Bareksa.com - PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) menargetkan dana kelolaan (asset under management/AUM) tahun ini Rp65 triliun. Nilai ini meningkat dibandingkan realisasi pada 2019 yang sebesar Rp57,9 triliun.
Direktur Mandiri Manajemen Investasi, Endang Astharanti, mengatakan untuk mencapai target tersebut, perseroan akan mengoptimalkan kerja sama dengan bank mitra yang bertindak sebagai distributor atau agen penjual reksadana. "Kami juga akan meningkatkan penetrasi di segmen investor institusi," ujar dia di Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Untuk meningkatkan penetrasi itu, perseroan akan menyediakan solusi investasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing institusi. Misalnya, untuk kebutuhan likuiditas atau cash management, pihaknya menawarkan fasilitas reksadana pasar uang dengan fitur same day (T+0) settlement.
Selain itu, MMI juga tetap menawarkan produk reksadana lain seperti reksadana pendapatan tetap dan reksadana yang memberikan imbal hasil kompetitif untuk investor. "Untuk diversifikasi kami menawarkan produk-produk investasi alternatif seperti KIK Dinfra dan KIK EBA," kata dia.
Mandiri Investasi sebelumnya menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) syariah pada November 2019. Pihaknya menargetkan dana sekitar Rp2 triliun hingga Rp3 triliun dari emisi tersebut.
Endang mengatakan produk baru ini akan menggunakan underlying dari pendapatan tiket Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta outer ring road/JORR) Cilincing-Cikunir milik PT Jasa Marga Tbk. (JSMR).
"Setelah sebelumya kami telah merilis KIK-Dinfra, sekarang akan diluncurkan KIK-EBA Syariah untuk target pasar yang lebih luas. Konsep produknya kami yang kelola, kemudian originator-nya atau underlying-nya adalah tol JORR yang di miliki Jasa Marga," papar Endang.
Endang menambahkan untuk produk ini perseroan akan melakukan sekuritisasi dari pendapatan tiket pada saat tol itu sudah beroperasi. Nantinya, produk ini akan terdiri dari empat tenor, yakni selama 3 tahun imbal hasil 8,25 persen, tenor 10 tahun tingkat imbal hasil 9 persen, kemudian tenor 7 tahun imbal hasil 8,75 persen dan 5 tahun imbal hasil 8,5 persen.
"Produk investasi alternatif ini diperkirakan akan menyerap pasar yang cukup besar karena produk semacam ini tidak terlalu sensitif dengan kondisi pasar keuangan yang volatil, jadi kami bisa launching kapan saja, bisa dibilang ini produk all weather fund," jelas dia.
Endang menambahkan produk ini adalah produk EBA syariah pertama yang diterbitkan di Indonesia, mengingat aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berisi tentang regulasi peraturan mengenai EBA Syariah baru terbit pada akhir tahun lalu.
"Potensi pasar untuk produk ini dinilai juga bisa lebih besar ketimbang dengan produk konvensional yang diterbitkan sebelumnya," kata dia.
Berdasarkan data Bareksa, Mandiri Investasi membukukan AUM reksadana Rp44,28 triliun pada akhir 2019. Nilai ini meningkat dibandingkan akhir 2018 yang tercatat Rp40,21 triliun.
AUM Mandiri Manajemen Investasi Desember 2019
Sumber : Bareksa
Dari total dana kelolaan tersebut, reksadana pasar uang Mandiri Investa Pasar Uang membukukan AUM tertinggi, yakni Rp8,98 triliun. Reksadana yang diluncurkan pada 2004 ini mampu memberikan tingkat imbal hasil hingga 31,23 persen dalam 3 tahun.
Return Mandiri Investa Pasar Uang
Sumber : Bareksa
Namun tidak hanya Mandiri Investa Pasar Uang yang mengkontribusi kinerja Mandiri Manajemen Investasi. Bareksa mencatat, Mandiri Manajemen Investasi memiliki 214 produk reksadana.
Produk itu terdiri dari empat reksadana campuran, satu DIRE, satu reksadana indeks dan ETF, 13 reksadana pasar uang, 17 reksadana pendapatan tetap, enam reksadana penyertaan terbatas, 13 reksadana saham dan sisanya adalah reksadana terproteksi.
Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.