
Bareksa.com - Reksadana kini bukan lagi produk investasi yang terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat dunia, terutama mereka yang tinggal di perkotaan. Demikian pula di Indonesia.
Saat ini, produk reksadana sudah mulai menjadi pilihan utama mulai dari pemilik modal besar sampai kelas recehan.
Namun, siapa sangka jika keberadaan reksadana sudah menempuh perjalanan sangat panjang. Reksadana mulai mencuri perhatian yang luas dari masyarakat pada era 80-an dan 90-an setelah mencatatkan keuntungan luar biasa.
Mengutip tulisan James E. McWhinney dalam investopedia.com, para ahli sejarah punya cerita berbeda-beda mengenai asal muasal reksadana.
Sebagian meyakini reksadana pertama kali diterbitkan dalam bentuk reksadana tertutup (closed-end investment company) di Belanda pada tahun 1822 oleh Raja William I. Melalui produk ini masyarakat membeli saham perusahaan investasi yang diperdagangkan di bursa dengan jumlah uang tertentu.
Namun, ada pula ahi sejarah lain yang menyebutkan reksadana kali pertama dirilis oleh seorang pedagang bernama Adriaan van Ketwich pada tahun 1774. Reksadana ini bernama Eendragt Maakt Magt yang berarti "persatuan menciptakan kekuatan".
Langkah Ketwitch inilah yang mengilhami Raja William untuk menerbitkan produk reksadana 48 tahun kemudian.
Sejak saat itu, reksadana lain mulai bermunculan, seperti di Swiss tahun 1849 dan instrumen sejenis yang muncul di Skotlandia pada tahun 1880. Pada masa-masa tersebut reksadana bersifat closed-end.
Artinya, penerbit reksadana tidak berkewajiban membeli kembali reksadana yang telah dijualnya. Pembeli reksadana hanya dapat menjual produk yang dimilikinya kepada investor lain.
Evolusi Reksadana di Indonesia
Sementara di Indonesia, reksadana kali pertama muncul saat pemerintah mendirikan PT Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT Danareksa menerbitkan reksadana bernama sertifikat Danareksa.
Pada tahun 1995, pemerintah menerbitkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan mengenai reksadana melalui Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
Keberadaan aturan tersebut menjadi momentum kelahiran reksadana di Indonesia yang diawali penerbitan reksadana tertutup oleh PT BDNI Reksadana.
Kini, reksadana di Indonesia sudah menjadi produk yang menampung dana masyarakat ratusan triliun rupiah. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) reksadana di Indonesia terus menunjukkan perkembangan signifikan, hingga Februari 2019, jumlah produk reksadana di Indonesia telah mencapai kurang lebih 1.936 produk dengan total dana kelolaan (asset under management/AUM) mencapai Rp520,91 triliun.
Sudah kurang lebih 42 tahun sejak diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, ini merupakan gambaran produk investasi reksadana yang semakin tumbuh di Tanah Air.
Tentu saja, pencapaian ini sangat menggembirakan. Fakta tersebut juga mencerminkan bahwa minat masyarakat menempatkan dananya di produk reksadana semakin besar. Apalagi, pilihan produk saat ini sudah sangat banyak dan beragam.
Tak hanya itu, manajer investasi (MI) yang mengelola dana masyarakat pun sangat beragam. Masyarakat yang masih awam investasi sekarang tak perlu khawatir menempatkan dananya di reksadana.
Belum lagi kemudahan dalam bertransaksi. Saat ini sudah banyak manajer investasi serta agen penjual yang menyiapkan berbagai platform digital dengan segala kemudahan yang diberikan. Jadi, tunggu apalagi, yuk berinvestasi di reksadana.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Untuk mempelajari lebih lanjut soal menabung di reksadana, baca ini : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.