Imbalan Reksadana Saham Diprediksi di Atas 10 Persen Tahun Ini, Apa Alasannya?

Abdul Malik • 17 Mar 2021

an image
Ilustrasi investasi di reksadana saham. (Shutterstock)

Keberhasilan vaksinasi Covid-19, menjadi faktor penentu pertumbuhan kinerja reksadana saham tahun ini

Bareksa.com - Tingkat pengembalian (return) reksadana saham tahun ini diperkirakan tetap akan berada di atas 10 persen. Meski pada Februari 2021, return reksadana saham baru mencapai 3,9 persen.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayatna mengatakan pada Februari 2021 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat 6,47 persen dibandingkan Januari 2021. Namun return reksadana saham baru mencapai 3,9 persen.

Meski pertumbuhan return reksadana saham ini masih lebih rendah dibandingkan kinerja IHSG, namun return reksadana saham ini lebih baik dibandingkan return reksadana lainnya.

Wawan menyebutkan, selain reksadana saham, reksadana campuran juga mencatatkan return yang positif, yakni mencapai 1,85 persen.

Reksadana pasar uang juga mencatatkan return yang positif, namun hanya mencapai 0,29 persen. Sedangkan return reksadana pendapatan tetap terkoreksi 1,08 persen.

"Penurunan return reksadana pendapatan tetap karena kenaikan yield US Treasury Bond," jelas dia di Jakarta  belum lama ini.

Dengan melihat kinerja yang berangsur membaik, Wawan optimistis reksadana saham bisa membukukan kinerja yang positif tahun ini. Hal ini berbanding terbalik dengan tahun lalu yang mencatatkan return  negatif 6,93 persen.

Keberhasilan vaksinasi Covid-19, menurut Wawan menjadi faktor penentu pertumbuhan kinerja reksadana saham tahun ini. Dengan keberhasilan vaksin itu, return reksadana saham tahun ini bisa mencapai 10 persen.

Pertumbuhan reksadana saham ini, lanjut Wawan akan berlanjut hingga 2022. Kinerja emiten yang berangsur membaik menjadi hal yang akan mendukung kinerja pasar modal dan reksadana saham tahun depan.

Skenario Jika IHSG Tembus 6.700

Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, tahun ini, IHSG berpeluang menyentuh angka 6.700. Dengan perkiraan IHSG tersebut, return reksadana saham bisa mencapai sekitar 12 persen.

Pergerakan return reksadana ini, jauh berbeda dengan realisasi return reksadana tahun lalu. Seiring dengan IHSG yang menurun 5,09 persen secara year on year (yoy) pada akhir 2020, return reksadana saham juga menurun 10,29 persen.

Reksadana pendapatan tetap menjadi juara return reksadana pada tahun lalu, yakni mencapai 9 persen. Sementara untuk reksadana pasar uang, Rudiyanto menyebutkan, imbalannya mencapai 4,61 persen dan reksadana campuran terkoreksi 0,36 persen.

Mantan Direktur PT Avrist Asset Management Agra Pramudita juga melihat peluang return reksadana saham di kisaran 10-12 persen tahun ini. Peningkatan return ini seiring dengan ekspektasi pasar atas valuasi IHSG.

Return reksadana pendapatan tetap juga berpeluang menguat ke level 5,5-6 persen. Penguatan ini dengan melihat yield obligasi negara tenor 10 tahun yang bisa mencapai 5,9-6,1 persen.

Sementara untuk reksadana campuran, peluang return-nya bisa berada di angka 8-10 persen. Sedangkan reksadana pasar uang di level 4-4,5 persen dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga deposito saat ini.

Tahun lalu, return reksadana saham dan campuran Avrist AM terkoreksi masing-masing 6 dan 1 persen. Namun reksadana pendapatan tetap dan pasar uang mencatat return yang signifikan, yakni 11 dan 5,6 persen.

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.