Ini Daftar Reksadana Saham yang Berhasil Catat Untung Dua Digit YtD 2019

Bareksa • 02 Sep 2019

an image
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (20/8/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,02 persen pada penutupan perdagangan ke level 6.295. ANTARA FOTO/Reno Esnir/pd.

Indeks Harga Saham Gabungan baru mencatatkan kenaikan 2,16 persen year to date per 30 Agustus 2019

Bareksa.com - Tak terasa pasar saham Indonesia telah memasuki bulan kesembilan perdagangan pada tahun ini. Delapan bulan berlalu, bursa saham domestik telah mengalami berbagai macam pasang surut hingga saat ini baru mencatatkan kenaikan 2,16 persen year to date (YtD) per 30 Agustus 2019.

Keterbatasan kinerja Indeks Harga Saham Gabugan (IHSG) sejak awal tahun hingga akhir Agustus 2019, turut memberikan sentimen negatif terhadap kinerja reksadana saham secara umum yang justru mencatatkan kinerja negatif.

Perbandingan NAV Indeks Reksadana Saham dan Indeks Reksadana Saham Syariah (30 Desember 2018 - 30 Agustus 2019)


Sumber: Bareksa

Berdasarkan indeks Bareksa, reksadana saham mengalami penurunan 2,86 persen YtD, sementara itu reksadana saham syariah anjlok hingga 10,2 persen YtD.

Kinerja 4 Reksadana Saham YtD 2019 (per 30 Agustus 2019)


Sumber: Bareksa

Namun di tengah kondisi reksadana saham secara umum yang mengalami tekanan, masih terdapat beberapa produk reksadana saham yang dijual Bareksa mampu mencetak kinerja yang sangat memuaskan, bahkan 4 produk ini berhasil mencatatkan pertumbuhan double digit! Berikut ulasannya :

1. Sucorinvest Sharia Equity Fund

Reksadana saham yang menjadi juara sejak awal tahun hingga akhir Agustus 2019 ditempati oleh Sucorinvest Sharia Equity Fund dengan return 15,99 persen YtD.

Produk yang dikelola oleh PT Sucorinvest Asset Management ini, hingga Juli 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp188,16 miliar.

Kinerja NAB Sucorinvest Sharia Equity Fund (31 Desember 2018 - 30 Agustus 2019)


Sumber: Bareksa

Sucorinvest Sharia Equity Fund bertujuan untuk mengoptimalkan tingkat keuntungan dalam jangka panjang pada saham berbasis syariah dengan melakukan investasi minimum 25 persen dari net asset value (NAV) diinvestasikan pada saham-saham berkapitalisasi kecil – menengah yang memiliki pertumbuhan bisnis yang baik.

Sucorinvest Sharia Equity Fund dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Produk yang diluncurkan sejak 8 November 2013 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

2. Sucorinvest Maxi Fund

Reksadana saham dengan kinerja terbaik nomor dua sepanjang delapan bulan ini ditempati oleh Sucorinvest Maxi Fund dengan return 15,24 persen YtD. Produk yang dikelola oleh PT Sucorinvest Asset Management ini, hingga Juli 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp169,31 miliar.

Kinerja NAB Sucorinvest Maxi Fund (31 Desember 2018 - 30 Agustus 2019)


Sumber: Bareksa

Sucorinvest Maxi Fund bertujuan untuk memberikan apresiasi modal dan tingkat keuntungan yang optimal dalam jangka panjang dengan mengkapitalisasi pasar modal indonesia.

Sucorinvest Maxi Fund dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Produk yang diluncurkan sejak 1 Oktober 2014 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

3. TRIM Syariah Saham

Reksadana saham dengan kinerja terbaik nomor tiga sepanjang delapan bulan ini ditempati oleh TRIM Syariah Saham dengan return 13,75 persen YtD. Produk yang dikelola oleh PT Trimegah Asset Management ini, hingga Juli 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp77,43 miliar.

Kinerja NAB TRIM Syariah Saham (31 Desember 2018 - 30 Agustus 2019)


Sumber: Bareksa

TRIM Syariah Saham bertujuan untuk mempertahankan investasi awal dan memperoleh pertumbuhan nilai investasi yang optimal dalam jangka panjang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal melalui investasi dalam efek syariah yang tercantum dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK dan/atau pihak lain yang diakui oleh BAPEPAM dan LK.

TRIM Syariah Saham dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Produk yang diluncurkan sejak 27 Desember 2006 ini bekerja sama dengan bank kustodian Deutsche Bank AG.

4. Avrist Equity - Cross Sectoral

Reksadana saham dengan kinerja terbaik nomor empat sepanjang delapan bulan ini ditempati oleh Avrist Equity - Cross Sectoral dengan return 12,98 persen YtD. Produk yang dikelola oleh PT Avrist Asset Management ini, hingga Juli 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp3,62 miliar.

Kinerja Avrist Equity - Cross Sectoral (31 Desember 2018 - 30 Agustus 2019)


Sumber: Bareksa

Avrist Equity - Cross Sectoral bertujuan untuk memberikan pertumbuhan jangka panjang dengan risiko yang sepadan melalui investasi pada saham dengan valuasi yang menarik dan memiliki potensi pertumbuhan yang kuat.

Avrist Equity - Cross Sectoral dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp500.000. Produk yang diluncurkan sejak 15 Mei 2013 ini bekerja sama dengan bank kustodian Standard Chartered Bank.

Perlu diingat, reksadana saham memiliki risiko yang tinggi dengan potensi keuntungan yang tinggi juga dan cocok untuk investasi jangka panjang. Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.