Ini Daftar 10 Reksadana Imbalan Tertinggi Pasca-Market Crash Setahun Lalu

Abdul Malik • 24 Mar 2021

an image
Ilustrasi kinerja reksadana dan SBN yang melesat di 2021 setelah dihantam dampak pandemi Covid-19 pada 2020. (shutterstock)

Top 10 reksadana di Bareksa bahkan membukukan imbal hasil antara 69,1 persen hingga 127,3 persen setahun terakhir

Bareksa.com - Akibat pandemi Covid-19, pasar saham nasional sempat terjun dalam dan mengalami market crash pada tahun lalu. Level terendah IHSG pada 2020 ialah pada 24 Maret di level 3.938. 

Secara year to date (YtD) atau sepanjang tahun berjalan, IHSG anjlok hingga 37,5 persen secara year to date pada 24 Maret 2020. Market crash akibat pandemi Covid-19 telah mengakibatkan IHSG ambrol hingga di bawah level 4.000, setelah pada akhir 2019 ditutup di level 6.300.

Ambrolnya IHSG turut menyeret kinerja reksadana. Tercatat dari 8 indeks reksadana di Bareksa, 6 di antaranya mencatatkan kinerja negatif dan hanya 2 indeks reksadana yang membukukan kinerja positif pada 24 Maret tahun lalu.

Enam indeks reksadana yang anjlok tersebut yakni indeks reksadana saham dengan penurunan terdalam mencapai 35,74 persen YtD, disusul indeks reksadana saham syariah minus 32,33 persen, indeks campuran negatif 20,75 persen, indeks reksadana campuran syariah longsor 19,34 persen, indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana pendapatan tetap syariah masing-masing minus 3,22 persen.

Adapun dua indeks reksadana yang masih bertahan yakni indeks reksadana pasar syariah naik 0,68 persen YtD dan indeks reksadana pasar uang menguat 0,31 persen.

Kini setelah setahun berlalu, sejak level terendah IHSG pada 2020 bagaimana kinerja IHSG dan indeks reksadana? Menurut data Bareksa, IHSG telah melompat 58,79 persen setahun per 23 Maret 2021 di level 6.253. Seiring lompatan IHSG, indeks reksadana juga semuanya membukukan kinerja cemerlang.

Lonjakan tertinggi dibukukan indeks reksadana saham dengan kenaikan nilai aktiva bersih (NAB) mencapai 41,98 persen, diikuti indeks reksadana saham syariah melesat 31,61 persen, indeks reksadana campuran syariah 24,83 persen, dan indeks reksadana campuran 24,66 persen.

Kemudian indeks reksadana pendapatan tetap dengan kenaikan NAB 8,17 persen, indeks reksadana pendapatan tetap syariah meningkat 6,78 persen, indeks reksadana pasar uang syariah bertambah 1,83 persen serta indeks reksadana pasar uang naik 0,06 persen.

10 Reksadana Imbalan Tertinggi Setahun Terakhir

Seiring melesatnya IHSG dan indeks reksadana, mayoritas reksadana yang tersedia juga mencetak kinerja cemerlang setahun terakhir per 23 Maret 2021. Tercatat dari sebanyak 203 produk reksadana yang tersedia di aplikasi reksadana Bareksa, sebanyak 200 di antaranya membukukan kinerja positif.

Bahkan 10 produk di aplikasi reksadana Bareksa membukukan imbalan antara 69,1 persen hingga 127,3 persen. Top 10 reksadana imbalan tertinggi setahun terakhir, semuanya diisi oleh reksadana saham. 

Top 10 Reksadana Imbalan Tertinggi 1 Tahun (per 23 Maret 2021)

Sumber : Bareksa

Tiga besar reksadana imbalan tertinggi setahun terakhir di aplikasi reksadana Bareksa, diisi oleh produk kelolaan Manulife Aset Manajemen Indonesia yakni Manulife Greater Indonesia Fund dengan imbalan 127,3 persen, Manulife Saham SMC Plus 117,1 persen dan Manulife Saham Andalan 94,24 persen.

Berikutnya di peringkat empat ditempati reksadana BNP Paribas Solaris dengan imbalan 92,85 persen, Sucorinvest Sharia Equity Fund 90,97 persen, Shinhan Equity Growth 82,3 persen, Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS 75,74 persen, Sucorinvest Equity Fund 72,3 persen, Manulife Syariah Sektoral Amanah Kelas A 70,76 persen, serta Eastspring Investments Value Discovery Kelas A.

Sumber : Bareksa

Apapun instrumen investasi pilihan kamu, selalu sesuaikan dengan profil risiko kamu ya!

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.