Rupiah Melemah Tertekan Dolar, Reksadana Pasar Uang Ini Untung di Atas 7 Persen

Bareksa • 10 Sep 2020

an image
Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS (US$) di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Jakarta, Rabu (22/7/2020). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Berinvestasi di instrumen mata uang rupiah dinilai masih cukup aman di tengah pelemahan ekonomi seperti saat ini

Bareksa.com - PT Bank DBS Indonesia menilai berinvestasi di instrumen mata uang rupiah masih cukup aman di tengah pelemahan ekonomi seperti saat ini. Sebab pelemahan ekonomi yang membuat depresiasi nilai tukar rupiah dan menguatkan mata uang dolar Amerika Serikat ini hanya bersifat sementara.

Head of Trading, Treasury and Markets Bank DBS Indonesia Ronny Setiawan, menjelaskan di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, masyarakat cenderung menganggap berinvestasi dalam mata uang dolar AS lebih menguntungkan daripada menyimpan dalam mata uang rupiah. Namun hal itu tidak sepenuhnya benar.

"Kami melihat rupiah masih mempunyai kecenderungan menguat karena FED balance sheet expansion, terlebih dengan sikap Bank Indonesia yang sedang mempertimbangkan pemberlakuan peraturan konversi dana hasil ekspor dengan ratio tertentu, hal ini akan menambah supply dolar AS di pasar valas," ujar dia di Jakarta, Kamis (10/9).

Sementara terkait pelemahan rupiah yang sempat menyentuh Rp16.000 di awal pandemi Covid-19, Ronny menilai hal tersebut bersifat sementara. Secara perlahan, menurut Ronny nilai tukar rupiah akan menguat ke angka Rp14.000 hingga akhir tahun.

Sinyal akan adanya penguatan ekonomi ini juga dinyatakan oleh Chief Economist and Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan. Dia mengungkapkan, beberapa faktor yang bisa menggairahkan perekonomian adalah gaji ke-13 untuk pegawai negeri sipil (PNS) dengan anggaran Rp28,5 triliun, bantuan untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Rp24 triliun, dan cash-back voucher dengan anggaran Rp7,6 triliun untuk mendorong masyarakat membeli produk UMKM.

"Selain itu, pemerintah juga telah menganggarkan dana Rp37 triliun untuk memberi stimulus selama empat bulan bagi masyarakat yang berpenghasilan di bawah Rp5 juta per bulan," kata dia.

Ronny melanjutkan, berinvestasi di mata uang rupiah bisa dilakukan dalam instrumen deposito. Instrumen ini bisa memberikan tingkat bunga 6-7 persen setahun. Untuk bisa berinvestasi di deposito, investor bisa langsung berinvestasi dengan menabung di bank.

Namun ada hal lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari instrumen deposito, yakni melalui reksadana pasar uang. Reksadana pasar uang adalah reksadana yang 100 persen portofolionya ditempatkan di instrumen pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka dan obligasi yang jatuh tempo di bawah 1 tahun.

Menurut data Bareksa, ada 42 reksadana pasar uang dalam mata uang rupiah yang terdapat di Bareksa. Di tengah pelemahan ekonomi seperti saat ini, 42 reksadana pasar uang tersebut masih memberikan imbal hasil positif dalam setahun. Bahkan, ada dua produk yang bisa memberikan imbal hasil di atas 7 persen, yakni Sucorinvest Sharia Money Market Fund dan Sucorinvest Money Market Fund.

Kinerja Reksadana Pasar Uang


Sumber : Bareksa

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.