Reksadana Pendapatan Tetap Juara Pekan Kedua Juni 2020, Ini Top 10 Produknya

Bareksa • 16 Jun 2020

an image
Ilustrasi investor sedang merencanakan investasinya di reksadana pendapatan tetap (shutterstock)

Sepanjang seiring pelemahan IHSG, kinerja indeks reksadana berbasis saham juga turut melemah

Bareksa.com - Reksadana pendapatan tetap berhasil mendonimasi juara return pada pekan kedua Juni 2020. Berdasarkan daftar reksadana yang dijual di Bareksa, tercatat 7 dari 10 reksadana dengan imbal hasil tertinggi sepekan lalu diisi oleh reksadana pendapatan tetap. Kemudian 3 lainnya masing-masing diisi reksadana campuran, saham dan pasar uang. Ke-10 reksadana dalam daftar top 10 tersebut membukukan imbal hasil 0,14 persen hingga 2,28 persen.

Moncernya kinerja reksadana pendapatan tetap sepanjang pekan lalu (8-12 Juni 2020), seiring tertekannya kinerja pasar saham yang direpresentasi dari Indeks Harga Saham Gabungan  (IHSG) yang melemah 1,36 persen ditutup di 4.880 pada Jumat. Seiring pelemahan IHSG, nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia juga menurun 1,36 persen jadi Rp5.644 triliun. Investor asing pada penutupan perdagangan Jumat (12/6), mencatatkan nilai jual bersih Rp1,207 triliun dan sepanjang tahun 2020 jual bersih asing tercatat Rp9,531 triliun.

Berdasarkan data Bareksa, mengikuti kinerja IHSG, kinerja reksadana berbasis saham juga tercatat tertekan. Reksadana berbasis saham di antaranya reksadana saham dan reksadana campuran. Bahkan pelemahan juga dicatatkan reksadana pasar uang. Sepanjang pekan lalu, hanya indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana pendapatan tetap syariah yang membukukan return positif masing-masing 0,11 persen dan 0,23 persen.

Adapun indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah masing-masing minus 3,53 persen dan 2,9 persen, indeks reksadana campuran dan indeks reksadana campuran syariah masing-masing negatif 1,8 persen dan 1,52 persen. Serta indeks reksadana pasar uang dan indeks reksadana pasar uang syariah masing-masing -0,02 persen.

Kinerja Indeks Reksadana Sepekan (8-12 Juni 2020)


Sumber : Bareksa

Apa saja produk reksadana yang berhasil mengisi top 10 return sepanjang pekan lalu? berikut ulasannya :

Top 10 Reksadana Return Tertinggi di Bareksa Sepekan (8-12 Juni 2020)


Sumber : Bareksa

Di posisi pertama ditempati reksadana campuran Kresna Flexima dengan return 2,28 persen. Produk kelolaan Kresna Asset Management ini diluncurkan pada Februari 2008 dan per Mei 2020 memiliki dana kelolaan Rp43,9 miliar. Reksadana ini bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal Rp100.000 dan pembelian selanjutnya Rp50.000. Portofolio investasi reksadana campuran ini per Mei 2020 di antaranya saham Digital Mediatama Maxima Tbk dan Kalbe Farma Tbk.

Kemudian obligasi Berkelanjutan I J Resources Asia Pasifik Tahap III Tahun 2020, obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap I Tahun 2020 Seri A, obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2018 Seri B, obligasi Berkelanjutan II Lautan Luas Tahap II Tahun 2017 Seri B, obligasi Berkelanjutan I Sinar Mas Multifinance Tahap III Tahun 2019 Seri B, obligasi I Voksel Electric Tahun 2019 Seri A, saham Sarana Menara Nusantara Tbk serta saham Satyamitra Kemas Lestari Tbk.

Posisi kedua ditempati reksadana saham Aurora Dana Ekuitas dengan imbal hasil 0,85 persen. Reksadana yang diluncurkan Agustus 2017 ini bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal Rp100.000. Portofolio investasinya per Maret 2020 yakni saham Bumi Teknokultura Unggul Tbk, Alfa Energi Investama Tbk, Inti Agri Resources Tbk, Nusantara Infrastructure Tbk, Pelat Timah Nusantara Tbk, Prima Cakrawala Abadi Tbk, Pool Advista Indonesia Tbk, Rimo International Lestari Tbk, SMR Utama Tbk dan Trada Alam Minera Tbk.

Posisi ketiga ditempati reksadana pendapatan tetap Manulife Obligasi Unggulan Kelas A dengan return 0,71 persen. Reksadana kelolaan Manulife Aset Manajemen Indonesia ini diluncurkan pada Oktober 2003 dan per Mei 2020 mengelola dana Rp315,27 miliar. Reksadana ini bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal Rp100.000. Portofolio investasinya per Mei 2020 di antaranya INDOGB 12% 09/15/26, INDOGB 8 3/8% 04/15/39, MEDCIJ 9.3% 02/20/25, PLNIJ 8.7% 11/03/32 dan SMRAIJ 9 1/2% 10/15/24.


Sumber : Bareksa

Posisi keempat diisi oleh reksadana pasar uang Reksa Dana Mega Dana Kas dengan imbal hasil 0,23 persen. Reksadana kelolaan Mega Capital Investama ini diluncurkan pada September 2006 dan per Mei 2020 mengelola dana Rp223,1 miliar. Reksadana ini bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal Rp100.000. Reksadana ini menginvestasikan dananya 100 persen pada instrumen pasar uang.


Sumber : Bareksa

Kelima diisi oleh reksadana pendapatan tetap Schroder Income Fund dengan return 0,23 persen. Reksadana kelolaan Schroder Investment Management Indonesia ini diluncurkan pada Maret 2018 dan mengelola dana Rp2,47 miliar per Mei 2020. Reksadana ini bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal Rp100.000.

Posisi ke-6 hingga 10 semua diisi reksadana pendapatan tetap yakni Syailendra Pendapatan Tetap Premium return 0,23 persen, TRIM Dana Tetap 2 (0,22 persen), Mandiri Investa Dana Syariah (0,15 persen), Prospera Obligasi (0,14 persen) dan MNC Dana Likuid (0,14 persen). 

Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.

Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.