Berita / / Artikel

Milenial! Ini Saran Dirut Danareksa IM Agar Investasi Reksadana jadi Gaya Hidup

• 14 Dec 2019

an image
Direktur Utama PT Danareksa Investment Management, Marsangap P. Tamba. (Bareksa/AM)

Jangan mudah tergiur mendapatkan iming-iming cepat kaya dalam waktu cepat

Bareksa.com - Merencanakan keuangan untuk masa depan kini sudah mulai jadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat. Marsangap P. Tamba, Direktur Utama PT Danareksa Investment Management menyarankan sebaiknya merencanakan keuangan dilakukan sedini mungkin.

Alasannya, Marsangap P. Tamba yang biasa disapa Sangap mengatakan banyak kebutuhan di masa depan memerlukan dukungan pembiayaan seperti kebutuhan biaya menikah, kebutuhan biaya sekolah, dan kebutuhan membiayai kehidupan setelah masa pensiun.

"Sudah banyak riset yang menyebutkan semua keuangan itu harus direncanakan," kata Sangap ketika berbincang dengan Bareksa di kantor pusat Danareksa Investment Management, di Jakarta (12/12/2019). 

Ia berpendapat, untuk menunjang pembiayaan semua itu tidak bisa hanya sekadar bekerja terus dapat gaji. Atau jika jadi pengusahapun dapat income kemudian menggunakannya sesuai kebutuhan saat ini. Untuk itulah perlu ada perencanaan keuangan.

Sederhananya, pendapatan yang diperoleh tiap bulan selain untuk digunakan untuk kebutuhan rutin, juga sebagiannya perlu ditabung serta diinvestasikan. Nah, Sangap mengatakan reksadana bisa digunakan sebagai salah satu bentuk investasi yang dipilih untuk merencanakan keuangan masa depan.

Kenapa di reksadana? "Di reksadana itu ada konsep diversifikasi dan reksadana juga menyediakan berbagai jenis risiko, berbagai jenis return profile dan berbagai jenis jangka waktu investasi," ucap Sangap.

Makanya, ia menyampaikan calon nasabah investor ataupun yang sudah menjadi nasabah investor reksadana, bisa memilih jenis reksadana sesuai dengan karakteristik dirinya. Karakteristik nasabah investor dimaksud, apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker.

"Bisa dibilang sudah menjadi gaya hidup ya kalau merencanakan keuangan," kata Sangap. Lebih lanjut ia menyampaikan, bagi calon nasabah investor maupun nasabah investor, perlu berhati-hati dalam memilih manajer investasi atau MI.  

Selain perlu melihat track record dan kredibilitas MI, sebaiknya calon nasabah investor tidak mudah tergiur short time return alias iming-iming mendapatkan imbal hasil (return) besar padahal investasinya dalam waktu singkat.

Untuk itu, Sangap mengatakan calon nasabah investor bisa melihat profil termasuk kapan berdirinya MI, dana kelolaannya, dan kemungkinan ada tidaknya benefit lainnya seperti Danareksa merupakan penerbit reksadana pertama.

Sumber: Shutterstock

Sadar Investasi
Dibandingkan beberapa tahun lalu, kesadaran pentingnya berinvestasi saat ini jauh lebih baik. "Industri reksadana cukup prospektif dan masih banyak harapan memperoleh nasabah-nasabah (investor) baru karena bahkan sekarang ini siswa SMA dan mahasiswa juga sudah mulai berinvestasi," kata Sangap.

Hal itu, kata dia, tak lain juga karena adanya dampak positif perkembangan teknologi yang mendorong lahirnya perusahaan fintech. Inovasi dalam akses penjualan reksadana yang lebih gampang dan meluas memungkinkan pertumbuhan jumlah nasabah reksadana.

"Inovasi dan variasi produk reksadana juga menambah nasabah bahkan untuk nasabah baru kan bisa berinvestasi mulai dari Rp10.000 di money market dan pada produk saham pun mulai dari Rp100.000," kata Sangap.

Kembali yang perlu diingat, jangan mudah mendapatkan iming-iming cepat kaya dalam waktu cepat. "Hati-hati jika ada yang menawarkan bisa cepat kaya. Setiap akselerasi di return pasti diikuti akselerasi di risiko," kata Sangap menutup pembicaraan dengan Bareksa.

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Tags: