Top 5 Reksadana Campuran Terbaik, Untung Hingga 68 Persen dalam 3 Tahun

Bareksa • 09 Nov 2018

an image
Ilustrasi investor pria terkejut gembira melihat hasil keuntungan reksadana saham obligasi

Pasar saham dan obligasi mulai membaik seiring dengan penguatan nilai tukar rupiah yang juga mendorong reksadana

Bareksa.com - Nilai tukar rupiah mulai menguat terhadap dolar Amerika Serikat sehingga mendorong sentimen positif terhadap pasar saham dan obligasi Indonesia. Reksadana campuran, yang memiliki saham dan obligasi dalam aset portofolionya juga berpotensi diuntungkan dengan keadaan ini.

Pada perdagangan Rabu 7 November 2018 nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp14.565 per dolar AS, menguat tajam 1,61 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya di level Rp14.803 per dolar AS. Harga obligasi pemerintah pun ikut terkerek, terlihat dari yield (imbal hasil) obligasi tenor 10 tahun yang menjadi benchmark ke level 8,3 persen.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat untuk delapan hari perdagangan berturut-turut dan kembali mendekati level psikologis 6.000 pada penutupan kemarin, 8 November 2018. Hingga 7 November 2018, investor asing terpantau terus masuk ke pasar Indonesia dengan nilai net buy Rp5,06 triliun di pasar saham dan Rp6,84 triliun di pasar obligasi sejak akhir Oktober.

Sentimen positif bagi pasar keuangan Indonesia datang dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, investor sudah berpersepsi bahwa cadangan devisa akan membaik pada Oktober 2018.

Artinya, tekanan terhadap rupiah sepertinya mulai berkurang sehingga Bank Indonesia (BI) tidak perlu lagi menggunakan cadangan devisa secara agresif untuk meredam pelemehan mata uang Garuda. Rupiah yang mulai stabil memberi kepercayaan diri bagi investor untuk mengoleksi mata uang ini.

Benar saja, di saat pasar sudah ditutup, BI mengumumkan cadangan devisa sampai akhir Oktober US$115,16 miliar atau naik US$353 juta dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$114,85 miliar. Ini adalah pertama kalinya cadangan devisa membukukan kenaikan sepanjang tahun ini.

Sementara dari luar negeri, sentimen utama yang mewarnai pasar adalah Pemilihan Umum Paruh Waktu (sela) di Negeri Paman Sam. Partai Republik, pendukung Presiden Donald Trump, mempertahankan dominasinya di Senat. Namun Partai Demokrat kini punya suara mayoritas di House of Representative, setelah 2 tahun ini praktis tidak punya kekuatan.

Sementara itu, kondisi pasar Indonesia saat ini diprediksi masih akan tetap positif hingga akhir tahun sehingga investor asing tidak akan banyak keluar dari pasar Indonesia.

Di pasar saham, sinyal pergerakan positif IHSG terdorong hasil kinerja laporan keuangan saham-saham blue chip pada kuartal III 2018 yang cukup baik. Tim analis Sucor Asset Management juga optimis terhadap kondisi akhir tahun ini.

Adapun untuk tahun 2019, Handy Yunianto, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, memproyeksikan asing tidak akan banyak keluar lagi dari pasar obligasi. "Faktor yang mempengaruhi pertama adalah stabilitas nilai tukar rupiah," ujarnya dalam paparannya baru-baru ini.

Selain itu, yield obligasi pada tahun depan diperkirakan juga masih bisa positif yakni di kisaran 9 persen, meskipun ada kenaikan suku bunga.

Daftar Reksadana Terbaik

Berkaitan dengan kondisi pasar saham dan obligasi Indonesia, reksadana juga tentunya berpotensi mendapatkan dorongan. Salah satunya untuk reksadana jenis campuran, yang memiliki saham dan obligasi dalam aset portofolionya.

Di Marketplace Bareksa, terdapat lima reksadana campuran terbaik yang telah membukukan keuntungan hingga 68,51 persen dalam tiga tahun terakhir ini. Mereka adalah Sucorivest Flexi Fund, Archipelago Balance Fund, HPAM Flexi Plus, Simas Satu Prima dan TRIM Kombinasi 2.

Untuk lebih jelasnya, lihat grafik berikut ini

Reksadana campuran bisa menjadi pilihan untuk investasi jangka menengah hingga panjang (minimal 3 sampai 5 tahun). Reksadana jenis ini memiliki fleksibilitas dalam memilih portofolionya sehingga bisa menyesuaikan dengan keadaan pasar.

Perlu dicatat, reksadana ini memiliki risiko fluktuasi sehingga cocok untuk investor dengan profil risiko moderat hingga tinggi. Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.