STAR Investment : Optimistis Industri Reksadana Tetap Tumbuh di Tengah Pandemi

Bareksa • 06 Aug 2020

an image
Ilustrasi seorang manajer investasi sedang mengelola portofolio antara jual atau beli instrumen investasinya agar produk reksadana yang dikelola tumbuh optimal (shutterstock)

Untuk produk reksadana yang bisa dipilih saat ini ialah reksadana pasar uang, tapi tetap harus berhati-hati

Bareksa.com - Portfolio Manager PT Surya Timur Alam Raya (STAR Investment), Victor P. Chandra, mengatakan saat ini kondisi ekonomi sedang challenging dan juga tidak menentu (uncertainty), utamanya terkait rencana produksi vaksin Covid-19 yang masih belum akan terjadi waktu dekat untuk mengatasi pandemi. Meski begitu, dia masih optimistis industri reksadana tetap bisa tumbuh positif tahun ini.

"Pertumbuhan dana kelolaan (asset under management/AUM) salah satunya akan didorong oleh kenaikan harga nilai aktiva bersih (net asset value/NAV), produk reksadana," ujarnya kepada Bareksa (6/8/2020).

Menurut Victor, tren kenaikan harga NAB berpotensi dicatatkan oleh reksadana pendapatan tetap dan saham. Reksadana saham meskipun sempat anjlok pada Maret 2020, namun kini mulai beranjak naik. Bahkan kecenderungan NAB reksadana saham saat ini terus meningkat. Keyakinan tersebut ditopang oleh sejumlah.

"Didukung literasi keuangan yang semakin meningkat dan perlahan-lahan mencapai ke seluruh wilayah Indonesia, kita melihat adanya tren milenial untuk mulai masuk di reksadana dimulai dari reksadana pasar uang. Ditambah adanya insentif pajak khususnya untuk reksadana pendapatan tetap, investor akan cenderung untuk memilih masuk ke reksadana ini dibandingkan investasi ke aset obligasi langsung karena easy access-nya untuk beli dan jual, minimum investasi yang lebih kecil," Victor menjelaskan.  

Victor berharap ada dukungan dari pemerintah agar industri reksadana nasional terus bertumbuh.

Tips Investasi di Reksadana

Mengenai jenis reksadana apa yang dapat dipilih investor saat ini, Victor menyampaikan pada prinsipnya setiap investor mempunyai profil risiko dan tujuan jangka pendek dan jangka panjangnya yang berbeda-beda.

"Generally, di saat-saat sekarang ini, semua investor wajib mempunyai dana darurat yang likuid dan ditarik kapan saja. Tentunya pilihannya adalah reksadana pasar uang," kata Victor.  

Soal reksadana pasar uang, ia melajutkan, investor juga harus berhati-hati dalam melihat fund fact sheet. Utamanya dalam melihat mayoritas alokasi asetnya di obligasi korporasi yang jatuh tempo dalam satu tahun. Untuk kondisi ekonomi pandemi seperti saat ini, dia menyarankan agar investor memilih reksadana pasar uang yang mayoritas alokasi asetnya ke deposito bank yang solid keuangannya.

"Jika investor mempunyai excess cash, bisa memulai memilih reksadana yang underlying-nya mempunyai risiko yang kecil. Tentunya melihat kondisi makroekonomik yang pergerakan suku bunganya cenderung flat atau semakin menurun, reksadana pendapatan tetap yang underlying-nya obligasi pemerintah bisa menjadi pilihan," jelasnya.  

Reksadana yang mayoritas investasinya di obligasi pemerintah bisa menjadi pilihan investor untuk jangka pendek menengah, agar bisa mendapatkan keuntungan lebih besar daripada reksadana pasar uang dengan risiko yang terukur.

Victor menjelaskan jika jangka waktu investasinya panjang, saat-saat ini adalah salah satu momen yang tepat untuk cost averaging di reksadana saham.

"Dengan didukung pemerintah untuk pemulihan ekonomi dan sektor keuangan yang masih cukup solid, reksadana saham bisa menjadi pilihan. Kalau kita liat faktanya belakangan ini, banyak ritel atau local selain institusi memanfaatkan potensi kondisi ekonomi sekarang ini untuk menambah porsinya di asset saham ini yang menggerakkan pasar saham Indonesia," jelasnya.

Produk Star Investment

Mengenai produk reksadana yang diterbitkan STAR Investment yang direkomendasikan kepada investor pada saat ini, Victor menyampaikan dapat memilih produk reksadana pasar uang dan pendapatan tetap.

"Kami merekomendasikan investor untuk memilih reksadana pasar uang Star Money Market Fund dan reksadana pendapatan tetap Star Fixed Income 2 Fund sebagai basis majority alokasi dari dana yang tersedia," ucap Victor.

Ia melanjutkan jika ada cash yang berlebih dan mempunyai horizon investasi untuk jangka panjang, reksadana Star Equity Fund bisa menjadi pilihan dengan cara averaging ketika indeks acuan turun misalnya di bawah 5000.

"Alternatifnya kita juga punya pilihan buat investor untuk berinvestasi di reksadana yang tidak terlalu berisiko tinggi seperti reksadana saham tetapi masih mau mendapatkan eksposure di saham, yaitu Star Balance Fund, reksadana campuran yang alokasinya terdapat obligasi, saham dan money market di dalamnya," jelas Victor.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(AM)

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.