Punya Dana Nganggur Rp5 Miliar, Begini Hasilnya Jika Diinvestasikan di Reksadana

Bareksa • 29 Aug 2019

an image
Ilustrasi uang rupiah kertas pecahan lembar Rp100.000 dan kalkulator

LPS menyebut ada sekitar 98.947 rekening di bank yang memiliki simpanan bernilai lebih dari Rp5 miliar per rekening

Bareksa.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, ada sekitar 98.947 rekening di bank yang memiliki simpanan bernilai lebih dari Rp5 miliar per rekening. Dari jumlah itu, total nilai simpanan tersebut mencapai Rp2.768,62 triliun.

Data tersebut tertuang dalam Distribusi Simpanan Bank Umum periode Juli 2019 yang dirilis LPS, Senin, 26 Agustus 2019. Data tersebut menerangkan, total simpanan di bank umum per Juli 2019 mencapai Rp5.901,14 triliun atau naik 7,95 persen secara year on year dari Rp5.466,63 triliun per Juli 2018.

Nilai simpanan tersebut berasal dari 291,31 juta rekening atau naik 11,16 persen dari posisi Juli 2018 sebanyak 262,06 juta rekening.

Dengan catatan itu, maka rekening bernilai lebih dari Rp5 miliar berkontribusi hampir separuh atau 46,92 persen dari total simpanan di bank umum. Padahal, jumlah rekeningnya berporsi 0,03 persen saja.

Simulasi Investasi Reksadana

Jika kita merupakan salah satu pemilik tabungan atau dana menganggur Rp5 miliar tersebut, kira-kira apa yang akan kita lakukan? Membeli properti, membuka usaha, menikmati hidup dengan pensiun dini atau berinvestasi?

Salah satu instrumen investasi yang bisa dipertimbangkan adalah reksadana. Selain keuntungannya optimal, juga aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu berinvestasi di reksadana jauh lebih menguntungkan dibandingkan menabung biasa di bank.

Imbal hasil investasi di reksadana sangat berpeluang mengalahkan angka inflasi. 

Sumber : Bareksa.com

Misalkan lima tahun lalu kita telah memiliki dana Rp5 miliar dan 100 persen kita tempatkan di reksadana saham Sucorinvest Equity Fund, reksadana kelolaan PT Sucorinvest Asset Management.

Perlu diingat, reksadana saham cocok untuk investor dengan profil risiko agresif atau investor yang berani mengambil risiko, serta sangat disarankan untuk jangka panjang di atas 5 tahun.


Sumber : Bareksa

Dari hasil simulasi, dana kita yang semula senilai Rp5 miliar telah tumbuh menjadi Rp9,53 miliar dalam waktu 5 tahun. Artinya dana kita telah bertumbuh 90,74 persen atau rata-rata 18,14 persen per tahun.

Pertumbuhan imbal hasil itu sudah mampu melampaui rata-rata inflasi nasional 3-5 persen, atau inflasi biaya pendidikan dan properti yang sekitar 10-15 persen per tahun.

Simulasi ini mengandaikan kita sudah berinvestasi sejak 5 tahun lalu atau sejak tahun 2014, sehingga hari ini nilai investasi kita sudah tumbuh berlipat.

Namun sebagai upaya diversifikasi investasi, kita bisa membaginya ke dalam beberapa jenis produk reksadana. Misalnya untuk kebutuhan jangka pendek kita bisa menempatkan di reksadana pasar uang, kebutuhan jangka menengah di reksadana pendapatan tetap, dan jangka menengah hingga panjang di reksadana campuran dan saham.

Pembagian porsi investasi ini kembali lagi tergantung dengan profil risiko dan tujuan investasi masing-masing investor. Misalkan jika usia investor masih muda dan suka tantangan, maka porsi investasi di reksadana saham bisa diperbesar dengan kontribusi di atas 60 persen, sisanya baru diinvestasikan di reksadana pendapatan tetap dan pasar uang.

Adapun jika kita sudah cukup umur dan kurang menyukai fluktuasi, maka porsi reksadana pasar uang dan pendapatan tetap bisa diperbesar atau dengan kontribusi di atas 60 persen. Sisanya baru ditempatkan di reksadana saham atau campuran.

Simulasinya seperti berikut ini :

Misalkan dana Rp5 miliar tersebut, sebanyak 20 persennya dinvestasikan di reksadana pasar uang, 20 persen reksadana pendapatan tetap, serta 60 persen reksadana saham atau reksadana campuran.


Sumber : Bareksa

Dana 20 persen dari Rp5 miliar atau senilai Rp1 miliar tadi kita tempatkan di reksadana pasar uang dalam setahun. Berdasarkan hasil simulasi, investasi kita yang ditanamkan di reksadana pasar uang Sucorinvest Money Market Fund telah bertumbuh jadi Rp1,07 miliar. Artinya dana kita bertumbuh Rp70 juta atau untung 7,06 persen dalam jangka 1 tahun.

Simulasi ini mengandaikan kita sudah menabung setahun lalu. Dana ini karena memang bertujuan untuk kebutuhan jangka pendek, maka dalam jangka 1 tahun atau kurang bisa dicairkan untuk memenuhui kebutuhan kita.


Sumber : Bareksa

Seperti direncanakan sebelumnya, sebanyak 20 persen dari total dana Rp5 miliar atau senilai Rp1 miliar bisa ditempatkan di reksadana pendapatan tetap untuk jangka waktu 2-3 tahun.

Dari hasil simulasi, dalam jangka 2 tahun dana kita yang diinvestasikan di reksadana pendapatan tetap Syailendra Pendapatan Tetap Premium telah bertumbuh jadi Rp1,18 miliar atau mencatat imbal hasil Rp180,8 juta atau 18,09 persen.


Sumber : Bareksa

Terakhir adalah hasil simulasi dana kita di reksadana saham yang direncanakan sebanyak 60 persen dari total Rp5 miliar atau senilai Rp3 miliar, telah bertumbuh menjadi Rp5,72 miliar dalam jangka waktu 5 tahun.

Artinya dana kita telah mampu memberikan imbal hasil Rp2,72 miliar atau tumbuh 90,74 persen. Rata-rata pertumbuhan imbal hasil per tahun 18,14 persen. Simulasi ini mengandaikan kita telah berinvestasi sejak 5 tahun lalu.

Dengan menggunakan simulasi tersebut, jika kita punya dana menganggur Rp5 miilar akan bisa tumbuh optimal dengan diinvestasikan di reksadana. Tertarik untuk mencoba?

Mengapa Reksadana Bisa Untung?

Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.