Reksadana Pendapatan Tetap Berkinerja Terbaik Pekan Lalu, Ini Lima Juaranya

Bareksa • 08 Jul 2019

an image
Ilustrasi seorang investor fund manager sedang memegang kertas laporan fund fact sheet kinerja portofolio investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara sukuk surat utang pemerintah korporasi

Indeks reksadana pendapatan tetap melaju 0,72 persen sepanjang pekan lalu, jadi yang terbaik dibanding reksadana lainnya

Bareksa.com - Di tengah kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya mampu menguat terbatas 0,23 persen di awal semester kedua tahun ini, kinerja reksadana pendapatan tetap justru masih mencatatkan hasil yang menarik sepanjang pekan lalu.

Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana pendapatan tetap melaju 0,72 persen sepanjang pekan lalu, sekaligus menjadikannya yang terbaik dibandingkan dengan ketiga jenis reksadana yang lainnya.


Sumber: Bareksa

Di urutan kedua ditempati indeks reksadana campuran (0,27 persen), lalu di urutan ketiga ditempati indeks reksadana pasar uang (0,13 persen), dan di urutan terakhir ditempati indeks reksadana saham (0 persen).

Secara lebih rinci, berikut ulasan lima produk reksadana pendapatan tetap yang dijual Bareksa yang mampu mencatatkan imbal hasil (return) tertinggi sepanjang pekan lalu.

1. Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II

Reksadana pendapatan tetap yang mencatatkan kinerja terbaik pertama sepanjang pekan lalu ditempati oleh Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II dengan kenaikan 1,45 persen.


Sumber: Bareksa

Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II bertujuan untuk memberikan tingkat pendapatan nilai investasi yang relatif stabil melalui investasi pada efek bersifat utang serta menurunkan tingkat risiko melalui pemilihan penerbit surat berharga secara sangat selektif.

Produk yang dikelola oleh PT Mandiri Manajemen Investasi ini, hingga April 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp1,26 triliun.

Mandiri Investa Dana Obligasi Seri II dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp50.000. Reksadana pendapatan tetap yang diluncurkan sejak 8 Desember 2004 ini bekerja sama dengan bank kustodian Deutsche Bank AG.

2. Cipta Bond

Reksadana pendapatan tetap yang mencatatkan kinerja terbaik kedua sepanjang pekan lalu ditempati oleh Cipta Bond dengan kenaikan 1,42 persen.


Sumber: Bareksa

Cipta Bond bertujuan untuk memberikan alternatif investasi dengan tingkat pengembalian yang kompetitif kepada investor dengan melakukan investasi pada efek bersifat utang dalam mata uang rupiah.

Produk yang dikelola oleh PT Ciptadana Asset Management ini, hingga Juni 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp54,79 miliar.

Cipta Bond dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana pendapatan tetap yang diluncurkan sejak 18 Juni 2014 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank CIMB Niaga Tbk.

3. Sucorinvest Bond Fund

Reksadana pendapatan tetap yang mencatatkan kinerja terbaik ketiga sepanjang pekan lalu ditempati oleh Sucorinvest Bond Funddengan kenaikan 1,39 persen.


Sumber: Bareksa

Reksa Dana Sucorinvest Bond Fund bertujuan untuk memberikan suatu tingkat pengembalian yang menarik dengan memelihara stabilitas modal dengan berinvestasi pada instrumen berpendapatan tetap.

Produk yang dikelola oleh PT Sucorinvest Asset Management ini, hingga Juni 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp101,05 miliar.

Sucorinvest Bond Fund dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana pendapatan tetap yang diluncurkan sejak 7 Desember 2016 ini bekerja sama dengan bank kustodian PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

4. TRAM Strategic Plus

Reksadana pendapatan tetap yang mencatatkan kinerja terbaik keempat sepanjang pekan lalu ditempati oleh TRAM Strategic Plusdengan kenaikan 1,38 persen.


Sumber: Bareksa

TRAM Strategic Plus bertujuan untuk memberikan tingkat pengembalian yang optimal melalui strategi investasi yang mampu memanfaatkan sektor-sektor unggulan melalui investasi pada efek bersifat utang dan efek bersifat ekuitas di pasar modal dan/atau instrumen pasar uang dalam negeri.

Produk yang dikelola oleh PT Trimegah Asset Management ini, hingga Juni 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp153,87 miliar.

TRAM Strategic Plus dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana pendapatan tetap yang diluncurkan sejak 5 Oktober 2011 ini bekerja sama dengan bank kustodian The Hongkong And Shanghai Banking Corporation.

5. Schroder Dana Mantap Plus II

Reksadana pendapatan tetap yang mencatatkan kinerja terbaik kelima sepanjang pekan lalu ditempati oleh Schroder Dana Mantap Plus IIdengan kenaikan 1,38 persen.


Sumber: Bareksa

Schroder Dana Mantap Plus II bertujuan untuk memberikan suatu tingkat pengembalian yang menarik dengan penekanan pada stabilitas modal.

Produk yang dikelola oleh PT Schroder Investment Management Indonesia ini, hingga Juni 2019 memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai Rp1,49 triliun.

Schroder Dana Mantap Plus II dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal Rp100.000. Reksadana pendapatan tetap yang diluncurkan sejak 29 Januari 2007 ini bekerja sama dengan bank kustodian Deutsche Bank AG.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.