Setelah Tertekan Beberapa Bulan, Kelolaan Reksadana Saham Februari Meningkat

Abdul Malik • 15 Mar 2021

an image
Ilustrasi investasi di reksadana saham. (Shutterstock)

Dana kelolaan reksadana saham tumbuh 0,03 persen menjadi Rp140,5 triliun pada Februari 2021

Bareksa.com - Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2021 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana saham berhasil tumbuh positif bulan lalu, setelah pada beberapa bulan sebelumnya tertekan .

Menurut laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2021 dana kelolaan reksadana saham tumbuh 0,03 persen  secara year to date (YtD) atau sepanjang tahun berjalan, menjadi Rp140,5 triliun pada bulan lalu.

Sebelumnya, pada Januari 2021, dana kelolaan reksadana saham masih minus 3,35 persen menjadi Rp135,7 triliun. Sementara pada Desember 2020, dana kelolaan reksadana saham tercatat turun 4,09 persen secara YtD menjadi Rp140,4 triliun.

Meski begitu, dari sisi jumlah unit penyertaan reksadana saham pada Februari 2021 terkoreksi 1,64 persen jadi 96,1 miliar unit.

Sebelumnya pada Januari 2021, jumlah unit penyertaan reksadana saham tercatat 97,6 miliar unit dan 97,7 miliar unit pada Desember 2020.

Kembali positifnya dana kelolaan reksadana saham utamanya ditopang oleh kenaikan nilai aset portofolionya yang mayoritas berisi saham.

Untuk diketahui, sepanjang Februari 2021 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakumulasi kenaikan 6,47 persen ke level 6.241,8.

Capaian tersebut sukses membuat IHSG “balas dendam” atas kinerja negatif bulan sebelumnya di mana IHSG turun 1,95 persen. Alhasil, jika dilihat sejak awal tahun, IHSG mencatatkan kenaikan 4,39 persen year to date (YtD).

Positifnya kelolaan reksadana saham juga menandakan kepercayaan investor untuk berinvestasi di instrumen ini tetap terjaga.

Apalagi, seiring ekspektasi pemulihan ekonomi, tahun ini juga dinilai merupakan tahun pemulihan reksadana saham dari dampak pandemi Covid-19.

Dana Kelolaan dan Unit Penyertaan Reksadana Saham

Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report February 2021

Investasi Reksadana Paling Dikenal

Melansir laman resmi Schroders Indonesia, jenis reksadana konvensional yang paling banyak dikenal adalah reksadana saham. Sesuai dengan namanya, reksadana ini mayoritas berinvestasi di saham, di mana reksadana saham wajib berinvestasi minimum 80 persen di saham.

Reksadana terbuka ini dan merupakan reksadana yang memberikan potensi hasil investasi yang lebih tinggi dibandingkan ketiga reksadana konvesional lainnya. Namun, tentu saja disertai dengan risiko yang lebih tinggi pula.

Reksadana saham sesuai untuk investor yang memiliki profil risiko agresif untuk tujuan jangka panjang, lebih dari lima tahun.

Reksadana saham merupakan cara lain untuk berinvestasi di saham secara tidak langsung di mana dengan jumlah dana yang terjangkau investor bisa berinvestasi di saham dan tidak perlu repot-repot menganalisa dan memonitor saham yang dibeli.

Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report February 2021. Untuk berlangganan laporan ini sila hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).

(Martina Priyanti/Tim Data/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.