AUM Reksadana Saham Anjlok Terdalam, Pasar Uang Tumbuh Tertinggi di 2019

Bareksa • 08 Jan 2020

an image
Ilustrasi menabung investasi reksadana saham obligasi surat berharga sukuk yang digambarkan dengan seseorang memasukkan uang koin ke dalam toples di samping tumpukan koin menyerupai grafik tangga pertumbuhan

Namun indeks reksadana pendapatan tetap yang menjadi juara tumbuh 8,73 persen pada tahun 2019

Bareksa.com -  Tahun 2019 sudah berlalu, yang terbukti menjadi periode yang cukup berat untuk pasar modal Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang menjadi acuan pasar modal Indonesia, hanya bisa naik tipis sepanjang tahun lalu, tepatnya menguat 1,7 persen.

Kondisi tersebut turut memberikan tekanan kepada industri reksadana terutama yang berbasiskan saham. Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham tercatat anjlok 12,68 persen sepanjang tahun lalu, menjadikannya kinerja reksadana yang terburuk dibandingkan dengan yang lainnya.


Sumber: Bareksa

Namun di sisi lain, indeks reksadana pendapatan tetap justru menjadi juara pada tahun 2019 dengan capaian kinerja yang berhasil tumbuh 8,73 persen sepanjang tahun lalu. Adapun di urutan kedua indeks reksdana pasar uang (4,74 persen), dan di urutan ketiga indeks reksadana campuran (2,22 persen).

Selain dari kinerjanya yang paling buruk sepanjang tahun lalu, reksadana saham juga menjadi jenis reksadana yang mencatatkan penurunan dana kelolaan (asset under management/AUM) terbesar sepanjang tahun 2019.

NAB Reksadana per Jenis Akhir Desember 2018 - Desember 2019

Sumber: OJK, diolah Bareksa

Berdasarkan jenis portofolionya, reksadana saham menjadi jenis reksadana yang mencatatkan penurunan AUM terbesar sepanjang tahun 2019 dengan penurunan mencapai 15,78 persen.

Sementara itu, reksadana pasar uang menjadi jenis reksadana yang mencatatkan kenaikan terbesar yakni 51,81 persen, disusul oleh reksadana pendapatan tetap 13,34 persen, dan reksadana campuran 8,45 persen.

Catatan itu seolah menggambarkan bahwa sepanjang tahun 2019 yang banyak diwarnai risiko ketidakpastian sehingga membuat kinerja IHSG sangat terbatas, turut membuat investor menghindari jenis reksadana yang menempatkan portofolionya di pasar saham yakni reksadana saham dan reksadana campuran.

Namun di sisi lain, investor beralih ke jenis reksadana yang memiliki risiko lebih rendah yakni reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang, sehingga membuat kedua jenis reksadana tersebut mencatatkan pertumbuhan yang paling tinggi.

Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Selain itu, reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.