediksi masih cemerlang, meskipun tidak sekinclong tahun lalu.

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report March 2021. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).

(Martina Priyanti/Tim Data/AM)​

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.