Reksadana Hari Ini : IHSG Melemah, Return Reksadana Pasar Uang Ini Tetap Melesat

Bareksa • 26 Nov 2019

an image
Ilustrasi investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara yang digambarkan dengan uang koin receh di dalam beberapa toples wadah kaca dengan tanaman pohon hijau bertumbuh

Sucorinvest Money Market Fund dan Reksa Dana Mega Dana Kas mencetak return 6,6 persen dan 6,58 persen YtD 2019

Bareksa.com - Berikut reksadana yang diperdagangkan di marketplace Bareksa dengan return tertinggi, beserta kinerja indeks benchmark periode sebulan terakhir :

Reksadana Saham

IHSG : -2,9  persen
Indeks Reksadana Saham : -8,08 persen
Simas Danamas Saham : -1,74 persen

Indeks Reksadana Saham Syariah : -12 persen
Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS : 1,65 persen

Reksadana Campuran

Indeks Reksadana Campuran : -3,12 persen
Schroder Dana Kombinasi : 0,49 persen

Indeks Reksadana Campuran Syariah : -3,77 persen
Cipta Syariah Balance : -0,38 persen

Reksadana Pendapatan Tetap

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap: 0,6 persen
Schroder Income Fund : 1,95 persen

Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah : 0,46 persen
Manulife Syariah Sukuk Indonesia : 1,09 persen

Reksadana Pasar Uang

Benchmark:
- Bunga deposito sebelum pajak dengan dana kurang dari Rp100 juta dan tenor satu bulan :
> BCA : 0,395 persen per bulan
> Bank Mandiri : 0,354 persen per bulan
> BNI : 0,354 persen per bulan
> BRI : 0,354 persen per bulan

Indeks Reksadana Pasar Uang : 0,35 persen
Capital Money Market Fund : 0,65 persen

Indeks Reksadana Pasar Uang Syariah : 0,17 persen
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia : 0,54 persen

Ringkasan Informasi Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 25 November 2019 turun 0,48 persen ke level 6.070,76. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih Rp324 miliar. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 26/11/2019 pukul 06.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat pada level 7,2 persen, pada 25 November 2019.

Di tengah fluktuasi IHSG,  reksadana pasar uang dapat dijadikan pilihan untuk berinvestasi. Di marketplace reksadana Bareksa, terdapat dua reksadana pasar uang yang mampu mencetak return 6,6 persen dan 6,58 persen sejak awal tahun sampai dengan 25 November 2019 (year to date). Dua reksadana itu adalah Sucorinvest Money Market Fund dan Reksa Dana Mega Dana Kas.

Reksadana Sucorinvest Money Market Fund mencetak return 6,6 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Oktober 2019, portofolio investasi reksadana ini adalah deposito BPD Jateng, BPD Sumut dan Bank Mandiri Taspen, obligasi PT Summarecon Agung Tbk, obligasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, dan obligasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Sedangkan Reksa Dana Mega Dana Kas mencetak return 6,58 persen secara year to date. Berdasarkan fund fact sheet periode Oktober 2019, reksadana ini menempatkan 100 persen portofolionya pada instrumen investasi pasar uang seperti deposito dan obligasi berjangka waktu kurang dari 1 tahun. Sayangnya, reksadana ini tidak memberi informasi detail aset dalam fund fact sheet.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

(AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.