Berita / / Artikel

Ini Hasilnya Jika 20 Persen Uang Bulanan Mahasiswa Diinvestasikan Reksadana

• 05 Feb 2020

an image
Foto wisuda mahasiswa dan mahasiswi Institut Teknologi Bandung/ITB, Juli 2019 di Plaza Widya Nusantara. (Shutterstock)

Ayo mulai berinvestasi sedini mungkin agar masa depan keuanganmu secerah masa mudamu

Bareksa.com - Mau berinvestasi tapi masih kuliah dan belum bekerja serta masih mengandalkan kiriman uang dari orang tua untuk membiayai keperluan sehari-hari? Tenang. Jika memang sudah memiliki niat untuk mulai investasi, pasti ada jalan.

Berinvestasi di reksadana, layak dipertimbangkan bagi para mahasiswa. Bagaimana tidak, modal minimal reksadana hanya Rp100.000. Jadi, tidak perlu menunggu dapat penghasilan sendiri, apalagi menunggu sudah kaya baru kemudian berinvestasi kan?

Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut, nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.

Jenis reksadana yang dipilih, bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker, atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Sementara jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Dan jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

Selain mempertimbangkan tipe karakter, perlu juga dipertimbangkan jangka waktu investasi.

Sisihkan 20 Persen

Misalkan kamu seorang mahasiswa tingkat pertama yang belum memiliki pekerjaan dan hanya mengandalkan kiriman uang dari orang tua untuk membiayai keperluan sehari-hari. Tapi, kamu sangat ingin berinvestasi karena menyadari pentingnya investasi harus dimulai sedini mungkin.

Saran para perencana keuangan yang menyebutkan, idealnya 10 persen hingga 20 persen penghasilan yang diperoleh setiap bulan disisihkan untuk ditabung dan diinvestasikan, juga bisa diterapkan kepada mahasiswa. Jika kamu yang seorang mahasiswa menerima kiriman uang makan Rp1,5 juta per bulan atau setara Rp50.000 per hari.

Dari jumlah itu, kamu berkomitmen untuk menyisihkan 20 persen dari Rp1,5 juta per bulan, atau sekitar Rp300.000 per bulan dan atau Rp10.000 per hari.

Katakanlah kamu membutuhkan waktu 3,5 tahun atau sekitar 42 bulan, untuk mendapatkan gelar sarjana. Tapi karena kamu menyadari pentingnya berinvestasi sedini mungkin pada akhir semester 1 masa kuliah, maka masih tersisa waktu 36 bulan ke depan bagimu untuk mulai berinvestasi tahap awal.

Setelah mempelajari jenis-jenis reksadana, kamu mengidentifikasikan karaktemu sebagai seorang investor pemula yang cukup berani tapi masih berjaga-jaga untuk tidak terlalu rugi. Makanya, kamu memilih untuk berinvestasi di reksadana fixed income atau reksadana pendapatan tetap.

Reksadana pendapatan tetap ialah jenis reksadana yang menempatkan mayoritas investasinya ke dalam instrumen surat utang (obligasi) dan produk pasar uang. Portofolio reksadana pendapatan tetap minimal 80 persen harus terdiri dari surat utang, sedangkan sisanya merupakan produk pasar uang.

Meski reksadana pendapatan tetap sebagian besar portofolionya berisi surat utang (obligasi), reksadana ini tidak dikenal dengan nama reksadana obligasi. Reksadana pendapatan tetap juga bukan berarti bahwa investor akan mendapatkan pendapatan tetap.

Akan tetapi, reksadana pendapatan tetap diberikan karena reksadana ini berinvestasi pada instrumen surat utang (obligasi) yang memberikan pendapatan tetap secara berkala dalam bentuk kupon. Karena itu, reksadana ini lebih dikenal dengan reksadana pendapatan tetap (fixed income fund).

Simulasi Reksadana
 
Top 5 reksadana pendapatan tetap di Bareksa mencatatkan imbal hasil (return) 27,34 persen hingga 29,55 persen dalam hitungan 3 tahun. Atau secara rata-rata lima produk reksadana pendapatan tetap dengan return tertinggi yang dijual Bareksa, mampu menghasilkan rata-rata return 28,21 persen dalam 3 tahun terakhir atau 9,4 persen per tahun.

Sumber: Bareksa

Jika kita gunakan asumsi return 9,4 persen per tahun sebagai return yang akan diperoleh per tahun atas investasi Rp300.000 per bulan selama 3 tahun di reksadana pendapatan tetap, maka hasilnya akan tampak sebagai berikut :

Sumber: Bareksa

Berdasarkan hitungan Kalkulator Investasi Bareksa, perkiraan hasil investasi yang akan kamu dapat atas kondisi investasi yang dilakukan tadi bisa mencapai Rp12,47 juta. Dengan rincian dana pokok investasi Rp10,9 juta dan potensi imbal hasil investasi Rp1.575.705 (Rp1,57 juta).

Cukup Menarik bukan? Dengan uang tersebut, kamu bisa menggunakannya untuk membiayai kebutuhanmu jelang masa-masa memasuki dunia kerja dan atau, malah menjadi modal awal untuk berinvestasi di tahap lanjutan.

Sementara jika ingin mendapatkan nilai hasil investasi lebih besar, kamu tinggal menambah besaran nominal uang yang kamu sisihkan dari uang sakumu setiap harinya.  

Terlebih, kamu tidak perlu takut uang dibawa kabur oleh oknum tidak bertanggung jawab, reksadana aman karena uangnya disimpan di Bank Kustodian dan tidak dipegang langsung oleh manajer investasi atau agen penjual seperti Bareksa. Reksadana juga produk investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Perlu dicatat, simulasi tersebut berdasarkan data historikal kinerja di masa lalu sehingga tidak menjamin kinerja akan serupa di masa depan. Kinerja imbal hasil di masa depan bisa lebih tinggi atau lebih rendah tergantung kondisi pasar.

Ayo mulai berinvestasi sedini mungkin agar masa depan keuanganmu secerah masa mudamu.

(AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: