Cara Mudah dan Aman Siapkan Dana untuk Beli Hewan Kurban

Bareksa • 28 Jul 2020

an image
Warga memeriksa gigi kambing di sentra penjualan hewan kurban Cipocok, Serang, Banten, Kamis (23/7/2020). Menurut pedagang meski di tengah pandemi COVID-19, penjualan hewan kurban mengalami peningkatan dari biasanya 30 ekor menjadi 73 ekor dalam sehari dengan harga bervariasi. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww)

Salah satu cara untuk membantu Anda dalam mengumpulkan uang tersebut yakni dengan berinvestasi di reksadana

Bareksa.com - Hari Raya Idul Adha sebentar lagi. Pemerintah telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah 1441 Hijriah jatuh pada Jumat (31/7/2020).

Selain dikenal sebagai lebaran haji, Idul Adha juga identik dengan pelaksanaan kurban bagi umat muslim. Soal kurban, melansir nu.or.id, hukum berkurban adalah sunnah muakkad, atau sunnah yang dikuatkan.

Ibadah kurban yang dilaksanakan pada Hari Raya Idul Adha sampai hari tasyrik, tiada lain bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Di samping itu, kurban juga berarti menghilangkan sikap egoisme, nafsu serakah, dan sifat individual dalam diri seorang muslim.

Ada pula yang mengartikan berkurban merupakan bukti rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat dan rezeki yang telah kita terima selama ini. Selain itu berkurban juga wujud kepedulian umat Islam terhadap sesama manusia.

Ingin berkurban tapi merasa gaji atau uang tabungan pas-pasan? Ada sejumlah cara menyiapkan dana untuk membeli hewan kurban yang setiap tahunnya rata-rata naik.

Cara pertama, menabung. Masih ingat peribahasa yang menyatakan sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukti? Jika iya, bisa diterapkan dalam menabung.

Menabung dapat membantu kita dalam menyiapkan dana untuk berkurban. Namun perlu diingat, jika menabungnya di rumah saja tentu tidak ada tambahan nilai uang yang kita sisihkan untuk disimpan atau ditabung.

Sementara jika ditabung di bank, perlu juga memperhatikan besarnya bunga tabungan serta adanya potongan biaya administrasi. Naiknya harga hewan kurban setiap tahunnya, juga perlu diperhatikan akan sampai kapan waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan uang.

Kedua, berinvestasi. Konsep dasar investasi sebenarnya mirip dengan menabung yaitu menyimpan uang untuk keperluan di masa yang akan datang. Hal yang membedakan adalah kemungkinan hasil investasi bisa lebih tinggi dari menabung sehingga dapat mengimbangi perubahan harga yang akan datang.

Salah satu instrumen dengan modal investasi awal yang cukup rendah yaitu reksadana. Mulai dari Rp100.000 kita dapat memulai berinvestasi dalam instrumen tersebut.

Simulasi Investasi Reksadana

Katakanlah Anda ingin berkurban kambing Sukabumi seharga Rp6 juta. Tentu, jumlah uang yang tidak bisa disepelekan jika Anda tidak meniatkan dan menyiapkannya dari jauh-jauh hari.

Untuk itu, ada salah satu cara untuk membantu Anda dalam mengumpulkan uang tersebut yakni dengan menabung sekaligus berinvestasi di reksadana pasar uang syariah, berikut simulasinya.


Sumber: Bareksa

Misalnya, Anda punya modal awal Rp500 ribu dan sejak tahun lalu mulai berinvestasi Reksa Dana Syariah Capital Sharia Money Market yang dikelola oleh PT Capital Asset Management. Kemudian, Anda mampu untuk menyisihkan uang setiap bulannya Rp500 ribu per bulan selama satu tahun untuk diinvestasikan ke produk reksadana pasar uang tersebut.


Sumber: Bareksa

Alhasil uang yang berhasil Anda kumpulkan dalam satu tahun Rp6,5 juta. Tidak sampai disitu, uang yang Anda investasikan di reksadana pasar uang syariah berhasil bertambah Rp208.254 atau sekitar 3,20 persen, sehingga total uang Anda yang terkumpul mencapai Rp6.708.254.

Dengan uang itu, Anda sudah memiliki tabungan yang cukup untuk membeli hewan kurban berupa seekor kambing Sukabumi yang diinginkan. Sebagai catatan, simulasi ini menggunakan data historis, yang bisa menggambarkan perkiraan investasi tetapi tidak menjamin kinerja masa depan.

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Sementara itu, reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang mengalokasikan 100 persen dana investasinya pada instrumen pasar uang atau surat utang dengan waktu jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Jenis reksadana ini memiliki risiko yang paling rendah dibandingkan dengan jenis reksadana yang lainnya. Selain itu, reksadana ini menawarkan likuiditas yang tinggi sehingga paling cocok untuk tujuan investasi jangka pendek atau sekitar satu tahun. (hm)

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.