AUM Reksadana Terproteksi Terus Naik, Bagaimana Peluangnya?

Bareksa • 28 Jun 2019

an image
Ilustrasi investor karyawan sedang menggunakan laptop dan handphone smartphone gadget untuk transaksi investasi online reksadana saham surat utang negara

AUM reksadana terproteksi per Mei 2019 mencapai Rp133,15 triliun, meningkat Rp782,71 miliar dibandingkan akhir April

Bareksa.com - Di tengah kondisi membaiknya pasar obligasi Indonesia, reksadana terproteksi masih menjadi salah satu yang memiliki daya tarik menarik bagi para investor. Hal ini turut didukung oleh peningkatan nilai dana kelolaan reksadana tersebut.

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan (asset under management/AUM) reksadana terproteksi per Mei 2019 mencapai Rp133,15 triliun, meningkat Rp782,71 miliar dibandingkan akhir April 2019 yang sebesar Rp132,37 triliun.

Padahal jika melihat data yang ada, dalam tiga bulan terakhir atau sejak bulan Februari hingga April dana kelolaan reksadana terproteksi terlihat selalu turun.

Menurut analisis Bareksa, beberapa produk reksadana terproteksi yang telah jatuh tempo serta digantikannya dengan produk-produk baru menjadi salah satu faktor yang menopang kenaikan AUM pada reksadana terproteksi.

Di sisi lain, tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih ditahan di level 6 persen juga mampu menopang pertumbuhan dana kelolaan reksadana terproteksi. Sebab, dengan adanya ekspektasi penurunan suku bunga acuan dalam waktu dekat, para investor menjadi terdorong untuk membeli reksadana tersebut.

Kemudian gejolak pasar saham dan obligasi yang terjadi sepanjang bulan Mei justru menjadi angin segar bagi reksadana terproteksi. Pasalnya, investor cenderung memilih reksadana ini mengingat modal awal yang disetor akan tetap terlindungi hingga waktu jatuh tempo sekalipun terjadi koreksi di pasar keuangan.

Sekadar informasi, reksadana terproteksi merupakan jenis reksadana yang memiliki mekanisme proteksi 100 persen pada pokok investasi awal hingga tanggal jatuh tempo periode investasi, sepanjang investor tersebut melakukan investasinya sampai dengan jatuh tempo periode investasinya.

Tak ayal, dana kelolaan reksadana terproteksi masih bisa tumbuh positif di tengah ketidakpastian yang melanda pasar. Selain itu, semakin banyak investor ritel pemula yang mencoba untuk berinvestasi pada reksadana terproteksi juga mendorong hal tersebut.

Namun, indikasi kupon reksadana terproteksi berpeluang turun mengikuti tren penurunan yield Surat Utang Negara (SUN) yang kembali terjadi di bulan Juni. Asal tahu saja, mengutip Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), yield SUN tenor 10 tahun berada di level 7,45 persen pada perdagangan Senin (24/06/2019).

Akan tetapi hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah selama imbal hasil yang didapat investor masih lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito.

Daya tarik reksadana terproteksi pun tidak akan lantas memudar,dikarenakan penurunan yield SUN justru berpotensi akan memicu peningkatan penerbitan obligasi korporasi. Hal ini didukung juga oleh ekspektasi penurunan suku bunga acuan yang akan membuat biaya utang (cost of fund) penerbit obligasi ikut berkurang.

Kondisi tersebut cukup menguntungkan mengingat mayoritas reksadana terproteksi yang ada mengandalkan obligasi korporasi sebagai aset dasar dalam portofolionya. Bahkan, bukan hal yang mustahil jika jumlah produk reksadana terproteksi yang beredar justru akan meningkat berkat sentimen tersebut.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.