Vaksinasi Covid-19 Mulai November, Tiga Reksadana Ini Punya KLBF pada September

Abdul Malik • 13 Oct 2020

an image
Wali Kota Bogor Bima Arya (kiri) melihat proses simulasi ujicoba vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/10/2020). Simulasi di puskesmas tersebut dilakukan setelah ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai salah satu lokasi pelaksanaan ujicoba vaksinasi COVID-19 dengan memastikan kesiapan mulai dari alur proses vaksinasi, tenaga kesehatan, observasi, penerapan protokol kesehatan dan jalur khusus ke Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.

Total vaksin yang sampai saat ini dikantongi RI mencapai 18,1 juta dosis tahun ini dan sekitar 195 juta dosis tahun depan

Bareksa.com - Sepertinya Indonesia akan melakukan vaksinasi lebih cepat dari perkiraan awal. Hal ini diungkapkan oleh pihak Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (12/10/2020) yang mengatakan program vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada November tahun ini. Padahal sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada akhir September lalu mengatakan program vaksinasi akan dimulai awal tahun depan.

Dilansir CNBC Indonesia, pemerintah pusat telah menganggarkan dana senilai Rp3,8 triliun dari APBN tahun 2020 dan Rp18 triliun dari APBN tahun anggaran 2021. Percepatan pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di Tanah Air ini tak terlepas dari pemerintah yang sudah mengantongi komitmen dari pemasok vaksin asal China yakni CanSino Biologics, Sinopharm dan Sinovac. Total vaksin yang sampai saat ini dikantongi RI dari ketiga perusahaan tersebut mencapai 18,1 juta dosis untuk tahun ini dan bisa mencapai 195 juta dosis tahun depan.

Vaksin Covid-19 yang Sudah Dikantongi RI (juta dosis)

Pemasok Vaksin RI
2020
2021
Dosis
Platform
Cansino
0.1
20
Single
Non-replicating viral vector
Sinopharm
15
50
Dual
Inactivated
Sinovac
3
125
Single & Dual
Inactivated

Sumber : CNBC Indonesia

Kabar vaksinasi tersebut menjadi sentimen positif tentu menjadi sentimen positif bagi saham farmasi. Berdasarkan daftar reksadana yang dijual di Bareksa, ada tiga produk reksadana yang didalamnya memiliki saham emiten farmasi pada September. Tiga reksadana itu ialah Schroder Dana Prestasi Plus, Batavia Dana Saham Syariah dan Reksa Dana Indeks BNP Paribas Sri Kehati yang berdasarkan fund fact sheet September memiliki saham PT Kalbe Farma Tbk (Tbk) dalam portofolionya.

Sumber : Bareksa

Secara month to date (MtD) hingga 13 Oktober 2020, tiga reksadana tersebut berhasil membukukan imbal positif, dengan kenaikan nilai aktiva bersih tertinggi dibukukan Reksa Dana Indeks BNP Paribas Sri Kehati dengan imbal hasil (return) 2,53 persen, disusul Schroder Dana Prestasi Plus 2,4 persen, dan Batavia Dana Saham Syariah 0,7 persen.

Reksadana
Portofolio per September 2020
Schroder Dana Prestasi Plus
ASII, BMRI, BBCA, BBRI, KLBF, MYOR, TLKM, SIDO, UNVR, UNTR
Batavia Dana Saham Syariah
ASII, CPIN, INTP, ICBP, INDF, KLBF, SMGR, TLKM, UNVR, UNTR
Reksa Dana Indeks BNP Paribas Sri Kehati​
ASII, BBCA, BMRI, BBNI, BBRI, INDF, KLBF, TLKM, UNVR, UNTR

Sumber : fund fact sheet September 2020, diolah Bareksa

Untuk diketahui, manajemen KLBF sebelumnya menyatakan saat ini vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan bekerja sama dengan Genexine Inc, perusahaan obat biologi asal Korea Selatan sudah memasuki uji klinis tahap kedua. Ditargetkan, vaksin ini mulai komersial pada pertengahan 2021.

"Uji klinis vaksin dengan partner kami di Korsel, masuk uji klinik fase kedua, mudah-mudahan kuartal IV [uji klinis] bisa berjalan di Indonesia dan harapannya berjalan sesuai rencana, pertengajan tahun 2021 vaksin sudah disiapkan," kata Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius, dalam jumpa pers (1/10/2020).

(Abdul Malik/Bintang Yuliyanto)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.