Krisis Finansial Akibat Covid-19 Telah Lewati Puncak, Obligasi Pilihan Menarik

Bareksa • 05 May 2020

an image
Budi Hikmat, Director for Investment Strategy PT Bahana TCW Investment Management (tengah) bersama Soni Wibowo Direktur Riset & Kepala Investasi Alternatif Bahana TCW sedang diskusi perkembangan terkini pasar modal. (bahanatcw.com)

Beberapa indikator memperlihatkan pasar finansial Indonesia mulai kembali rebound

Bareksa.com - Krisis finansial yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 diprediksi telah melewati puncaknya. Beberapa indikator memperlihatkan pasar finansial Indonesia mulai kembali rebound. Di pasar spot, rupiah kembali menguat pada level Rp15.157 per dolar AS pada akhir April lalu, setelah sempat di titik terendah di Rp16.741 per dolar AS pada awal April.

Sementara, obligasi Indonesia diprediksi menguat seiring dengan turunnya yield (imbalhasil) SUN selama pekan lalu.

Melihat kondisi pasar finansial yang mulai membaik, meskipun fluktuasi masih belum cukup stabil, Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif PT Bahana TCW Investment Management, Soni Wibowo mengatakan, investor dapat mengambil kesempatan untuk berinvestasi di surat utang berharga (SBN) maupun reksadana pendapatan tetap (fixed income).

Hal ini dilandasi dari tingkat imbal hasil (yield) obligasi negara tenor 10 tahun yang mencapai 8 persen. Angka ini terbilang angka yang menarik bagi para investor, dibandingkan dengan yield obligasi sejumlah negara lainnya yang rata-rata di bawah yield obligasi Indonesia. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif, meskipun diprediksi turun pada level 2,3-2,4 persen.

“Ini momen baik untuk investasi di obligasi, karena yield-nya sangat menarik. Untuk jangka pendek dan menghindari volatilitas yang belum stabil, sebaiknya memilih reksadana pendapatan tetap (fixed income) yang bisa dicairkan kapan saja,” ungkap Soni dalam keterangannya Selasa (5/5/2020).

Salah satu produk reksadana pendapatan tetap yang masih memberi return yang positif adalah Bahana Asian Bond Fund IBI yang menorehkan return 1,43 persen selama satu bulan atau 7,6 persen selama satu tahun.

Soni menjelaskan, kinerja Asian Bond Fund IBI (ABF) selalu membeli obligasi di saat market turun, sehingga bisa mengimbangi harga obligasi. Jadi ketika market rebound, ABF umumnya selalu positif.

Adapun pilihan lain reksadana pendapatan tetap, Bahana TCW menawarkan reksadana Kehati Lestari, Makara Prima, PTS Generasi Gemilang, Asia Bond Fund IBI, MES Syariah Fund, dan Ganesha Abadi.

Sementara, bagi investor yang ingin memilih reksadana saham, Soni menyarankan agar para investor mengalokasikan dana investasinya secara bertahap untuk tujuan jangka panjang, karena volatilitas pasar saham yang masih tinggi. Untuk pilihan reksadana saham, Bahana TCW menyediakan variasi produk reksadananya seperti Bahana Trailblazer Fund, Dana Ekuitas Prima, Bahana Dana Prima, Bahana iCon Syariah, Bahana Primavera 99 Kelas S, Bahana Primavera 99 Kelas G.

Sebagai acuan investasi, Soni mengutarakan agar investor membagi porsi investasinya 50 persen di obligasi atau reksadana pendapatan tetap, 25 mpersen pada reksadana saham, dan 25 persen di reksa dana pasar uang yang juga berguna sebagai cadangan kas.

Menurutnya, fluktuasi pasar akan kembali stabil bila ada sentimen positif yakni melandainya kurva tingkat penyebaran virus COVID-19 dan vaksin baru ditemukan.

(*)