Berita / / Artikel

Mengapa Return Reksadana Pasar Uang Bisa Lebih Tinggi daripada Bunga Deposito?

• 28 Mar 2020

an image
Ilustrasi investor pebisnis menghitung keuntungan imbal hasil suku bunga investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara sukuk tabungan dengan kalkulator dan lambang persen di depannya.

Portofolio reksadana pasar uang termasuk deposito dan obligasi berjatuh tempo 1 tahun

Bareksa.com - Masyarakat sudah sangat mengenal yang namanya tabungan di bank dan deposito. Wadah penyimpanan uang ini dinilai aman dan bisa memberikan keuntungan berupa bunga.

Berbicara mengenai bunga atau imbal hasil, kalau kita menaruh uang hanya di bank saja, sepertinya hasilnya tidak bertumbuh terlalu banyak. Apalagi, ada potongan berupa pajak dan administrasi bulanan.

Menurut Pusat Informasi Pasar Uang Bank Indonesia per 26 Maret 2020, rata-rata deposito bank periode 12 bulan memberikan bunga 5,5 persen per tahun. Angka ini bisa naik atau turun bergantung pada suku bunga acuan.

Hal ini berbeda dengan menyimpan uang di reksadana. Reksadana adalah kumpulan dana investor yang dikelola oleh manajer investasi ke dalam sejumlah aset seperti saham, obligasi, dan pasar uang.

Untuk masyarakat awam, reksadana pasar uang bisa menjadi alternatif yang berpotensi memberi imbal hasil (return) lebih tinggi ketimbang tabungan bank atau deposito. Di marketplace investasi Bareksa, top 5 reksadana pasar uang dengan return tertinggi bisa memberikan keuntungan hingga 7,30 persen setahun (per 26 Maret 2020).

Tabel Top 5 Reksadana Pasar Uang Return Tertinggi Setahun

Sumber: Bareksa.com

Reksadana jenis ini, seperti namanya, berinvestasi di instrumen pasar uang. Jadi isi dalam portofolionya adalah instrumen pasar uang.

Apa itu instrumen pasar uang?

Instrumen pasar uang adalah surat-surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari setahun yang bisa diperdagangkan di pasar uang. Contohnya adalah Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito (Negotiable certificates of Deposit), Surat Berharga Pasar Uang, Surat Pengakuan Utang, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Komersial (Commercial Paper) yang telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat efek, Obligasi yang jatuh temponya kurang dari 1 (satu) tahun dan instrumen pasar uang lainnya.

Deposito juga termasuk instrumen pasar uang, sehingga bisa juga menjadi aset dari suatu reksadana pasar uang. Namun, yang jadi pertanyaan kita adalah: mengapa isinya sama-sama deposito tetapi reksadana pasar uang berpotensi lebih untung?

Kalau kita sebagai individu menabung atau membuka deposito bank, pasti ada minimum saldo. Minimum saldo, misal Rp10 juta, berlaku untuk suku bunga misalnya 5 persen per tahun. Sementara itu, kalau saldo kita lebih kecil, misal hanya Rp1 juta, belum tentu bisa mendapatkan rate (bunga) yang sama.

Nah, kalau manajer investasi yang mengelola reksadana lalu memasukkannya ke deposito bank, tentu bisa mendapatkan rate berbeda dibandingkan individu. Makanya, imbal hasil reksadana pasar uang bisa lebih tinggi daripada deposito bank.

Selain itu, reksadana pasar uang bisa berinvestasi di efek surat utang atau obligasi. Biasanya, kupon atau imbal hasil obligasi ini juga bisa lebih tinggi daripada bunga deposito. Alhasil, ini bisa juga mendorong keuntungan reksadana pasar uang.

Reksadana pasar uang cocok untuk investor pemula yang baru mengenal investasi karena risikonya rendah. Selain itu, kinerjanya cukup stabil sehingga cocok untuk investasi jangka pendek (sekitar setahun).

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: