Ini Strategi Sucor AM dan Avrist AM Genjot Nasabah Ritel di 2021

Abdul Malik • 02 Feb 2021

an image
Jemmy Paul Wawointana, Presiden Direktur PT Sucorinvest Asset Management saat berbicara dalam acara market outlook di Jakarta (www.sucorinvestam.com)

Sucor AM menargetkan bisa menggaet nasabah baru hingga 400.000 investor tahun ini

Bareksa.com - Manajer investasi akan mengoptimalkan jalur pemasaran melalui fintech tahun ini. Hal ini dilakukan untuk menggaet investor ritel yang berkembang pesat di tengah pandemi Covid-19.

Perusahaan pertama yang mengembangkan jalur pemasaran melalui fintech adalah PT Sucor Asset Management. Presiden Direktur Sucor Asset Management Jemmy Paul Wawointana mengatakan, pada tahun ini, perseroan akan menggaet perusahaan fintech untuk memasarkan produk reksadana.

"Untuk perusahaan fintech-nya belum bisa sebut," kata dia di Jakarta, Selasa (2/2).

Adapun sejauh ini, Sucor Asset sudah menggandeng Bareksa dalam memasarkan produk investasinya. Melalui kerja sama dengan fintech dan jalur distribusi lain, Jemmy berharap bisa menggaet nasabah baru hingga 400.000 investor tahun ini.

Dengan pengembangan jalur distribusi ini, Jemmy berharap bisa mendukung pertumbuhan dana kelolaan reksadana. Tahun ini, perseroan menargetkan dana kelolaan (asset under management/AUM) bisa bertumbuh 25% menjadi Rp25 triliun.

Avrist AM

Selain Sucor Asset Management, PT Avrist Asset Management juga akan mengembangkan jalur distribusi melalui fintech tahun ini. Direktur Avrist Asset Management Agra Pramudita menjelaskan, pemasaran melalui fintech ini sudah dilakukan sejak tahun lalu.

"Di avrist asset pertumbuhan nasabah ritel melalui fintech tumbuh signifikan pada tahun lalu," jelas dia.

Tahun ini, perseroan makin optimistis dengan pemasaran melalui fintech. Apalagi, saat ini masih dalam masa pandemi dan ada kebijakan pembatasan sosial yang menyebabkan orang lebih banyak menggunakan teknologi.

"Kami memperkirakan pertumbuhan jumlah nasabah baru melalui fintech akan tumbuh lebih dari 50 persen tahun ini dibandingkan tahun lalu," ungkap dia.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), hingga 30 November 2020, jumlah investor pasar modal mencapai 3,61 juta orang atau bertumbuh 45,51 persen dari periode akhir 2019. Jumlah investor ini terdiri dari investor saham sebanyak 1,54 juta orang, investor reksadana sebanyak 2,9 juta orang dan investor Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 452,63 ribu orang.

Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo menjelaskan, investor milenial atau investor yang berusia di bawah 40 tahun mendominasi jumlah investor tersebut dengan kontribusi 73,83 persen. Peningkatan jumlah investor milenial ini seiring dengan banyaknya selling agent fintech yang ada di pasar modal. Saat ini, tercatat ada 11 selling agent fintech yang menyediakan pembukaan rekening di pasar modal.

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.