Asing Masih Net Sell di Saham dan SBN, Reksadana Cetak Net Subscription YtD Rp15,79 Triliun

Abdul Malik • 19 Oct 2020

an image
Ilustrasi manajer investasi yang sedang memantau perkembangan dana kelolaan reksadana yang meningkat dan membukukan net subscription. (123rf)

Nilai aktiva bersih reksadana per 15 Oktober senilai Rp528,28 triliun, meningkat dibandingkan September

Bareksa.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso, menyatakan pasar modal Indonesia masih menunjukkan pemulihan di tengah berlanjutnya pandemi Covid-19. Hingga 15 Oktober 2020, industri reksadana nasional mencatatkan nilai net subscription (berlanganan bersih) Rp15,79 triliun. Secara month to date, atau sepanjang bulan ini hingga 15 Oktober, nilai net subscription mencapai Rp10,41 triliun. Net subscription tersebut membuat nilai aktiva bersih (NAB) atau dana kelolaan reksadana jadi Rp528,28 triliun, atau meningkat 3,55 persen dibandingkan September 2020 yang senilai Rp510,15 triliun.

"Namun NAB industri reksadana nasional masih minus 2,57 persen secara year to date (YtD) dibandingkan Desember 2019 yang senilai Rp542,2 triliun," ungkap Wimboh dalam seminar Perkembangan Ekonomi Terkini dan Ketahanan Sektor Jasa Keuangan, di forum Capital Market Summit Expo (CMSE) 2020, secara virtual di Jakarta (19/10/2020).

NAB Reksadana

Sumber : materi presentasi Ketua DK OJK, Wimboh Santoso

Untuk diketahui, nilai dana kelolaan reksadana pada September atau kuartal III 2020 kembali tertekan 2 persen atau berkurang Rp10,7 triliun secara bulanan, setelah sebelumnya naik tiga bulan beruntun hingga Agustus yang senilai Rp520,8 triliun. Penurunan itu seiring tertekannya kinerja per jenis reksadana. Jika dirinci per jenis reksadana, pada kuartal III 2020 hampir semua jenis reksadana mencatatkan penurunan dana kelolaan.

Penurunan terdalam AUM secara MoM dicatatkan exchange traded fund (ETF) yang minus 6 persen, disusul reksadana campuran turun 5 persen dan reksadana saham -4 persen. Secara YtD, reksadana saham dan campuran sama-sama mencatatkan penurunan terdalam yakni masing-masing minus 22 persen. Adapun secara YoY, penurunan terdalam dana kelolaan dicatatkan reksadana saham yang anjlok hingga 26 persen, disusul reksadana campuran -23 persen.

Sejak akhir tahun lalu, hingga September, AUM industri reksadana tercatat minus 4 kali secara bulanan. Sepanjang 2020, dana kelolaan reksadana secara YtD masih terus mencatatkan minus. Adapun secara YoY, dalam 9 bulan di 2020, 7 bulan di antaranya mencatatkan negatif dan 2 bulan membukukan pertumbuhan.

Historital Dana Kelolaan Reksadana

Bulan

Dana Kelolaan (Rp Triliun)

MoM (%)

YtD (%)

YoY (%)

Desember 2019

542,2

0

7

7

Januari 2020

537,3

-1

-1

3

Februari 2020

525,3

-2

-3

1

Maret 2020

471,4

-10

-13

-9

April 2020

475,6

1

-12

-7

Mei 2020

474,2

0

-13

-7

Juni 2020

482,5

2

-11

-6

Juli 2020

503,2

4

-7

-6

Agustus 2020

520,8

3

-4

-3

September 2020

510,1

-2

-6

-6

Sumber : Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report December - September 2020

Net Sell Asing di Saham dan SBN

Wimboh menyatakan aliran dana asing mulai masuk di pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN) sejak Mei 2020. Meski begitu net sell asing di pasar saham YtD hingga 16 Oktober 2020 masih senilai Rp46,55 triliun. Adapun di pasar SBN, nilai net sell asing mencapai Rp116,7 triliun.

"Sepanjang periode September 2020, net sell asing di saham mencapai Rp15,59 triliun dan di SBN Rp8,79 triliun," demikian ungkap Wimboh dalam paparannya.

​​Sumber : materi presentasi Ketua DK OJK, Wimboh Santoso

Menurut Wimboh, meskipun didera net sell asing, namun Indeks Harga Saham Gabungan masih mampu bertahan di atas level 5.000. Secara year to date hingga 16 Oktober 2020, IHSG minus 18,99 persen. Namun secara month to date per 16 Oktober berhasil naik 4,79 persen jadi 5.103,4.

Sumber : materi presentasi Ketua DK OJK, Wimboh Santoso

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana